Kritik Sumber METODE PENELITIAN

42 keroncong yang berada di desa Brojonalan Borobudur. Dokumentasi telah dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut: a. Pada saat grup musik keroncong Puri Rama tampil b. Pada saat berlangsungnya wawancara yang dilakukakan di kecamatan Borobudur c. Pada saat acara Gemilang Keroncong Menggema berlangsung

H. Kritik Sumber

Setelah sumber sejarah dalam berbagai kategorinya terkumpul, tahap berikutnya adalah verifikasi atau kritik untuk memperoleh keabsahan sumber Abdurahman, 2007: 68. Sumber primer yang dapat dipercaya yaitu sumber lisan yang berasl dari hasil wawancara dengan informan-informan yang manyaksikan peristiwa perkembangan musik keroncong di desa Brojonalan Borobudur. Dalam penelitian ini kritik sumber primer sumber lisan secara internal dilakukan pada hasil wawancara terhadap para informan, mencari kesamaan informasi yang diperoleh antara informan yang satu dengan yang lainnya. Hasil wawancara tersebut kemudian dapat dinyatakan valid dan kredibel untuk dipakai dalam proses historigrafi penulisan sejarah. Dalam penelitian ini kritik sumber dilakukan pada sumber lisan terhadap hal-hal yang dicari pada latar belakang dikarenakan peninggalan-peninggalan fisik yang dapat memgunggkap sejarah musik keroncong dan mengungkap perkembangan musik keroncong yang berada di desa Brojonalan Borobudur. 43 Kritik internal sumber sekunder dilakukan pada data dokumentasi berupa buku-buku yang berfungi sebagai tinjauan pustaka. Kritik sumber tersebut dilakukan dengan memeriksa keakuratan dan kesalahan dalam pernyataan terdapat dalam sumber. Peneliti mencocokan kesesuaian antar sumber sehingga dapat terungkap kebenaran dalam sumber tersebut. Setelah melalui langkah-langkah pengumpulan sumber atau sering disebut heuristik yang telah di paparkan dalam penelitian maka langkah selanjutnya dalam metode penelitian sejarah ini adalah dengan melakukan kritik pada sumber yang telah didapatkan. Dalam penelitian ini peninggalan fisik yang dapat mengungkap kepastian lahirnya musik keroncong tidak dapat ditemukan, oleh karena itu kritik sumber dilakukan pada sumber lisan kepada pada informan terhadap hal-hal yang dipertanyakan pada latar belakang masalah penelitian ini.

I. Interpretasi Sumber

Interpretasi sejarah sering disebut juga dengan analisis sejarah. dalam hal ini, ada dua metode yang digunakan, yaitu analisis dan sintesis. Analisis berarti menguraikan, sedangkan sintesis berarti menyatukan. Analisis sejarah itu sendiri bertujuan melakukan sintesis atas sejumlah fakta yang diperoleh dari sumber-sumber sejarah dan bersama-sama dengan teori-teori disusunlah fakta itu dalam suatu intepretasi yang menyeluruh Berkhofer, dikutip dalam Abdurahman 2007: 73. Dalam kegiatan interpretasi penulis berusaha menganalisis sumber- sumber yang ada kemudian menyusun sumber-sumber tersebut dalam bentuk tulisan skripsi. Tahap interpretasi dibagi dalam dua langkah yaitu analisis dan 44 sintetis. Analisis merupakan kegiatan untuk menguraikan sedangkan sisntetis berarti menyampaikan. Asal mula musik keroncong tidak terlepas dari cerita sumber yang menjelaskan tentang sejarah awal mula masuknya musik keroncong. Contohnya seperti musik yang awalnya di bawa oleh tentara Portugis pada tahun 1500 yang kemudian tmbuh dan berkembang di masyarakat pribumi. Sejarah perkembangan musik keroncongpada era reformasi, permainan alat musiknya musik keroncong masih dimainkan dengan cara permainannya. Awalnya musik keroncong haya dimainkan oleh para tawanan Portugis di sela- sela waktu istirahat setelah mereka bekerja dan bertan., Sedangkan setelah reformasi musik keroncong berfungsi sebgai hiburan dan pengisi di berbagai acara seperti sykuran, perkawinan dan acara-acara penting yang lain. Pementasanya pun hanya dari desa ke desa. Namun pada saat itu musik keroncong masih sangat populer di kalangan masyarakat dan menjadi hiburan yang sangat ditunggu-tunggu. Pada era 80-an musik keroncong semakin berkembang dan tumbuh dengan pesat. Pemerintah pada saat itu juga ikut serta dalam usaha mengembangkan musik keroncong salah satunya dengan mengadakan berbagai lomba dan membuat suatu aturan untuk mengadakan kelompok musik keroncong di setiap Kelurahan. Usaha pemerintah tersebut menjadikan generasi muda pada tahun 80-an tertarik dan mencoba untuk memainkan musik keroncong. Musik keroncong yang pada mulanya dimainkan dengan pola irama yang sederhana kemudian diaransir dengan pola irama yang berbeda tanpa meninggalakan ciri khas atau pakemnya musik keroncong itu sendiri. Dengan mengaransir lagu-lagu 45 keroncong yang dulunya terkesan lemah lembut setelah diaransir terkesan lebih berwana dan lebih energik. Banyak perkembangan yang terjadi pada musik keroncong setelah era reformasi yaitu dari segi fungsi musik keroncong tidak hanya hiburan pada saat syukuran antar desa saja namun menjadi hiburanuntuk mengisi di berbagai acara, misalnya mengisi acara konser musik keroncong di sebuah televisi yang bisa ditonton oleh seluruh penonton di Indonesia, dan menghibur tamu undangan di acara pernikahan. Di Kabupaten Magelang yang merupakan salah satu wilayah yang terdapat banyak musisi keroncong dan menjadi salah satu alasan mengapa musik keroncong masih berkembang hingga saat ini. Pengaruh para seniman keroncong yang memberikan inovasi-inovasi baru pada permainan musik keroncong menjadikan daya tarik para generasi muda untuk mempelajari musik jeroncong lebih dalam lagi. Salah satu seniman keroncong yang sangat berpengaruh pada perkembangan musik keroncong di Kabupaten Magelang yaitu Bapak Rochani Adisutrisno, beliau telah menciptakan kurang lebih 200 lagu langgam keroncong. Wilayah Borobudur merupakan wilayah dimana sentral wisata Kabupaten Magelang. Di sana terdapat beberapa hotel dan tempat-tempat penggung terbuka yang disediakan untuk siapa saja yang akan menampilkn kretifitasnya salah satunya hotel Pondok Tingal yang berada di desa Brojonalan. Disana diadakan berbaga acara di setiap malam seperti pertunjukan tari-tarian tradisional, pertunjukan wayang kulit dan salah satunya pertinjukan musik keroncong. Setiap hari Senin dan Rabu malam selalu kumpul komunitas pecita 46 musik keroncong yang dinamakan Gemilang keroncong Menggema dan juga diadakan pertunjukan musik keroncong, tidak hanya itu saja pada acara tersebut juga diadakan diskusi tentang musik keroncong. Anggota dari acara tersebut tidak hanya para pemain dan seniman keroncong saja namun penikmat dan pecinta keroncong, bahkan oarang yang tidak bisa main alat musik pun boleh ikut serta dalam acara tersebut. Acara tersebut diselenggarakan dengan tujuan menjaga kelsetarian musik keroncong dana mengembangkan musik keroncong, karena pada saat ini musik keroncong pada saat ini dirasa mulai berkurang popularitasnya dan kurang perkembangannya mulai menurun seiring dengan munculnya musik- musik dengan aliran baru yang lebih modern.

J. Hitoriografi