36
4. Trisno Wibowo, beliau adalah salah satu anggota dari komunitas Kogma. serta
vokalis dari OK. Puri Rama. 5.
Anang Sanjtaka, beliau adalah pemain flute dari OK. Puri Rama, serta arangger lagu-lagu yang dibawakan oleh OK. Puri Rama.
6. Rudi Supranansis, beliau merupakan seniman keroncong serta anggota dari
OK. Puri Rama. Wawancara dilaksanakan di rumah para narasumber serta di tempat
kegiatan Gemilang Keroncong Menggema berlangsung yaitu di pendopo hotel Pondok Tinggal yang berada di wilayah Borobudur. Pengambilan data penelitian
berupa wawancara ini dilaksanakan mulai tanggal 7 Maret 2015 hingga 5 Mei 2015. Pokok-pokok pertanyaan yang di tanyakan antara lain :
1. Bagaimanakah perkembangan musik keroncong di desa Brojonalan pada saat ini?
2. Seperti apakah perkembangan musik keroncong dilihat dari segi aransemen?
F. Instrumen Penelitian
instrumen penelitian kualittif adalah “
human instrument
” atau manusia sebagai informan maupun yang mencari data dan instrumen utama penelitian
kualitatif adalah peneliti itu sendiri sebagai ujung tombak pengumpil data Djam’an, 2014: 90. Dalam penelitian ini fokus penelitian pada perkembangan
musik keroncong di wilayah Borobudur, dimana diwilayah tersebut kesenian
37
musik keroncong masih berkembang. Langkah selanjutnya yaitu pengumpulan data atau sumber yang dilakukan pada waktu grup musik keroncong Puri Rama
tampil dan dirumah para narasumber. Setelah sumber terkumpul peneliti melakukan analisis data dari setiap sumber yang telah didapatkan. Langkah
terakhir adalah peneliti membuat kesimpulan dan pelaporan atas hasil penelitian yang didapatkan.
G. Teknik Pengumpulan Sumber
Dalam penelitian ini sumber primer yang berbentuk dokumern tidak ditemukan, oleh karena itu menggunakan sumber primer lisan berupa wawancara
dan sumber primer non lisan yang dilakukan dengan observasi dan dokumentasi. 1. Observasi
Observasi dilakukan dengan mengamati musik keroncong di Borobudur Magelang secara langsung untuk mendapatkan data yang penting tentang
perkembangan musik keroncong sesuai dengan topik penelitian. Observasi juga dilakukan untuk memperoleh dokumen menganai musik keroncong, untuk itu
digunakan alat foto dan dan tape recorder. Menurut Hadi 1994: 136 pengertian observasi adalah proses pengambilan data melalui pengamatan dan pencatatan
dengan Sistema fenomena- fenomena yang diselidiki. Peneliti telah melakukan observasi pada tanggal 19 November di Hotel
Pondok Tingal Borobudur. Peneliti telah terjun langsung dalam objek penelitin dan secara langsung telah memperhatikan, mengamati objek penelitian untuk
mendapatkan data yang terpercaya.
38
2. Wawancara
Wawancara merupakan teknik atau cara pengumpulan data dengan Tanya jawab lansung terdiri dari dua orang atau lebih berhadapan secara fisik, tetapi
dalam kedudukan yang berbeda, yaitu antara peneliti sebagai pewawancara dengan subjek penelitian yang telah ditentukan yaitu narasumber, yang meliputi
praktisi dan pemerhati musik keroncong. Menurut Moleong 2009: 186 wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan dilakukan
oleh dua pihak yaitu pewawancara interviewer yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara interviewer yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Pokok
permasalahan yang ditanyakan meliputi motivasi anggota untuk ikut dalam kelompok dan sejarah terbentuknya Puri Rama, usaha yang dilakukan dalam
rangka melestarikan musik keroncong dan perkembangan musik tersebut. Wawancara dalam penelitian ini dilandasi kerja sama yang baik antara
peneliti dan subjek penelitian, agar proses pelaksanaanya dapat berlangsung lancar dan dapat memberikan keterbukaan antara peneliti dan informan. Informan
dalam wawancara ini diambil dari anggota musik keroncong Puri Rama dan pemerhati keroncong setempat.
Penelitian ini menggunakan pedoman wawancara, untuk membuat kerangka dan susunan mengenai pokok-pokok yang akan ditanyakan dalam proses
wawancara, agar pokok-pokok yang akan direncanakan dapat tercakup seluruhnya. Pelaksanaan wawancara, urutan pertanyaan disesuaikan dengan
keadaan responden dalam pelaksanaan wawancara sesungguhnya.
39
Wawancara ini disusun untuk mengetahui perkembangan musik keroncong yang ada di wilayah Borobudur dari beberapa segi. Wawancara
dilakukan kepada anggota Puri Rama dan pemerhati keroncong di Borobudur Magelang dimulai pada tanggal 7 Maret. Adapun aspek-aspek yang terkait dengan
rumusan masalah penelitian. Adapun aspek tersebut sebagai berikut :
Tabel
2. Pedoman wawancara Aspek yang diamati
Inti pertanyaan 1.
1. Sejarah 2.
2.Perkembangan a. Latar belakang sejarah terbentuknya
music keroncong a. Perkembangan musik keroncong di
desa Brojonalan Borobudur b. Perkembangan musik keroncong
dari segi aransemen.
Adapun pokok-pokok pertanyaan yang dinyatakan dalam penelitian ini sesuai dengan aspek tersebut adalah:
a. Seperti apakah perkembangan musik keroncong yang ada di desa Brojonalan
Boroudur? b. Seperti apakah perkembangan musik keroncong dilihat dari segi aransemen
musik? Dalam penelitian ini wawancara dimulai pada bulan Maret sampai April,
disaat melakukan wawancara dilakukan pengumpulan dokumentasi-dokumntasi tertulis berupa buku-buku sebagai sumber sekunder yang membantu proses
intrepretasi.
40
Pada tanggal 7 Maret diadakan wawancara dengan Bapak Adi Panuwun, beliau merupakan seniman dan pemimpin orkes keroncong Puri Rama yang masih
aktif hingga sekarang. Peneliti sudah menyiapkan instrumen wawancara berupa daftar pertanyaan untuk wawancara dan hasil wawancara tersebut mengenai
perkembangan musik keroncong di desa BrojonalanBorobudur dan perkembangan dari segi aransemen.
Pada tanggal 14 Maret diadakan wawancara dengan Bapak Rudi Supranansis, beliau merupakan seniman dan pemerhati keroncong. Setelah
wawancara didapatkan hasil yaitu funsi keberadaan kesenian musik keroncong bagi masyarakat di desa Brojonalan Borobudur.
Pada tanggal 25 Maret diadakan wawancara dengan Bapak Trisno Wibowo. Dari wawancara tersebut didapatkan usaha yang dapat dilakukan untuk
mengembangkan musiik keroncong di desa Brojonalan Borobudur. Pada tanggal yang sama yaitu 25 Maret dialnjutkan wawancara dengan
Bapak Rochyan, beliau merupakan seniman dan pecinta musik keroncong. Hasil yang didapat dari wawancara tersebut adalah uasaha yang dapat dilakukan untuk
mempertahankan musik keroncong di desa Brojonalan Borobudur supaya lenih dikenal oleh masyarakat khususnya generasi muda.
Pada tanggal, 26 Maret diadakan wawancara dengan Bapak fajar, beliau merupakan ketua dari komunitas Kogma atau Komunitas Keroncong Magelang.
Hasil dari wawancara tersebut adalah usaha yang dilakukan pemerintah dan komunitas keroncong untuk mengembangkan musik keroncong di Kabupaten
Magelang.
41
Pada tanggal yang sama, 26 Maret diadakan wawancara dengan Bapak anang, beliau merupakan arramger dan pencipta lagu-lagu keroncog dari grup
keroncong Puri Rama. Hasil wawancara tersebut ialah aranncongsir-aransir yang dilakukan dalam usaha mengembangkan dan meberikan inovasi baru pada musik
keroncong. 3.
Dokumentasi Metode dokumentasi adalah penyelidikan yang ditunjukan pada
penguraian dan penjelasan penyimpanan apa yang telah lalu melaui dokumentasi Winarno, 1982: 93. Dokumentasi adalah simpanan kumpulan bukti-bukti
keterangan di bidang ilmu pengetahuan, seperti gambar, kutipan, guntingan koran, naskah, surat-surat dan referensi lainya. Dengan demikian metode dokumentasi
adalah cara pengumpulan data yang diperoleh dari dokumen yang berupa surat- surat naskah, dan bahan referensi lainya sebagai bukti kebenaran data.
Untuk mengumpulkan data pada penelitian ini, penulis menggunakan beberapa tahapan yaitu pengumpulan data melaui observasi, wawancara atau
interview
, yang mempunyai peran yang sangat penting sebagai bahan dalam penyusunan data penelitian. Namun data tersebut akan lebih kuat lagi dan
sempurna serta valid apabila disertai foto, gambar, dan buku-buku kajian pustaka dalam mendukung penelitian ini. Oleh karena itu, data pelengkap dengan teknik
dokumentasi ini juga diperlukan dalam penelitian ini. Dalam
penelitian ini
metode dokumentasi
dilakukan dengan
memngumpulkan berbagai data berntuk tulisan dari berbagai buku sejarah tentang perkembangan musik keroncong di indonesia dan foto dan vidio mengenai musik
42
keroncong yang berada di desa Brojonalan Borobudur. Dokumentasi telah dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut:
a. Pada saat grup musik keroncong Puri Rama tampil b. Pada saat berlangsungnya wawancara yang dilakukakan di kecamatan
Borobudur c. Pada saat acara Gemilang Keroncong Menggema berlangsung
H. Kritik Sumber