57
menambah keakraban dan kekompakan antar grup keroncong dan agar salaing memahami tiap karakter permainan setiap grup. Hal tersebut dinyatakan oleh
Bapak Rudi pada 14 maret 2015: “Grup
-grup keroncong juga bisa saling berkolaborasi missal grup keroncong A dengan pemain cak keroncong B, atau grup keroncong B
dengan vokalis keroncong A, hal tersebut dilakukan untuk menjalin kakraban antar grup dan juga untuk belajar medalami tiap-tiap karakter
gaya permainan tap masing-masing grup.
Dari hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa antar grup keroncong bisa salaling berkolaborasi, hal tersbut dilakukan untuk menjalin keakraban antar
anggota dan untuk belajar mendalami karakter atau gaya permainan pada tiap-tiap grup keroncong. Berikut ini dalah dokumnetasi saat grup musik Puri Rama tampil
dan berkolaborasi dengan vokal dari grup lain.
Gambar 22. Penampilan Puri rama saat berkolaborasi dengan vokalis dari grup keroncong yang lain
Dokumentasi: Ashila 2010
C. Perkembangan Musik Keroncong Periode 2015
Pada periode 2012 perkembangan musik keroncong di desa Brojanalan mulai menurun ditandai dengan berkurangnya intensitas pertunjukan musik
keroncong di wilayah tersebut. Karena pada tahun tersebut pertunjukan musik
58
keroncong hanya diadakan di pendopo hotel Pondok Tingal saja selain itu musik keroncong hanya diadakan apabila ada udangan ataupun acra-acara seperti
nikahan dan tujuh belasan, acara seperti festival dan lomba jarang sekali diadakan lagi hal tersebut dikarenakan kuranggnya dana dari pemerintah untuk pembiayyan
lomba dan festival. Hal tersebut disampaikan oleh Bapak Fajar pada tanggal 14 Oktober 2015:
“
Pada tahun 2012 perkembangan musik keroncong mengalami penurunan, karena di tahun tersebut jarang sekali diadakan lomba
ataupun festival, hal tersebut terjadi karena terkendala pada hal pendanaan yang kurang dari pemerintah, para oknum pemerintah yang
kurang berwawasan tentang musik keroncong sehingga mereka tak tertarik untuk lebih mengenal musik keroncong.
”
Dalam hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan pada tahun 2012 musik keroncong mengalami penurunan perkembanggannya dikarenan terkendala pada
hal kurangnya pendanaan dari pemerintah dalam hal pengadakan lomba dan festival keroncong, dikarenakan para SDM pemerintahan yang kurang
mempunyai wawasan tentang musik keroncong. Selain itu faktor yang mempengaruhi menurunnya perkembangan
keroncong pada tahun tersebut yaitu para anggota yang datang untuk berdiskusi semakin hari dari minggu keminggu semakin berkurang, faktor-faktor yang
memyebabkan berkuranggnya anggota yang datang untuk mengikuti acara tersebut ialah cuaca, karena jika hujan turun anggota komunitas akan malas untuk
berangkat. Jarak tempt acara yang jauh mengakibatkan para anggota yang berada di luar wilayah Borobudur malas untuk berangkat. Waktu, dimualinya acara yang
kadang tidak tepat waktu dan larut malam mengakibatkan para anggota seudah
59
mengantuk dan malas untuk ikut serta oada acara tersebut. Faktor usia juga berpengaruh, karena kebanyakan yang ikut dalam komunitas Gemilang
Keroncong Mengggema berusia diatas 40th mengakibatkan sudah tidak seaktif dulu dalam mengikuti acara tersebut. Hal tersebut dinytakan oleh Bapak. Wibowo
pada tanggal 25 Maret 2015: “
semakin kesisni acara komunitas ya semakin sepi, para nggota ya gaseaktif dulu mbak, lah nek mbien isih do enom enom yo isih do semngat
melu do teko yo amboko adoh yo do sregep, nah saiki do sibuk dwe-dwe, po meneh nek udan ya sik teko iso diitung, tempat acara le adoh y dadi
njuk do males mangkat po meneh kadang acarane molor mulai nganti jam 10 yo sik do tuo-tuo lak wis rakuat mba, tapi y ana wae amboko wis sepuh
tetep sregep kui nandake saking senenge karo musik keroncong.”
Dalam wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa dari tahun ke tahun acara komunitas Gemilang keroncong Menggema semakin sepi pengunjung,
dikarenakan oleh faktor-faktor yang mengakibatkan para anggota komunitas enggan untuk datang dalam acara tersebut.
Selain diadakan acara komunitas Gemilang Keroncong Menggema juga diselenggarakan acara Kogma yaitu kepanjangan dari Komunitas Keroncong
Magelang. Kogma dibentuk pada tanggal 13 Maret 2014 bertepatan dengan hari jadi Kota Mungkid, latar belakang diadakanya Kogma yaitu untuk menarik minat
masyarakat umum agar tertarik untuk mengenal lebih jauh musik keroncong. Jika acara Gemilang Keroncong Menggema pesertanya kebanyakan berasal dari ruang
lingkup wilayah Borobudur dan sekitarnya, berbeda dengan Kogma, anggota dari acara Kogma berasal dari para pecinta musik keroncong yang berada di
Kabupaten Magelang.
60
Isi dari diselenggarakn acara Kogma itu sendiri hampir sama dengan isi dari acara Gemilang Keroncong Menggema perbedaanya hanya pada ruang
lingkup wilayahnya saja yang lebih luas dibanding Gemilang Keroncong Menggema, sehingga dari diselenggarakanya Kogma para pecinta musik
keroncong semakin lebih banyak saling mengenal berbagai grup-grup musik keroncong yang ada di Kabupaten Magelang, dengan itu diharapkan para pecinta
musik keroncong lebih mempunyi wawasanyang lebih luas lagi tentang musik keroncong. Hal tersebut disampaikan oleh Bapak Fajar pada 4 Mei 2015 selaku
Ketua dari Kogma : “
Acara Kogma dibentuk dengan tujuan agar kita para penikmat musik keroncong dapat mengenal berbagai grup yang ada di Kabupaten
Magelang, dari situ diharapkan kita bisa saling bertukar wawasan dan bisa belajar bersama tentang musik keroncong, karena saya rasa karena
kebanyakan pemain musik keroncong yang berasal dari kalangan menengah kebawah dan SDM yang kurang memahami musik secara
akademik yang mangakibatkan musik keroncong kurang begitu berkembang, dari acara ini diharapkan lebih banyak lagi yang mau
belajar musik keroncong, sehingga musik keroncong lebih berkembang lagi dengan inovasi-inovasi baru
”
.
Dari wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa salah satu usaha yang dilakukan untuk mengembangkan musik keroncong khususnya di Kabupaten
Magelang yaitu dengan mengadakan komunitas yang diberi nama Kogma, Kogma diadakan dengan tujuan mengungumpulkan semua pecinta musik keroncong tak
hanya dari wilayah Borobudur saja namun dari berbagai pecinta musik keroncong se-Kabupaten Magelang, dengan begitu diharapkan bisa lebih memperluas
wawasan lagi di bidang musik keroncong sehingga munculah ide-ide dan inovasi baru yang dilakukan untuk mengembangkan musik keroncong.
61
Salah satu acara yang diselenggarakan Kogma yaitu acara Tribute to Rohani yang diadakan di pendopo rumah dinas Bupati Magelang pada tanggal 13
Maret 2014 bertepatan dengan hari jadi kota Mungkid. Acara tersebut diselenggarakan untuk mengenang meninggalnya salah satu tokoh yang sangat
bepengaruh pada perkembangan musik keroncong di Kabupaten Magelang yaitu Bapak Rochani Adisutrisno. Sebagai komponis lagu-lagu keroncong beliau telah
manghasilkan kurang lebih 200 karya lagu langgam, diantaranya sebuah langgam jawa yang berjudul “Ewuhoyo ing pamnudi” yang diciptakan pada tahun 1975.
Pada acara Tribute to Rohani juga datang beberapa tokoh yang berpengaruh pada perkembangan musik keroncong Indonesia, yaitu seperti Bapak
Singgih Sanjaya dan Mas Koko Tole, selain itu diacara tersebut juga diadakan festival musik keroncong yang diikuti oleh grup-grup musik keroncong se-
Kabupaten Magelang, salah satunya diikuti oleh grup keroncong Rewo-rewo grup yang bersal dari Magelang kota, grup ini merupakan grup musik keroncong yang
memadukan antra musik rok dan musik keroncong, dengan kolaborasi antara aliran music rok dan keroncong ini diharapkan menjadikan nilai tambah dan daya
tarik khususnya pada generasi muda, karena kebanyakan orang beranggapan bahwa musik keroncong sebagai musik yang membosankan dan musik yang kuno.
Berikut ini adalah penampilan salah satu grup keroncong yang berasal dari kota Magelang pada saat acara Tribute to Rohani.
62
Gambar 23. Penampilan grup keroncong Rewo-rewo pada saat tampil diacara tribute to Rohani
Dokumentasi : Ashila 2014
Tidak hanya grup musik keromcong Rewo-Rewo saja yang tampil di acara Tribute to Rohani, Puri Rama juga tampil dengan menginovasi musik
keroncong dengan sentuhan mini orchestra dengan menambahkan format
quartet
pada permainan alat musik gesek dan juga menambahkan permainant
doble
flute, dengan seperti itu diharapkan musik keroncong yang dibawakan akan lebih
harmonis. Berikut ini adalah dokumentasi pada saat penampilan grup Puri Rama pada acara Tribute to Rohani.
Gambar 24. Penampilan Puri rama di acara Tribute to Rohani Dokumentasi : Ashila 2014
63
Selain mengadakan acara tahunan seperti Tribute to Rohani, Kogma dan Gemilang Keroncong Menggema Berkejasama dengan pemerintah Magelang dan
Borobudur untuk megisi acara di taman parkir di tempat wisata Candi Borobudur. Pertunjukan keroncong ini diadakan setiap libur Idul Fitri dan Tahun baru, dimana
disetiap liburan panjang tersebut banyak wisatawan lokal maupun luar negri yang datang berkunjung ke Candi Borobudur. Dengan diadakannya pertujukan tersebut
diharapkan musik keroncong akan lebih dikenal oeh masyarakat luas baik dalam ataupun luar negri. Hal tersebut disampaikan oleh Bapak Fajar selaku ketua
Kogma 4 Mei 2015 : “
Di saat liburan panjang yang datang ke candi borobudur tidak hanya wisatawan-wisatawan dari Magelang saja tapi banyak dari luar kota,
luar Jawa bahkan luar Negri, dengan diadakan acara ini diharapkan
bisa mengenalkan musik keroncong kepada masyarakat luas. Pada acara ini para penonton juga bisa ikut serta dalam acara ini seperti
menyumbangkan lagu atau ikut bernyanyi”.
Dari wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa salah satu usaha yang dilakukan oleh pemerintah Magelang untuk melestarikan dan mengenalkan musik
keroncong ke masyarakat luas yaitu dengan mengadakan pertunjukan musik keroncong di taman parkir Candi Borobudur di saat musim libur lebaran tiba,
dengan begitu diharapkan para wisataswan domestik maupun luar negri dapat mengenal dan menikmati musik keroncong. Berikut ini adalah penampilan grup
musik Puri Rama saat mengisi acara di taman parkir Candi Borobudur yang berkolaborasi dengan salah satu wisatawan yang menyumbangkan suaranya.
64
Gambar 25. Penampilan Puri Rama dengan salah satu wisatawan Candi Borobudur.
Dokumentasi: Ashila 2015
Pertunjukan keroncong yang diadakan di taman parkir Candi Borobudur berlangsung sampai satu minggu, dimana sampai libur lebaran atau libur akhir
tahun selesai. Dalam pertunjukan tersebut tidak hanya di isi oleh satu grup keroncong saja, namun dari beberapa grup musik keroncong yang bersal dari
Kabupaten magelang. Hal tersebut disampaikan oleh Bapak Adhi pada 7 Maret 2015:
“
Pertunjukan ini disisi oleh beberapa grup-grup keroncong yang ada di Kabupaten magelang, atau juga bisa campuran dengan beberapa grup
misalnya Puri Rama yang dari Borobudur dengan Putra Kasih yang dari kota Muntilan dan lagu-lagu yang dimainkan tidak hanya lagu-lagu
keroncong asli tapi bisa lagu-lagu pop atau dangdut yang
dikeroncongkan”. Dari wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa grup keroncong yang tampil di
dalam pertunjukan yang diadakan di taman parkir Candi Borobudur tak hanya grup-grup keroncong yang ada di wilayah Borobudur saja namun juga di isi
dengan penampilan-penampilan gru-grup yang ada di Kabupaten Magelang dan antar grup-grup keroncong ini bisa saling berkolaborasi. Berikut ini adalah
65
penampilan Puri Rama yang Berkolaborasi dengan grup Putra Kasih yang berasal dari daerah Muntilan pada saat mengisi acara di taman parkir candi Borobudur
yang bertujuan menghibur para wisatawan candi Borobudur.
Gambar 26. Penampilan Puri Rama saat menghibur wisatawan di area taman parkir Candi Borobudur
Dokumentasi : Ashila 2015
Gambar 27. Penampilan grup Puri Rama berkolaborasi dengan grup Putra Kasih dan ketua Kogma
Dokumentasi: Ashila 2015
66
D. Perkembangan Aransemen Musik Keroncong Periode 2005