38
1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan dari penelitian ini pada hakekatnya adalah untuk mengetahui serta mendeskripsikan gerakan homoseksual di Kota Medan.
Secara praktis, penelitian ini diharapkan bermanfaat kepada kalangan masyarakat khususnya kelompok homoseksual untuk melihat perjuangan gerakan homoseksual sehingga
mendapatkan pemahaman serta pengetahuan baru terkait diri mereka sendiri. penelitian ini juga diharapkan menjadi bahan pertimbangan dan acuan kepada pemerintah dalam merespon
gerakan homoseksual yang dilakukan masyarakat khususnya kelompok homoseksual. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberi masukan kepada gerakan homoseksual secara
umum Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk meningkatkan
perhatian dikalangan mahasiswa, akademisi dan ilmuan dibidang sosial, budaya dan humaniora terkait topik gerakan sosial dan kemanusiaan sehingga mampu memperkaya teori-
teori serta memunculkan model-model pemikiran baru serta dapat menambah wawasan keilmuan dibidang seksualitas khususnya bidang antropologi gerakan sosial dan antropologi
gender seskualitas.
1.5. Metode Penelitian
Penelitian ini akan menggunakan metode etnografi. Etnografi digunakan untuk meneliti perilaku-perilaku manusia terkait dengan perkembangan teknologi komunikasi
dalam setting sosial dan budaya tertentu. Marzali 2005 mengungkapkan bahwa etnografi merupakan ciri khas antropologi, maka dari itu etnografi merupakan penelitian lapangan
milik antropologi. Spradley 1997;3 mengungkapkan bahwa entografi merupakan pekerjaan mendeskripsikan suatu kebudayaan yang bertujuan untuk memahami suatu pandangan hidup
dari sudut pandang penduduk asli. Dengan menggunakan metode etnografi yang dipilih oleh
Universitas Sumatera Utara
39
penulis ini diharapkan hasilnya dapat digunakan sebagai salah satu alternatif pemecahan masalah-masalah sosial-budaya di masyarakat khususnya terkait masalah yang berkenaan
dengan homoseksual. Karena ilmu harus memiliki kegunaan praktis dalam menyelesaikan masalah-masalah kemanusiaan, begitu juga dengan penelitian etnografi, seorang peneliti yang
berhasil adalah juga seorang problem solver Spardley, 2007. Meskipun penelitian ini menggunakan metode etnografi yang tujuannya untuk
mengungkapkan sudut pandang suatu masyarakat terhadap budayanya sendiri, penulis juga tetap menggunakan landasan teori-teori khususnya teori antropologi terkait topik penelitian
untuk memperkuat metode etnografi yang digunakan penulis. Saifuddin 2005;33 mengatakan sering sekali mahasiswa antropologi berkata bahwa untuk apa perlunya teori
dalam memahami budaya suatu masyarakat yang tidak selalu sama. Tetapi, Saifuddin melanjutkan pernyataannya bahwa teori dan etnografi merupakan satu kesatuan seperti dua
sisi mata uang logam yang tidak bisa dipisahkan sehingga teori tanpa etnografi atau sebaliknya menjadi kurang bermakna, karena pemahaman mengenai perbedaan kebudayaan
sekurang-kurangnya merupakan salah satu tujuan terpenting dari kajian antropologi. Ketika membaca permasalahan penelitian ini yaitu Bagaimana strategi gerakan
homoseksual dikota Medan, mungkin akan terbersik dalam benak pembaca bahwa penelitian ini hanya sekedar memaparkan bagaimana strategi yang dilakukan oleh homoseksual dikota
medan untuk berjuang. Misalnya : aksi, kampanye, pelatihan dan advokasi. Tetapi dengan menggunakan metode etnografi penulis tidak hanya menulis hal-hal yang dapat dihanya dapat
diamati saja seperti contoh diatas. Tetapi penulis juga akan menggali secara holisitik
63
segala hal yang saling berkaitan dengan topik penelitian. Penulis akan menggali subjektivitas
informan terkait gerakan homoseksual lebih dalam dan akan dikaitkan dengan unsur-unsur lain. Misalnya, mengapa informan mau berpartisipasi dalam gerakan? Hal ini akan sangat
63
Mendalam
Universitas Sumatera Utara
40
berkaitan dengan kondisi psikologis, life historis siinforman, atau pertanyaan lain misalnya bagaimana pandangan informan terhadap gerakan homoseksual di Kota medan misalnya? Hal
ini akan sangat berkaitan dengan pola pikir dan subjektivitas informan itu sendiri. Saifuddin 2005;35 memang menyarankan hal diatas dalam penelitian
antropologi terlebih dengan metode etnografi. Karena menurutnya hal itulah yang membedakan pendekatan antropologi dengan ilmu-ilmu sosial lain, khusunya sosialogis.
Selanjutnya Saifuddin juga mengatakan ada dua 2 aspek yang perlu diperhatikan dalam penelitian etnografi, yaitu :
2. Mengamati suatu masyarakat secara keselurahan, untuk melihat bagaiamana setiap
unsure dari masyarakat tersebut bersesuaian bersama dengan, atau bermakna dalam konteks, unsure-unsur lain;
3. Mengkaji suatu masyarakat dalam hubunganya dengan yang lain, untuk menemukan
persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaan. Untuk memenuhi kedua aspek yang dikatakan diatas, maka penulis menggunakan
teknik pengumpulan data dengan Observasi Partisipatif
64
, dengan cara ikut serta dalam beberapa kegiatan formal ataupun nor-formal organisasi homoseksual di Kota Medan mulai
dari perencanaan kegiatan, pelaksanaan hingga evaluasi, Rapat organisasi, diskusi dan segala aktivitas gerakan yang ada didalam organisasi. Selain itu, penulis juga akan melakukan
observasi partisipasi terhadap individu-individu yang terlibat didalam gerakan atau
organisasi baik ketika sedang didalam organisasi ataupun diluar organisasi misalanya: kegiatan lain dirumah, atau ketika sedang melakukan aktivitas seperti nongkrong bersama
teman-teman, sikap-sikap terhadap pasangan dan kelompok homoseksual yang bukan anggota organisasi dan lain-lain,. Hal ini perlu menurut penulis diperhatikan untuk
melakukan perbandingan sifat atau karakter bahkan sudut pandangannya apakah sama ketika
64
Pengamatan yang dilakukan melibatkan peneliti secara langsung dalam kegiatan dilapangan.
Universitas Sumatera Utara
41
didalam organisasi dengan diluar organisasi. Ditengah-tengah keterlibatan tersebut penulis juga akan melakukan wawancara mendalam atau depth Interview dilakukan dengan alat bantu
seperti pedoman wawancara sesuai dengan topik penelitian, tujuannya untuk mendapatkan informasi, perpsepsi, opini dari permasalahan penelitian.
Observasi partisipasi yang dilakukan oleh penulis tidak akan mungkin bisa berjalan mulus ketika para informan tidak dapat menerima penulis ditengah-tengah
komunitas mereka. Maka, untuk menghindari penolakan itu, penulis terlebih dahulu harus membangun hubungan baik rapport serta menyampaikan tujuan penelitian kepada informan
secara jujur Spardley, 2007;54. Penulis akan mengatakan kepada informan bahwa tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui bagaimana gerakan homoseksual di Kota Medan
dari sudut pandang informan sebagai seorang yang berpartisipasi dalam gerakan atau organisasi. Keterlibatan penulis sejak beberapa tahun belakangan ini dalam kegiatan yang
terkait dengan topik penelitian, misalnya, pernah mengikuti pelatihan, seminar atau diskusi terkait isu-isu keberagaman, jender dan seksualitas menjadi modal penting dalam
terbentuknya rapport dengan informan. Untuk mendapatkan informasi terkait topik penelitian, penulis juga akan membuat
kriteria informan. Penulis akan mengacu pada pendapat Spardley 2007;65 ada lima5 syarat dalam menentukan informan yaitu :
1. Enkulturasi penuh, yaitu orang yang mengetahui budaya miliknya dengan
baik. Penulis akan mewawancarai aktivis yang sudah lama dan juga aktif dalam gerakan homoseksual di Kota Medan.
2. Keterlibatan langsung, yaitu orang yang masih berada dalam budaya yang
diteliti serta masih menggunakan pengetahuan dari budaya itu untuk menuntun tindakannya. Dalam hal ini, penulis akan memilih informan yang sampai pada saat
Universitas Sumatera Utara
42
penulis melakukan penelitian orang tersebut masih aktif dan terlibat dalam gerakan homoseksual di Kota Medan.
3. Suasana budaya tidak dikenal, biasanya akan semakin menerima tindak
budaya sebagaimana adanya, dia tidak akan basa-basi. 4.
Memiliki waktu yang cukup 5.
Non-analistik. Mungkin, ketika dilapangan kelima syarat ini tidak bisa terpenuh, karena syarat-
syarat ditas sangatlah ideal. Ketika dilapangan, penulis mungkin akan menggunakan dua atau tiga syarat untuk mendapatkan informan yang tepat untuk penelitian ini.
Dalam pencarian data, penulis akan melihat dua 2 hal yaitu: 1.
Organisasi atau komunitas homoseksual di Kota Medan, Seperti : Cangkang Queer, Rumah Kita, Gerakan Sehat Medan GSM, Sempurna Community, Coos
Medan, Pelangi Hati. Hal yang akan penulis lihat dari organisasi ini adalah bagaimana budaya organisasi yang ada didalamnya dalam hal kaitannya dengan
perjuangan pembebasan homoseksual. 2.
Individu-individu yang terlibat dalam gerakan homoseksual baik yang terdaftar sebagai anggota organisasi ataupun tidak. Hal ini bertujuan untuk
membongkar sudut pandang informan terhadap gerakan homoseksual di Kota Medan.
Data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar. Data ini berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, foto dan video, dokumen pribadi dan dokumen penting
lainnya. Semua itu dikumpulkan untuk menjadi kunci terhadap apa yang sudah diteliti. Menurut Spradley 1997 semua makna budaya diciptakan dengan menggunakan simbol-
simbol. Semua kata yang digunakan oleh informan dalam menjawab pertanyaan penelitian
Universitas Sumatera Utara
43
adalah simbol-simbol. Simbol yang dibahasa dalam buku ini adalah isitilah-istilah yang digunakan oleh informan.
1.6. Pengalaman Penelitian