101
Menjadi role model juga disepakati oleh Pablo, dia mengatakn bahwa kita harus konsisten, kalau kita juga menolak kekerasan, diskriminasi dan stigma maka kita juga harus
menjadi pribadi yang tidak melakukan kekerasan, diskriminasi ataupun stigma tersebut. Pablo menganggap bahwa pekerjaan yang sisa-sia ketika kita berkoar-koar lawan kekerasan
tetapi kita malah menjadi pelaku. Menjadi role model memang tidak gampang, karena kita juga manusia biasa yang
tidak luput dari kesalahan. Sehingga Ray mengatakan bahwa menjadi role model pun adalah sebuah proses panjang yang harus dilalui seseorang. Bukan serta-merta begitu saja bisa.
Misalnya saja, kadang kita tidak sadar ketika sedang bercanda kita mengeluarkan kata-kata yang mendiskriminasi. Selama kita sadari segala kesilapan yang kita lakukan semakin
menggiring kita menjadi seorang role model yang lebih matang.
4.3. PERJUANGAN MASIH PANJANG, TAPI SEMANGAT TAK AKAN PADAM
Perjuangan pembebasan homoseksual bukan sebuah perjuangan yang mudah bahkan nyawa, waktu dan materi menjadi taruhannya. Pernyataan diatas adalah rangkuman
dari kata-kata yang penulis dengar dari para informan Pablo, Beny, Amee, Ray, Bie dan yang lainya. Para informan mengatakan, begitu banyak nyawa manusia yang hilang hanya karena
mereka homoseksual. Hal ini memang membuat para informan menangis, bersedih tetapi perjuangan tidak akan dihentikan. Semakin banyak kasus yang menimpa homoseksual
dimanapun berada, semakin berkobar semangat juang yang ada didalam diri kami, kata Pablo.
Terkadang memang diakui, banyak dari Informan yang merasa putus asa dalam gerakan ini. Ada yang merasa tidak membuahkan apa-apa, ada lagi yang merasa lebih
memilih memenuhi kebutuhan ekonomi dari harus terlibat, ada juga yang merasa dilarang oleh keluarga bahkan beberapa orang ada yang merasa bahwa ini tidak akan mungkin
tercapai. Tetapi seperti yang dikatakan oleh Amee, meskipun sekarang dia sudah tidak lagi
Universitas Sumatera Utara
102
aktif didalam gerakan dan pernah memutuskan untuk fokus bekerja, kerinduan untuk terus berjuang terus berkobar dalam dirinya. Ada rasa malu pada gerakan itu sendiri, karena ketiak
gerakan ini sudah menempah dia menjadi orang yang merdeka secara identitas, dia malah pergi dan tak bertanggung jawab. Amee juga mengatakan, sekarang semangat berjuang
kembali berkobar, wacana membentuk ataupun melanjutkan organsisasi yang sudah pernah dibangun akan segera di realisasikan.
Pengalaman Rain pun tidak kalah mengharukan, dia pernah hampir di keluarkan dari gereja tempat dia melayani karena dicurigai seorang lesbian serta sering aktif dalam
kegiatan-kegiatan dalam gerakan homoseksual. Tetapi, hal itu tidak menyulutkan semangat dia untuk terus berjuang. Hingg saat ini, dia masih saja aktif bahkan menempatkan sebuah
posisi yang amat penting dalam organisasi. Semangat berjuang tidak hanya dimiliki orang-orang yang ada didalam organisasai.
Ana Bukan nama sebenarnya, 24 Tahun seorang lesbian yang memilih menulis sebuah cerpen berjudul “Tiga Garis”. Cerpen itu menceritakan tentang bagaimana perjuangan dan
juga cerita kelompok lesbian yaitu Butch, Andro and Femm. Ana tidak pernah terlibat dalam organisasi, bahkan terlibat dalam kegiatan organisasi sebagai peserta saja dia sangat jarang.
Jay memiliki sebuah kekhas-an dalam merespon dan menuangkan semangat berjuangnya. Jay mengatakan bahwa semangat berjuangnya terus berapi-api, dengan itulah
dia terus mengikuti kegiatan organisasi bahkan tidak jarang dia mengambil posisi penting dalam sebuah kegiatan terkait homoseksual. Tetapi, dia tidak pernah mau masuk dan terdaftar
sebagai organsisasi. Dulu, dia memang aktif di Rumah Kita. Setelah Rumah Kita vakum secara organisasi, dia memilih untuk ‘nimbrung’ dalam setiap kegiatan beberapa organisasi
tanpa berniat untuk menjadi anggota organisasi.
Universitas Sumatera Utara
103
Pablo juga mengatakan, harapan setiap homoseksual yaitu diterima di masyarakat, terbebas dari segala bentuk penindasan bahkan diterima secara hukum dan pengakuan
pernikahan adalah harapan gerakan homoseksual juga. Begitu besar dan berat memang beban yang diberikan kepada gerakan ini, tetapi ini lah yang menjadi semangat Pablo dalam
berjuang. Ketika begitu banyak homoseksual yang menggantungkan hidupnya didalam gerakan, begitulah banyaknya semangat yang terus terbangun dalam dirinya.
Para informan mengatakan harapan-harapan yang sudah digantungkan suatu saat akan berubah menjadi kenyataan. Sebuah kenyataan yang paling membahagiakan bagi semua
homoseksual dimanapun, khususnya di Indoensia. Maka dari itulah, Informan mengatakan bahwa semangat berjuang tak pernah padam, karena harapan menjadi kenyataan pasti akan
terwujud walaupun perjuangan ini belum dapat dipastikan akan terhenti dimana. Kenyataan yang akan terwujud adalah sebuah dunia yang ramah, menerima bahkan mengakui
homoseksual sebagai seorang manusia yang bermartabat dan memiliki hak asasi sama seperti manusia lain.
Universitas Sumatera Utara
104
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN