23
1.2.5. Homoseksualitas dalam budaya nusantara
Dalam berbagai diskursus seksualitas, khususnya ketika berbicara tentang homoseskual. Banyak yang menyatakan bahwa homoseksual, perilaku homoseksual dan
terbentuknya gerakan homoseskual di Indonesia merupakan pengaruh budaya barat yang masuk ke Indonesia akibat adanya globalisasi
41
. Seperti yang dikatakan oleh Handayani
42
“Adanya pengaruh dari barat mengenai kebebasan homoseksual sebagai pilihan hidup mempengaruhi keterbukaan komunitas homoseksual di
Indonesia khususnya di Bali. Terbukanya Komunitas Homoseksual di Bali dapat dilihat dari adanya perkumpulan-perkumpulan atau komunitas-
komunitas dan organisasi-organisasi khusus bagi kaum homoseksual dan hal ini gay dan lesbian”
Tetapi, berbagai fakta budaya tentang homoseksual banyak kita temukan didalam aktivitas budaya Indonesia, baik dalam kepercayaan, adat-istiadat bahkan ritual-ritual yang
dianggap sakral oleh masyarakat Indonesia itu sendiri. Tsing 1998;267 mengatakan dalam masyarakat Banjar ada dikenal dua 2 terminologi yang dikenal yaitu Bacir dan Kuyang.
Bacir adalah laki-laki yang berhubungan seks dengan sesama laki-laki melalui anus. Sedangkan Kuyang adalah perempuan perkasa yang memiliki mantra senang mendatangi
sesama perempuan untuk bersetubuh dan menghisap darah perempuan itu, khususnya perempuan yang sedang bersalin. Oetomo 1998; Di Jawa Timur kesenian tradisional Reog,
yaitu hubungan antara warok
43
dan geblak
44
. Di Pesantren sangat dikenal dengan P raktik
“mairil
45
.
41
Globalisasi adalah keterkaitan dan ketergantungan antar bangsa dan antar manusia di seluruh dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga batas-batas
suatu negara menjadi semakin sempit. Dapat juga dikatkaan sebagai suatu proses di mana antar individu, antar kelompok, dan antar negara saling berinteraksi, bergantung, terkait, dan memengaruhi satu sama lain yang
melintasi batas negara
http:id.wikipedia.orgwikiGlobalisasi
42
Handayani, Wayan Ari Trisna. “Esksistensi Komunitas Lesbian yang Terpinggirkan di Kelurahan Kuta”
Tesis Pasca Sarjana Bidang Ilmu Kajian Budaya Universitas Udayana-Bali 2011
43
Warok adalah sebutan untuk laki-laki yang memainkan reog yang memiliki kesaktian
44
Geblak adalah lelaki belia peliharaan warok yang selalu disetubuhi untuk menjaga kesaktiannya
45
Mairil adalah ”, yakni hubungan asistensi serupa kakak-adik antara santri senior dan santri yunior
yang tak hanya demi kepentingan pendidikan melainkan juga mencakup tuntutan layanan seks dari si
Universitas Sumatera Utara
24
Benedict 2000 menceritakan bagaimana aktivitas hubungan sesama laki-laki yang dilakukan oleh sejumlah tokoh dalam serat Chentini, salah satu karya klasik jawa
terbesar. Hal lain dapat kita temukan pada masyarakat Bugis di Sulawesi Selatan yang mengenal adanya empat 4 jender dan satu 1 para jender
46
Oroane Laki-laki, Makkunrai Perempuan, Calalai Perempuan seperti laki-laki, Calabai Laki-laki seperti perempuan
dan yang terakhir adalah Bissu gabungan dari keempat jender tersebut yang mendapatkan tempat yang tinggi karena dianggap sebagai pendeta bagi masyarakat Bugis. Dalam
hubungan seksual, pada abad ke 16 Bissu Calabai yang terbukti berhubungan seks dengan perempuan akan dihukum mati, karena seorang Calabai diharuskan berhubungan seks
dengan seorang laki-laki. Selanjutnya Oetomo 1998; memaparkan juga bahwa hubungan erotisme sesama
laki-laki Aceh yang terkandung dalam puisi-puisi sedati. Dia menjelaskan bahwa para laki- laki penari sedati yang dikirim dari Nias seringkali disuruh untuk memuaskan hasrat para
lelaki Aceh. Tidak lupa juga, Dia menyinggung tentang tarian gandrung di Bayuwangi, dimana para penari laki-laki yang berpakaian perempuan sering sekali melakukan hubungan
seksual dengan para penonton laki-laki setelah itu, para penonton memberikan bayaran kepada para penari laki-laki tersebut.
Dumatubun
47
2003;30 mengatakan bahwa banyak terjadi aktivitas homoseksual dalam masyarakat papua diberbagai suku yang bersifat sakral dan bertujuan untuk
menunaikan perintah budaya. Eksistensi pernikahan sejenis secara terbuka pernah juga terjadi di Indonesia. Berita ini diterbitkan di Majalah Mingguan Nasional “Liberty” Edisi 6
Juni 1981. Pernikahan ini adalah pernikahan sepasang lesbian bernama Jossie Bonnie yang
senior kepada yunior Syarifuddin, Mairil: Sepenggal Kisah Biru di Pesantren, Yogyakarta: Penerbit P_Idea, 2005.
46
http:hajibawakaraeng.blogspot.com201201bugis-tubuh-seksualitas-dan-kekuasaan.html
47
A.E. Dumatubun adalah Dosen Antropologi Universitas Cendrawasih papua yang meneliti tentang Pengetahuan, Perilaku Seksual, Suku Bangsa Marind-Anim di Papua.
Universitas Sumatera Utara
25
dihadiri oleh 120 Undangan berlangsung di Swimming Pub Bar, Blok M Kebayoran Baru- Jakarta
48
. Melihat berbagai fakta sejarah dan budaya homoseksualitas berarti jelas bahwa
homoseksualitas bukan selalu dapat dimaknai sebagai pengaruh barat dan globalisasi. Homoseksualitas terdapat juga didalam kebudayaan nusantara bahkan dianggap sakral serta
dilibatkan dalam kegiatan ritus-ritus keagamaan tradisional. Tetapi seperti yang dikatakan seorang Doktorat Antropologi yaitu Reksodirdjo
49
kegiatan budaya yang mengandung unsur homoseksualitas tersebut dihanguskan pada zaman orde baru. Dia juga melanjutkan bahwa
Negara-negara otokratik dan setelah munculnya agama-agama modern diberbagai negara Asia, Afrika dan Amerika memberikan sanksi kepada homoseksual bukan hanya penjara
tetapi hingga hukuman rajam dan pembunuhan. Padahal pada tahun 1968, para ahli Psikologi yang tergabung dalam DSM II Diasnostic and Statistical of Mentals Disorders telah
mengapus homoseksual sebagai penyakit. Bahkan pada tahun 1913, seorang psikolog Amerika Brill telah mengindikasikan bahwa homoseksual tidak ada hubungannya dengan
penyakit fisik dan mental. Dengan acuan budaya nusantara yang mengandung unsur-unsur homoseksualitas
diatas banyak gerakan homoseksual yang menggunakannya sebagai strategi perjuangan dalam gerakan perjuangan pembebeasan homoseksual. Mereka menyatakan bahwa
homoseksual tidak patut untuk mendapatkan diskriminasi, kekerasan bahkan pengasingan, karena homoseksualitas dihargai didalam budaya Indonesia dan merupakan bagian dari
identitas budaya Indonesia. Terlepas dari hal diatas, masyarakat Indonesia adalah masyarakat multikultural yang harus menghargai budaya dan sejarah bangsa sendiri. Bahkan ada
organisasi yang mengambil nama dari salah satu peninggalan sejarah nusantara yang mengandung unsur homoseksualitas sebagai nama organisasi mereka, khususnya transjender
48
Boelstroff, Gay archipelago Hal 81-82
49
https:icssis.files.wordpress.com2012051819072011_32.pdf
Universitas Sumatera Utara
26
yaitu Ardhanary Institute di Jakarta. Ardhanary adalah sebuah patung transjender peninggalan budaya.
1.2.6. Homoseksual dalam bingkai gerakan sosial