waktu mereka bagi penderita, namun selalu ada usaha untuk menemani  penderita  jika  hal  ini  memungkinkan  untuk
dilakukan  misalnya  ketika  mereka  memiliki  waktu  luang yang dapat digunakan untuk menemani penderita
d.  Dukungan Informatif
Dukungan  informatif  mencakup  pemberian  informasi, nasehat,  petunjuk-petunjuk,  saran-saran,  dan  umpan  balik  yang
diberikan  kepada  penerima  dukungan  House,  dalam  Smet 1994.  Aspek  dukungan  sosial  informasi  ini  sama-sama
ditunjukkan  oleh  ketiga  partisipan.  Berikut  bentuk  nyata  dari pemberian  dukungan  informasi  dari  masing-masing  partisipan
kepada  anggota  keluarganya  yang  menderita  skizofrenia  pasca perawatan dapat dilihat dalam tabel di bawah ini :
Tabel 4.6. Bentuk dukungan informatif yang diberikan partisipan dan keluarga  kepada  anggota  keluarga  penderita  skizofrenia  pasca
perawatan
Bentuk Dukungan Informasi yang Diberikan
P1 Bentuk dukungan informasi yang diberikan oleh partisipan dan
keluarga  adalah  dengan  pemberian  nasehat  kepada  penderita. Nasehat  yang  diberikan  mencakup  saran  pekerjaan  yang
dimungkinkan  untuk  dilakukan  oleh  penderita.  Selain  itu beberapa  informasi  juga  diberikan  demi  mendukung  kegiatan
atau  aktivitas  penderita.  Dalam  hal  ini,  informasi  cara pembelian  barang  dagangan  dan  mengajari  cara  perhitungan
dagangan,  karena  di  rumah,  penderita  diberi  tanggung  jawab untuk  mengatur  dan  menjaga  warung  yang  dibangun  oleh
partisipan  dan  istrinya.  Adapun  umpan  balik  diberikan  oleh partisipan  kepada  penderita  dalam  beberapa  hal,  misalnya
ketika  penderita  melakukan  kesalahan  dalam  perhitungan dagangan.
P2 Pemberian  dukungan  secara  informasi  kepada  penderita  tidak
begitu  banyak  diberikan  oleh  partisipan  dan  keluarga.
Pemberian  dukungan  ini  meliputi  nasehat  dan  saran  terkait kepatuhan  dalam  mengonsumsi  obat  dan  saran-saran  terkait
kegiatan atau pekerjaan yang dilakukan oleh penderita.
P3 Bentuk  dukungan  informasi  yang  diberikan  partisipan  dan
keluarga kepada penderita mencakup pemberian nasehat terkait jenis  pekerjaan  yang  dapat  dilakukan  oleh  penderita,  nasehat
mengenai  kebiasaan  penderita  yang  kurang  baik  ketika  sering berpergian  hingga  larut  malam,  juga  nasehat  mengenai
pasangan  hidup  yang  layak  bagi  penderita.  Tidak  hanya  dari pihak  keluarga,  partisipan  juga  melibatkan  pendeta  dan  teman
gereja  untuk  membantu  menasehati  penderita  jika  bertemu dengan penderita.
Selain  beberapa  dukungan  yang  disebutkan  di  atas, peneliti  juga  menemukan  dukungan  lain  pada  partisipan  ke  tiga
yaitu  dengan  cara  membawa  anggota  penderita  skizofrenia  ke dukun atau „orang pintar‟. Hal tersebut dilakukan karena mengikuti
saran dari tetangga dengan pengalaman yang hampir sama dengan kondisi keluarga partisipan tersebut.
Dilihat dari jenis dukungan serta bentuk  yang diterapkan, diketahui bahwa ada beberapa dukungan yang cukup menonjol dan
sering  dilakukan  dibandingkan  dengan  dukungan  yang  lain,    oleh masing-masing partisipan dan keluarganya. Pada ketiga partisipan,
dukungan  yang  sangat  menonjol  adalah  dukungan  secara instrumental.  Terlepas  dari  mahal  dan  tidaknya  biaya  perawatan,
terlihat  jelas  bahwa  mereka  memenuhi  pembiayaan  perawatan penderita baik selama perawatan inap di RSJ dan Panti rehabilitasi
ataupun  dalam  masa  rawat  jalan.  Bentuk  lain  dari  dukungan  ini adalah  pemberian  waktu  dan  tenaga  untuk  mengantar  penderita
melakukan  kontrol  rutin  oleh  ketiga  partisipan  dan  keluarga mereka masing-masing.
Sementara  itu,  dukungan-dukungan  yang  lain  menempati posisi  bervariasi  dalam  urutan  berikutnya  setelah  dukungan
informasi.  Partisipan  pertama  DJ  dan  partisipan  ketiga  YU menunjukkan  dukungan  informasi  sebagai  dukungan  yang  sering
diberikan  kepada  penderita  selain  dukungan  instrumental. Sementara  partisipan  kedua  A  jarang  memberikan  dukungan  ini
kepada penderita.  Dukungan  yang diberikan oleh keluarga kepada penderita  terkesan  masih  dalam  lingkup  yang  terbatas.  Hal  ini
dapat  dilihat  dari  banyaknya  ketersediaan  dukungan  yang  diduga bergantung  pada  posisi  dari  pemberi  dukungan  dan  penerima
dukungan dalam relasinya dengan keluarga. Pada  partisipan  kedua  A  dukungan  secara  emosional
menjadi  hal  yang  menonjol  setelah  dukungan  instrumental. Berbagai  upaya  dilakukan  oleh  partisipan  kedua  untuk
mempertemukan  penderita  dengan  anggota  keluarga  yang  berada di luar kota. Hal ini dimaksudkan  untuk menjalin relasi  yang baik
dari  anggota  keluarga  yang  lain  terhadap  penderita.  Selain  itu, upaya  tersebut  dimaksudkan  untuk  menumbuhkan  rasa  kedekatan
atau  kelekatan  antara  sesama  anggota  keluarga,  sehingga  dapat menyenangkan  hati  penderita.  Di  sisi  lain,  kebiasaan  kumpul
bersama keluarga juga diterapkan oleh partisipan ketiga YU dan keluarganya. Setiap malam  sebelum beristirahat  dan pagi  sebelum
melakukan  aktivitas,  keluarga  ini  melakukan  doa  bersama  dan saling  menguatkan  dalam  ibadah  tersebut.  Sementara  itu,  bagi
partisipan  pertama  DJ    kumpul  bersama  keluarga  hanya dilakukan pada saat acara keagamaan.
Dukungan penghargaan merupakan dukungan yang jarang
diberikan  kepada  penderita  oleh  ketiga  partisipan  dan  keluarga. Pada partisipan pertama DJ dan kedua A, anggota keluarganya
yang  menderita  skizofrenia  memiliki  kecenderungan  kehilangan minat  terhadap  segala  kegiatan  atau  pekerjaan  yang  ditawarkan.
Oleh  karena  itu,  partisipan  pertama  dan  kedua  lebih  sering memberikan  nasehat  dan  masukan  daripada  memberikan  suatu
pujian atau penghargaan kepada penderita.  Pada partisipan ketiga YU,    beberapa  kali  penghargaan  dan  pujian  diberikan  kepada
penderita  berkaitan  dengan  pekerjaan  yang  sedang  ditekuninya. Namun pemberian pujian ini bukan oleh partisipan melainkan oleh
ayahnya. Selain  dukungan  secara  langsung  yang  diberikan  oleh
partisipan  dan  keluarga  terhadap  penderita,  adapun  dukungan secara tidak langsung diberikan dengan maksud  membantu  proses
penyembuhan penderita. Beberapa dukungan secara tidak langsung dari masing-masing keluarga adalah :
1.  Keluarga  P1,  dukungan  tidak  langsung  diberikan  dengan cara,  P1  menyediakan  waktu  untuk  berkonsultasi  dengan
psikiater,  sehingga  psikiater  dapat  menjadi  mediator  untuk menasehati atau memberikan pengarahan kepada penderita.
P1  juga  melibatkan  anggota  keluarga  yang  lain  untuk  ikut membantu penderita dalam proses pasca perawatan dengan
cara  mempercayakan  kepada  penderita  suatu  tanggung jawab,  misalnya  pekerjaan  yang  mampu  dilakukan  oleh
penderita. 2.  Keluarga P2,  memberikan dukungan secara tidak langsung
dengan cara berdiskusi sambil memberikan nasehat kepada
anggota  keluarga  lain  terkait  kondisi  penderita  serta perawatan  yang  tepat  kepada  penderita.  Selain  itu  P2,
memutuskan untuk berpindah domisili ke tempat yang lebih dekat  dengan  penderita  agar  dapat  merawat  penderita
secara lebih intensif. 3.  Keluarga P3, memberikan dukungan secara tidak langsung
melalui kesediaan keluarga untuk  mencari, mendengar dan mengikuti saran para tetangga atau kerabat terkait alternatif
pengobatan  yang  dapat  dilakukan  untuk  kesembuhan penderita.  Keluarga  juga  mengadakan  diskusi  secara
bersama  mengenai  cara  penanganan  dan  penyembuhan terbaik  bagi  penderita,  termasuk  cara  memberikan
perawatan  dan  dukungan  kepada  penderita  selama  masa pasca perawatan di rumah.
e.  Dukungan  Lingkungan  Eksternal  Kepada  Penderita Skizofrenia.