Laporan observasi selama wawancara

Universitas lagi yang baru dijalaninya selama kurang lebih 6 bulan. Karena gejala bingung dan marah yang sering ditunjukkan oleh BB, maka keluarga memutuskan untuk membawa BB menjalani perawatan di RSJ Solo. Di sana, BB menjalani masa perawatan selama kurang lebih 2 bulan. BB telah 2 kali menjalani rawat inap di RSJ Solo selama kurang lebih 2 sampai 3 bulan untuk setiap kali perawatan. Pada saat ini partisipan dan istrinya memiliki tanggung jawab penuh untuk merawat BB dalam masa pasca perawatan RSJ dan juga membawa BB untuk melakukan kontrol rutin ke Psikiater terdekat.

2. Laporan observasi selama wawancara

Wawancara pertama dilakukan pada tanggal 11 Septermber 2012, pukul 16.38 – 18.15 di rumah partisipan. Pada saat peneliti datang, istri partisipan yang membukakan pintu rumah dan mempersilahkan peneliti masuk. Setelah peneliti dipersilahkan duduk, kemudian partisipan dipanggil oleh istrinya untuk menemui peneliti. Setelah partisipan datang, peneliti mulai meminta ijin untuk merekam dan menjelaskan kembali tujuan untuk datang ke rumahnya pada sore itu. Wawancara berlangsung di ruang tamu, dengan posisi duduk peneliti yang berhadapan dengan DJ. Pada saat mulai wawancara peneliti mulai menanyakan beberapa informasi umum mengenai identitas anak yang sakit terlebih dahulu. DJ menjawab setiap pertanyaan yang diberikan dengan tenang dan dengan suara yang cukup tegas. Semua informasi mengenai anak DJ yang selama ini menderita skizofrrenia di ceritakan secara runtut, mulai dari waktu anaknya mulai sakit. Beberapa pertanyaan terkait awal mula sakit, dijawab partisipan dengan sesekali tertawa. Ia menceritakan bagaimana anaknya menunjukkan ketidakmampuan dalam menjalani masa perkuliahan di teknik kimia UNDIP-Semarang, sehingga hal ini mengakibatkan kebingungan dan perasaan tertekan yang membuat anaknya menjadi seperti ini. Beberapa waktu lamanya ketika sedang mewawancarai DJ, istri DJ datang sambil membawa minuman untuk DJ dan peneliti sambil mempersilahkan kami untuk meminumnya. Setelah itu, peneliti meminta ijin untuk kembali melanjutkan wawancara dengan DJ. Pada saat itu istrinya tidak langsung kembali ke dapur, melainkan duduk di dekat pintu yang menghubungkan ruang tamu tempat kami melakukan wawancara dan warung, sambil menunggui warung tersebut. Beberapa informasi yang ditanyakan oleh peneliti terkait pengobatan dan waktu dirawat anak DJ, dijawab DJ dengan bantuan istrinya karena DJ kesulitan dalam mengingat kembali kronologis beberapa kejadian pada saat dibawa ke rumah sakit, menjalani pengobatan di rumah sakit, kembali ke rumah, dan sebagainya. Selanjutnya, pada selang beberapa menit setelah berjalannya wawancara, anak DJ yang sakit BB datang dan ikut duduk di dekat kami berdua. BB menyapa peneliti dan kemudian mengajak peneliti bercerita, tetapi DJ kemudian menegaskan kepada BB bahwa peneliti membutuhkan waktu untuk berbicara dengan DJ. Selanjutnya BB tetap duduk di dekat peneliti dan DJ dan berbicara seorang diri. Pada saat pertanyaan yang diajukan peneliti mengenai bagaimana BB pada awal sakit dan gejala yang ditunjukkan, DJ menjawab dengan nada yang mulai pelan, seolah-olah apa yang dikatakan jangan sampai didengar oleh anaknya yang pada saat itu duduk di situ. Selain itu, pada saat DJ sedang menjelaskan beberapa penyebab yang diketahuinya sebagai salah satu pemicu sakitnya BB, istri DJ langsung ikut berbicara. Menurut istri DJ, DJ sering memanjakan BB pada masa kecilnya. BB tidak diperbolehkan untuk bekerja keras, karena itu pada saat menerima tantangan dalam perkuliahan, BB menjadi sosok yang tidak kuat, dan mengakibatkan dia menjadi kebingungan serta terdapat gangguan pada syarafnya. Pada saat istrinya menjawab demikian, DJ hanya menatap ke arah luar rumah sambil terdiam dan tidak banyak berbicara. Setelah itu, peneliti memohon ijin kembali kepada istri DJ untuk melanjutkan wawancara dengan DJ. Pada saat itu istri DJ masih duduk di dekat pintu dan beberapa menit kemudian kembali ke warung untuk melayani pembeli yang datang. Wawancara kedua dilaksanakan tanggal 26 September 2012, pukul 14.30 – 15.55, bertempat di ruang yang sama seperti wawancara pertama. Pada saat itu, DJ baru saja kembali dari ladang. Seperti wawancara sebelumnya, peneliti dan DJ diberikan minuman oleh istri DJ. Kami melanjutkan wawancara sambil menikmati minuman yang telah disediakan. Wawancara kedua berlangsung lebih lama. Peneliti menanyakan beberapa hal untuk memastikan jawaban dari hasil wawancara pertama. Pada wawancara kali ini, DJ lebih terbuka menceritakan apa yang dialami dirinya dan keluarganya ketika harus merawat BB. Seperti halnya wawancara sebelumnya, DJ menjawab pertanyaan dengan sangat tenang, dan dengan nada suara yang tegas. Beberapa pertanyaan terkait apa yang biasa dilakukan BB sehari-hari dijawabnya sambil tertawa. Ketika peneliti menanyakan mengenai perasaannya terkait dengan memiliki anak yang menderita sakit ini, volume suaranya langsung mengecil. Sambil tertunduk dan sedikit tertawa kecil, DJ mengatakan bahwa ia sedih dan hanya bisa tetap memohon kepada Tuhan. Sedangkan, untuk pertanyaan selanjutnya mengenai apa yang biasa BB lakukan dalam kesehariannya, tiba-tiba dijawab ia dengan volume suara yang kembali meninggi. Beberapa kali DJ mengeluh mengenai BB yang tidak ingin melakukan banyak hal, padahal ia telah menyarankan bahkan mengajak BB untuk bersama-sama melakukan kegiatan-kegiatan yang menurut DJ mudah untuk dilakukan. Pada wawancara ketiga, yaitu tanggal 29 September 2012, pukul 13.10 – 14.00 WIB, partisipan terlihat kurang bersemangat dalam menjawab beberapa pertanyaan yang diberikan. Tidak seperti wawancara ke dua, partisipan hari itu terlihat lebih diam. Pada saat wawancara, peneliti sempat bertanya mengenai tindakan atau perilaku DJ ketika ia sedih karena melihat tingkahlaku BB. DJ pada saat itu hanya menatap keluar sambil menjawab pertanyaan yang diajukan peneliti, beberapa kali DJ melihat ke arah peneliti dan terlihat dengan jelas mata DJ yang berkaca-kaca ketika mengatakan bahwa ia hanya bisa berpasrah kepada Tuhan sambil tetap berharap akan ada perubahan dalam diri BB. Selanjutnya pada saat menjawab pertanyaan peneliti terkait hal yang sudah ia lakukan untuk membantu BB, partisipan hanya mengeluh karena merasa jemu dengan sikap BB yang tidak juga berubah. Hal ini dikatakannya sambil menggelengkan kepala dan sesekali menarik napas panjang. Setelah cukup banyak bertanya, peneliti memutuskan untuk mengakhiri wawancara pada sore itu, karena menimbang kondisi DJ yang tidak begitu aktif dalam menjawab pertanyaan seperti wawancara-wawancara sebelumnya. Peneliti menduga hal ini dikarenakan DJ masih merasa lelah karena baru saja kembali bekerja dari ladang.

3. Analisis verbatim

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pandangan dan Peran Keluarga dalam Perawatan Anggota Keluarga yang Menderita Skizofrenia di Kelurahan Tegalrejo Salatiga T1 462011010 BAB I

0 0 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pandangan dan Peran Keluarga dalam Perawatan Anggota Keluarga yang Menderita Skizofrenia di Kelurahan Tegalrejo Salatiga T1 462011010 BAB II

0 1 22

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pandangan dan Peran Keluarga dalam Perawatan Anggota Keluarga yang Menderita Skizofrenia di Kelurahan Tegalrejo Salatiga T1 462011010 BAB IV

0 0 48

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pandangan dan Peran Keluarga dalam Perawatan Anggota Keluarga yang Menderita Skizofrenia di Kelurahan Tegalrejo Salatiga T1 462011010 BAB V

0 0 5

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pandangan dan Peran Keluarga dalam Perawatan Anggota Keluarga yang Menderita Skizofrenia di Kelurahan Tegalrejo Salatiga

0 1 12

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dukungan Sosial Keluarga Terhadap Anggota Penderita Skizofrenia dalam Menjalani Masa Pasca Perawatan T1 802008112 BAB I

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dukungan Sosial Keluarga Terhadap Anggota Penderita Skizofrenia dalam Menjalani Masa Pasca Perawatan T1 802008112 BAB II

0 0 22

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dukungan Sosial Keluarga Terhadap Anggota Penderita Skizofrenia dalam Menjalani Masa Pasca Perawatan T1 802008112 BAB V

0 0 3

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dukungan Sosial Keluarga Terhadap Anggota Penderita Skizofrenia dalam Menjalani Masa Pasca Perawatan

0 0 17

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dukungan Sosial Keluarga Terhadap Anggota Penderita Skizofrenia dalam Menjalani Masa Pasca Perawatan

0 0 57