Pelaksanaan Penelitian PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN 1. Persiapan penelitian

cara informal, artinya tidak memerlukan surat ijin dari fakultas, dikarenakan partisipan merasa tidak membutuhkan surat tersebut. e Tahap penjajakan dan penilaian lapangan Tahap ini dilakukan melalui perbincangan dengan partisipan pertama, yaitu ayah dari penderita skizofrenia, untuk partisipan kedua adalah anak dari penderita skizofrenia, sementara itu partisipan ke tiga adalah saudara kandung dari penderita. Perbincangan dengan ketiga partisipan dilakukan di rumahnya masing-masing. f Persiapan perlengkapan Penelitian dilakukan dengan menyediakan alat-alat yang dibutuhkan dalam proses pengambilan data mencakup alat perekam, alat tulis, dan notes . g Mengetahui persoalan etika Memberitahukan maksud dan tujuan penelitian secara terbuka kepada calon partisipan, hal ini telah dilakukan peneliti di awal pertemuan dengan ketiga partisipan.

2. Pelaksanaan Penelitian

Pengambilan data melalui wawancara dilakukan sebanyak empat kali terhadap partisipan pertama, tiga kali terhadap partisipan kedua dan dua kali terhadap partisipan ketiga termasuk triangulasi data. Pelaksanaan wawancara terhadap seluruh partisipan dimulai pada bulan September 2012 - Maret 2013. Partisipan pertama dan kedua adalah keluarga yang dipilih dan disarankan oleh psikiater yang selama ini merawat anggota keluarganya yang sakit. Sementara partisipan yang ketiga direkomendasikan oleh salah satu kerabat peneliti yang berdomisili di Bandung. Oleh karena peneliti belum pernah menemui ketiga partisipan sebelumnya, maka penjalinan rapport dilakukan dengan cara beberapa kali pertemuan terlebih dahulu. Untuk memastikan apakah ketiga partisipan memiliki karakteristik yang sesuai dengan penelitian, maka peneliti melakukan perbincangan dengan psikiater yang selama ini merawat anggota keluarga mereka yang menderita skizofrenia dan juga kerabat peneliti yang merupakan tetangga partisipan. Dari psikiater dan kerabat peneliti inilah, peneliti mendapatkan alamat rumah, nomor handphone serta gambaran singkat tentang ketiga partisipan. Untuk partisipan pertama dan kedua tersebut, peneliti langsung menemuinya di rumah mereka yang terletak tidak jauh dari panti rehabilitasi mental yang menjadi tempat pertemuan peneliti dengan informan psikiater. Sementara partisipan ketiga juga langsung ditemui penleiti di kediamannya di kota Bandung. Ketiga partisipan menerima dan bersedia untuk menjadi partisipan dalam penelitian ini. Pada wawancara awal W0 peneliti sengaja tidak melakukan perekaman. Hal ini dimaksudkan untuk membina rapport dan menghindari rasa tidak nyaman pada diri partisipan. Meski sifatnya informal, namun ketiga partisipan sempat bercerita tentang kehidupan anggota keluarga mereka masing-masing yang menderita skizofrenia juga sekilas tentang hal-hal yang telah dilakukan sebagai usaha dari keluarga untuk memberikan penanganan yang tepat terhadap penderita. Kemudian hasil pertemuan dan wawancara awal ini dituliskan peneliti pada bagian observasi. Dengan demikian, laporan verbatim wawancara awal W0 tidak dimasukkan dalam transkrip, namun tercantum dalam laporan observasi. Setelah peneliti melakukan wawancara, dilanjutkan dengan mengolah data dan mengubah dalam bentuk transkrip print out . Setelah melewati tahap tersebut, peneliti kemudian membuat janji dengan partisipan untuk menyerahkan transkrip serta meminta persetujuan dengan menandatangani surat pernyataan. B. ANALISIS Analisis data kualitatif menurut Moleong 2010 pada umumnya meliputi: reduksi data, kategorisasi, pemeriksaan keabsahan data, penafsiran data, dan kesimpulan. Setelah semua data diperoleh, baik wawancara maupun hasil observasi, maka peneliti kemudian melakukan analisis data sesuai dengan tahapan yang telah dirancangkan sebelumnya. Proses analisis data dimulai dengan pengetikan transkrip wawancara yang peneliti lakukan secara manual dengan mendengarkan hasil rekaman sembari mengetik kata perkata. Selanjutnya peneliti menambahkan nomor 1, 2, 3, dst … pada bagian kanan transkripsi disetiap barisnya agar memudahkan dalam proses analisis data. Peneliti juga mengetik hasil observasi lapangan yang peneliti kumpulkan pada saat pengambilan data berlangsung. Setelah proses pengetikan selasai, peneliti kemudian membaca transkrip wawancara, dan hasil observasi berulang- ulang hingga peneliti mampu menemukan alur dan juga menentukan tema-tema serta makna dibalik setiap kalimat yang diungkapkan partisipan penelitian baik secara verbal maupun non verbal. Tema dan makna tersebut peneliti tambahkan pada bagian kiri transkrip. Agar memudahkan dalam membaca dan menyajikan data, maka peneliti juga memberikan kode sesuai dengan nama dari setiap partisipan, yaitu untuk partisipan pertama DJ, partisipan kedua A dan partisipan ketiga YU. Hal yang sama juga berlaku bagi nama kerabat yang menjadi triangulasi, peneliti menuliskan dengan inisial nama keduanya. Selanjutnya peneliti mengelompokkan data ke dalam aspek-aspek yang digunakan dalam penelitian kemudian mencoba untuk membandingkan antara partisipan pertama, kedua dan ketiga. Adapun hasil kategorisasi berdasarkan masing-masing aspek dapat dilihat pada tabel yang terlampir. C. DESKRIPSI PARTISIPAN 1. Partisipan 1 a. Gambaran umum partisipan 1 Nama : DJ TTL : Boyolali, 8 Agustus 1938 Umur : 75 Tahun Jenis Kelamin : Laki-laki Pendidikan Terakhir : Pendidikan Guru SLP Status : Menikah Agama : Islam Pekerjaan : Pensiunan Guru Partisipan adalah seorang bapak dari tiga orang anak yang saat ini berstatus sebagai pensiunan guru. Partisipan tinggal bersama istri, mertua dan dua orang anaknya di Kabupaten Boyolali. Sedangkan anaknya yang pertama, pada saat ini berdomisili di Semarang. Sehari-hari partisipan mencari kesibukan dengan pergi menggarap ladangnya. Partisipan bernama DJ. Ia memiliki seorang anak penderita skizofrenia yang bernama BB. Pada saat ini BB berusia 40 tahun. BB merupakan lulusan SMA Negeri Boyolali dengan jurusan A2 dan kemudian melanjutkan studi D3 pada salah satu Perguruan Tinggi Swasta di Semarang, program studi teknik kimia. Masa studi BB hanya bertahan sekitar 3 semester atau kurang lebih satu setengah tahun. Menurut orang tua BB, hal yang menyebabkan BB tidak melanjutkan studi di Perguruan Tinggi hingga selesai adalah karena BB yang sering menunjukkan gejala bingung karena tidak kuat mengikuti pelajaran yang diberikan oleh pihak Universitas. Kebiasaan BB yang mulai bingung dan juga suka marah-marah di rumah membuat DJ menyarankan BB untuk menjalani perawatan di RSJ Solo, namun hal ini tidak langsung ditanggapi secara baik oleh BB, oleh sebab itu DJ dan istrinya harus beberapa kali membujuk anaknya tersebut untuk pergi berobat. Pada akhirnya BB setuju dan diantar oleh DJ dan istrinya ke RSJ Solo. Pada saat itu BB hanya dirawat jalan selama beberapa bulan. Setelah itu BB disarankan oleh pihak keluarga untuk beristirahat, namun hal ini tidak di dengar oleh BB. Setelah BB merasa pulih dari sakitnya, BB memutuskan untuk mengikuti tes masuk Perguruan Tinggi dan hasilnya BB diterima di program studi FKIP Sejarah pada salah satu Perguruan Tinggi Swasta di Semarang. Selama menjalani studi di FKIP Sejarah, BB juga aktif mengikuti kegiatan keagamaan. Menurut orang tua BB kegiatan tersebut merupakan kegiatan yang beraliran keras dari salah satu agama. Oleh sebab itu, BB kembali tidak kuat dalam mengikuti ajaran agama tersebut sehingga BB kembali menunjukkan gejala bingung. Akhirnya BB harus dikeluarkan dari Universitas lagi yang baru dijalaninya selama kurang lebih 6 bulan. Karena gejala bingung dan marah yang sering ditunjukkan oleh BB, maka keluarga memutuskan untuk membawa BB menjalani perawatan di RSJ Solo. Di sana, BB menjalani masa perawatan selama kurang lebih 2 bulan. BB telah 2 kali menjalani rawat inap di RSJ Solo selama kurang lebih 2 sampai 3 bulan untuk setiap kali perawatan. Pada saat ini partisipan dan istrinya memiliki tanggung jawab penuh untuk merawat BB dalam masa pasca perawatan RSJ dan juga membawa BB untuk melakukan kontrol rutin ke Psikiater terdekat.

2. Laporan observasi selama wawancara

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pandangan dan Peran Keluarga dalam Perawatan Anggota Keluarga yang Menderita Skizofrenia di Kelurahan Tegalrejo Salatiga T1 462011010 BAB I

0 0 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pandangan dan Peran Keluarga dalam Perawatan Anggota Keluarga yang Menderita Skizofrenia di Kelurahan Tegalrejo Salatiga T1 462011010 BAB II

0 1 22

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pandangan dan Peran Keluarga dalam Perawatan Anggota Keluarga yang Menderita Skizofrenia di Kelurahan Tegalrejo Salatiga T1 462011010 BAB IV

0 0 48

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pandangan dan Peran Keluarga dalam Perawatan Anggota Keluarga yang Menderita Skizofrenia di Kelurahan Tegalrejo Salatiga T1 462011010 BAB V

0 0 5

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pandangan dan Peran Keluarga dalam Perawatan Anggota Keluarga yang Menderita Skizofrenia di Kelurahan Tegalrejo Salatiga

0 1 12

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dukungan Sosial Keluarga Terhadap Anggota Penderita Skizofrenia dalam Menjalani Masa Pasca Perawatan T1 802008112 BAB I

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dukungan Sosial Keluarga Terhadap Anggota Penderita Skizofrenia dalam Menjalani Masa Pasca Perawatan T1 802008112 BAB II

0 0 22

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dukungan Sosial Keluarga Terhadap Anggota Penderita Skizofrenia dalam Menjalani Masa Pasca Perawatan T1 802008112 BAB V

0 0 3

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dukungan Sosial Keluarga Terhadap Anggota Penderita Skizofrenia dalam Menjalani Masa Pasca Perawatan

0 0 17

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dukungan Sosial Keluarga Terhadap Anggota Penderita Skizofrenia dalam Menjalani Masa Pasca Perawatan

0 0 57