penderita  adalah  dengan  membawa  penderita  ke  RSJ untuk  mendapatkan  perawatan.  Setelah  beberapa  kali
dibawa  ke  RSJ,  ternyata  keluarga  menemukan  tempat perawatan  baru  yang  letaknya  lebih  dekat  dengan
rumah  mereka,  yaitu  di  salah  satu  panti  rehabilitasi mental  yang  berada  di  Boyolali.  Dengan  berbagai
macam  pertimbangan  bersama  seluruh  anggota keluarga
akhirnya penderita
dibawa ke
panti rehabilitasi tersebut untuk menjalani masa perawatan.
ED  juga  mengaku  bahwa  ketika  liburan,  di rumah penderita akan terlihat ramai dengan kunjungan
anak-anak penderita yang berada di luar kota. Menurut ED, penderita sering dilibatkan oleh keluarga besarnya
dalam  kegiatan  kumpul  bersama  keluarga  yang  rutin dilakukan sebulan atau dua bulan sekali, baik pada saat
liburan  kerja  ataupun  pada  saat  hari  raya  agama,  dan lain  sebagainya.  Kebiasaan  keluarga  ini,  menurut  ED
merupakan  hal  yang  dilakukan  secara  sengaja  untuk menyenangkan  hati  penderita  selama  menjalani  masa
pasca perawatan.
c.  Partisipan 3
Triangulasi  data  bagi  partisipan  ketiga  YU dilakukan  dengan  mewawancarai  adiknya,  yang
bernama  AH.  Wawancara  dilakukan  pada  tanggal  12 Maret  2013.  Pada  saat  wawancara  AH  tidak  banyak
bercerita mengenai kondisi salah satu saudaranya yang
menderita  skizofrenia.  Ia  memulai  ceritanya  mengenai latar  belakang  awal  munculnya  penyakit  dari
saudaranya  tersebut.  Menurut  AH,  setelah  pulang  dari kegiatan  sekolahnya,  penderita  sudah  menunjukkan
gejala  yang  aneh.  Gejala  yang  dimaksud  adalah penderita  yang lebih banyak berbicara, kemudian tiba-
tiba  melamun  bahkan  bisa  menangis  atau  tertawa sendiri.
Beberapa kali
penderita juga
terlihat mengasingkan  diri  ke  dalam  kamar  dan  berbicara
sendiri. Terkait  dukungan    yang  telah  dilakukan  oleh
keluarga  mereka  bagi  kesembuhan  penderita,  AH mengaku  bahwa  pernah  sekali  membawa  penderita  ke
panti  rehabilitasi.  Kemudian,  setelah  keluar  dari  panti rehabilitasi,  AH  dan  ayahnya  beberapa  kali  menemani
penderita  untuk  melakukan  kontrol  rutin  ke  psikiater yang  disarankan  oleh  gerejanya.  Terkait  kepatuhan
mengkonsumsi obat,
AH menjelaskan
bahwa keluarganya harus selalu menyediakan dan mengontrol
obat  penderita,  karena  penderita  kurang  mampu mengingat  jadwal  untuk  mengkonsumsi  obat  secara
mandiri. Beberapa  masalah  utama  yang  dihadapi
keluarga  mereka  ketika  merawat  penderita,  menurut AH adalah keinginan penderita berpergian hingga larut
malam.  Kebiasaan  tersebut  sering  membuat  mereka khawatir  dan  terkadang  AH  bersama  ayahnya  harus
pergi mencari penderita, jika hingga larut malam belum pulang  ke  rumah.  Hal  ini  dirasa  menjadi  beban  bagi
keluarga mereka. Selama  pengalaman  merawat  penderita,  AH
menuturkan  bahwa  ia  pernah  melakukan  tindakan kekerasan kepada penderita jika kebiasaan dan keinginan
penderita  yang  tidak  realistis  sudah  tidak  dapat ditoleransi oleh AH. Tindakan kekerasan yang dilakukan
AH  dimaksudkan  untuk  memberikan  pengertian  kepada penderita  terkait  kebiasaan  penderita  yang  tidak  dapat
selalu  diterima  oleh  keluraga  mereka.  Namun,  ia  juga menceritakan bagaimana sikap kedua orang tua serta YU
dalam  memberikan  nasehat  kepadanya  untuk  dapat memahami  dan  menerima  kondisi  penderita,  sehingga
ketika  memberikan  pengertian  kepada  penderita,  AH dapat  menasehati  dengan  tidak  melakukan  tindakan
kekerasan.  Selain  pemberian  nasehat  kepada  AH,  orang tua  dan  YU  juga  sering  memberikan  dukungan  berupa
nasehat dan saran kepada penderita agar penderita dapat menunjukkan perilaku yang lebih baik.
Dukungan  lain  yang  diberikan  oleh  keluarga kepada  penderita  adalah  berupa  kesediaan  keluarga
untuk  meluangkan  waktu  menemani  penderita  selama penderita  mengalami  kesulitan  untuk  tidur  di  malam
hari.  Selama  menemani  penderita,  keluarga  sering mengajak  penderita  untuk  membaca  Alkitab  bersama
ataupun  hanya  sekedar  berkomunikasi  menanyakan  hal
yang dirasakan oleh penderita. Hingga  saat  ini,  dalam  menghadapi  kondisi
penderita,  keluarga  hanya  bisa  terus  saling  mendukung. Bahkan, keluarga memiliki waktu untuk berdoa bersama
dan saling menguatkan di antara mereka.
2.  Member check a.  Partisipan 1