situasi kerjanya akan menunjukkan motivasi kerja yang tinggi sebaiknya jika mereka bersifat negatif terhadap
situasi kerjanya akan menunjukkan motivasi kerja yang rendah. Situasi kerja yang dimaksud mencakup antara lain
hubungan kerja, fasilitas kerja, iklim kerja, kebijakan pemimpin, pola kepemimpinan kerja dan kondisi kerja.
Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa terdapat
banyak faktor
yang dapat
mempengaruhi kinerja karyawan. Faktor-faktor tersebut kemudian dapat digolongkan menjadi faktor internal dan eksternal karyawan.
Faktor internal
yakni faktor
personalindividual, termasuk
pengetahuan, keterampilan
dan kemampuan
masing-masing individu, sedangkan faktor eksternal meliputi kepemimpinan, tim,
sistem dan situasi perusahaan.
2. Kepuasan Kerja Karyawan a. Pengertian Kepuasan Kerja Karyawan
Salah satu sarana penting pada manjemen sumber daya manusia dalam sebuah orgaisasi adalah terciptanya kepuasan kerja
para karyawan. Kepuasan kerja pada dasarnya merupakan sesuatu yang bersifat individual. Setiap individu memiliki tingkat kepuasan
yang berbeda-beda sesuai dengan sistem nilai yang berlaku pada dirinya. Makin tinggi penilaian terhadap kegiatan dirasakan sesuai
dengan keinginan individu, maka makin tinggi kepuasannya terhadap kegiatan tersebut. Dengan demikian, kepuasan merupakan
evaluasi yang menggambarkan seseorang atas perasaan sikapnya senang atau tidak senang, puas atau tidak puas dalam bekerja
Rivai, 2009. Sedangkan menurut Hasibuan 2007 menyatakan bahwa kepuasan kerja adalah sikap emosional yang menyenangkan
dan mencintai pekerjaannya. Mangkunegara 2007:117 mengemukakan bahwa kepuasan
kerja adalah
suatu perasaan
yang menyokong
atau tidak
menyokong diri pegawai yang berhubungan dengan pekerjaan maupun dengan kondisi lainnya. Menurut Handoko 2010,
kepuasan kerja job satisfaction adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan bagaimana cara karyawan
memandang pekerjaan mereka. Kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya. Ini terlihat dalam sikap
positif karyawan terhadap pekerjaan dan segala sesuatu yang dihadapi lingkungan kerjanya.
Kepuasan kerja adalah suatu perasaan yang menyokong diri pegawai yang berhubungan dengan pekerjaanya maupun dengan
kondisi dirinya. Perasaan yang berhubungan dengan pekerjaan melibatkan aspek-aspek seperti upah atau gaji yang diterima,
kesempatan pengembangan karir, hubungan dengan pegawai lainnya, penempatan kerja, jenis pekerjaan, struktur organisasi
perusahaan, mutu
pengawasan. Sedangkan
perasaan yang
berhubungan dengan dirinya, antara lain umur, kondisi kesehatan, kemampuan, pendidikannya.
Mangkuprawira 2008 menyatakan bahwa kepuasan kerja adalah perasaan individu terhadap pekerjaannya. Perasaan tersebut
adalah berupa hasil penilaian mengenai seberapa jauh pekerjaannya secara keseluruhan mampu memuaskan kebutuhan karyawan.
Kepuasan kerja adalah sikap emosional yang menyenangkan dan mencintai pekerjaannya. Sikap ini dicerminkan oleh moral kerja,
kedisiplinan, dan prestasi kerja. Tolak ukur tingkat kepuasan yang mutlak tidak ada, karena setiap individu karyawan berbeda standar
kepuasannya. Indikator kepuasan kerja ini hanya diukur dengan kedisiplinan, moral kerja, dan turn over yang kecil, maka secara
relatif kepuasan kerja karyawan baik. Sebaliknya, jika kedisiplinan, moral kerja, turn over karyawan besar, maka kepuasan kerja
karyawan di perusahaan berkurang Hasibuan, 2008. Keadaan
yang menyenangkan dapat dicapai jika sifat dan jenis pekerjaan yang harus dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan nilai yang
dimiliki. Kepuasan kerja merupakan suatu pernyataan rasa senang dan positif yang merupakan hasil penilaian terhadap suatu
pekerjaan atau pengalaman kerja Locke dalam Mangkunegara, 2007.