Tahapan Pengembangan Pendidikan Karakter

14 lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat.

B. Tahapan Pengembangan Pendidikan Karakter

Dalam pendidikan karakter, terbentuknya akhlak mulia dalam diri setiap peserta didik ada tahapan strategi yang harus dilalui. Lickona 2013, 74-87 menjelaskan mengenai tahapan pendidikan karakter dalam sebuah model yang dikenal dengan “components of good character”, meliputi 1. Moral Knowing Pengetahuan Moral Pengetahuan moral ini maksudnya ialah seseorang dapat mengetahui mana yang baik dan buruk. Dimensi yang termasuk dalam moral knowing termasuk dalam ranah kognitif, di antaranya kesadaran moral, pengetahuan tentang nilai-nilai moral, pengambilan perspektif, penalaran moral, keberanian mengambil keputusan, dan pengetahuan diri. Tujuannya diorientasikan pada penguasaan pengetahuan tentang nilai-nilai. Dalam pengetahuan moral ini peserta didik harus mampu membedakan nilai-nilai akhlak mulia dan akhlak tercela serta nilai-nilai universal juga memahami secara logis dan rasional pentingnya akhlak mulia dan bahaya akhlak tercela dalam kehidupan. 2. Moral Feeling Perasaan Moral Moral feeling merupakan penguatan aspek emosi peserta didik untuk menjadi manusia berkarakter. Penguatan ini berkaitan dengan bentuk-bentuk sikap yang harus dirasakan oleh peserta didik, yaitu 15 kesadaran akan jati diri, percaya diri, kepekaan terhadap derita orang lain, cinta kebenaran, pengendalian diri, dan rendah hati. Tahapan ini dimaksudkan untuk menumbuhkan rasa cinta dan rasa butuh terhadap nilai-nilai akhlak mulia. Dalam tahapan ini yang menjadi sasaran guru adalah dimensi emosional peserta didik, hati, atau jiwa. Bukan lagi akal, rasio dan logika. Guru menyentuh emosi peserta didik sehingga tumbuh kesadaran, keinginan dan kebutuhan dalam diri peserta didik. Untuk mencapai tahapan ini guru bisa memasukinya dengan kisah-kisah yang menyentuh hati atau modelling. Hal itu dapat dengan menggunakan cerita rakyat tema budaya local atau ceria kepahlawanan. Selain itu, guru juga dapat melakukan keteladanan. Melalui tahap ini pun peserta didik diharapkan mampu menilai diri sendiri dan semakin mengetahui kekurangan- kekurangannya. 3. Moral Doing Tindakan Moral Tindakan moral merupakan hasil dari dua komponen moral yaitu moral knowing dan moral feeling. Agar dapat terdorong untuk berbuat baik maka harus memenuhi tiga aspek karakter, yaitu kompetensi, keinginan, dan kebiasaan. Kompetensi disini maksudnya adalah kemampuan mengubah pertimbangan dan perasaan moral ke dalam tindakan moral yang efektif. Dalam moral doing ini diharapkan peserta didik dapat mempraktikkan nilai-nilai akhlak mulia dalam perilakunya sehari hari. 16 Peserta didik menjadi semakin sopan, ramah, hormat, penyayang, jujur, disiplin, cinta, kasih dan sayang, adil serta murah hati dan seterusnya. Jika hal tersebut telah tercapai maka tindakan selanjutnya adalah pembiasaan dan pemotivasian. Dari penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa karakter tidak terbatas pada pengetahuan saja. Karakter juga menjangkau emosi dan kebiasaan diri. Dengan demikian diperlukan tiga komponen karakter yang baik components of good character yaitu moral knowing pengetahuan moral, moral feeling perasaan moral, dan moral action perbuatan bermoral.

C. Implementasi Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar