Pencak silat kategori tanding

29 Tabel 1. Kelas dan Berat Badan Kategori Tanding Putra Tanding Putra Kelas A 45 Kg sd 50 Kg Kelas B Di atas 50 Kg sd 55 Kg Kelas C Di atas 55 Kg sd 60 Kg Kelas D Di atas 60 Kg sd 65 Kg Kelas E Di atas 65 Kg sd 70 Kg Kelas F Di atas 70 Kg sd 75 Kg Kelas G Di atas 75 Kg sd 80 Kg Kelas H Di atas 80 Kg sd 85 Kg Kelas I Di atas 85 Kg sd 90 Kg Kelas J Di atas 90 Kg sd 95 Kg Kelas Bebas Di atas 85 Kg Sumber: Persilat 2012: 6 Tabel 2. Kelas dan Berat Badan Kategori Tanding Putri Tanding Putri Kelas A 45 Kg sd 50 Kg Kelas B Di atas 50 Kg sd 55 Kg Kelas C Di atas 55 Kg sd 60 Kg Kelas D Di atas 60 Kg sd 65 Kg Kelas E Di atas 65 Kg sd 70 Kg Kelas F Di atas 70 Kg sd 75 Kg Kelas Bebas Bebas Di atas 75 Kg Sumber: Persilat 2012: 6 Pesilat sebelum bertanding diwajibkan untuk menimbang berat badannya 15 menit sebelum pertandingan, berbeda dengan olahraga beladiri yang lain yang hanya melakukan penimbangan sekali. Namun dalam pertandingan pencak silat umumnya penimbangan berat badan ini dilakukan sampai babak final, oleh karena itu pesilat harus memiliki kedisiplinan yang tinggi. Setelah melakukan penimbangan berat badan dan dinyatakan sah oleh petugas penimbangan, maka pesilat bersiap untuk bertanding dalam gelanggang, dengan ukuran 10 m x 10 m 30 dengan ketebalan matras 3 tiga sampai 5 lima centimeter. Berikut gambar gelanggang dalam pertandingan pencak silat: Gambar 1. Gelanggang Pencak Silat www.terateemas.com Kategori tanding hanya bermain dalam lingkaran besar, apabila salah satu pesilat keluar dari garis tersebut maka wasit akan menghentikan pertandingan dan memberikan pembinaan. Apabila pesilat keluar garis yang kedua kalinya dalam babak yang sama maka wasit akan memberikan teguran pertama, apabila pesilat keluar yang ketiga kalinya maka wasit akan memberikan teguran kedua dan apabila pesilat masih keluar maka akan diberi peringatan kesatu 31 begitu seterusnya sampai peringatan ketiga yaitu diskualifikasi. Pesilat yang mempunyai fisik yang baik, dalam hal ini kemampuan aerobik dan anaerobik yang bagus maka akan mudah memanfaatkan bidang pertandingan tersebut. Oleh karena pesilat akan lebih mudah mengatur pola permainan yang lebih efektif tanpa harus keluar dari garis lingkaran. b. Karakteristik pencak silat kategori tanding 1 Waktu pertandingan kategori tanding Menurut Persilat 2012: 10 pertandingan pencak silat dilangsungkan dalam 3 tiga babak, setiap babak terdiri atas 2 dua menit bersih, waktu istirahat antar babak yaitu 1 satu menit. Waktu ketika wasit menghentikan pertandingan tidak termasuk waktu bertanding, penghitungan terhadap pesilat yang jatuh karena serangan yang sah tidak termasuk waktu bertanding. Dengan demikian waktu bertanding dalam pertandingan pencak silat yaitu ketika wasit memberi aba-aba “mulai” sampai dengan aba-aba “berhenti”. Berdasarkan banyaknya fight dalam satu babak dan waktu yang dibutuhkan dalam sekali fight maka pesilat kategori tanding harus memiliki kemampuan biomotor ketahanan dan kecepatan yang baik, oleh karena pesilat yang melakukan serangan dan belaan harus bergerak secepat mungkin dan melakukannya berkali- 32 kali. Pesilat yang bertanding dalam satu kelas umumnya harus bermain sebanyak 5 lima kali untuk sampai ke partai final, oleh karena itu unsur ketahanan dan kecepatan dalam pertandingan pencak silat kategori tanding sangat diperlukan. 2 Macam gerak kategori tanding Macam gerak dibedakan menjadi dua yaitu siklus dan non-siklus, meskipun dalam aktivitas seringkali merupakan kombinasi serangkaian gerak siklus dan non-siklus. Gerak siklus adalah gerak yang dilakukan secara terus menerus, sedangkan gerak non-siklus adalah gerak yang dilakukan secara terputus- putus Sukadiyanto, 2011: 54. Macam gerak dalam pertandingan pencak silat kategori tanding yaitu kombinasi dari kedua macam gerak tersebut, hal ini dapat dilihat dari pergerakan pesilat pada saat melakukan fight dan recovery antar fight. Pada saat pesilat melakukan fight, macam gerak yang digunakan adalah macam gerak non-siklus, dikarenakan gerakan pada saat fight cenderung cepat, mendadak dan terputus antara serangan pertama dan selanjutnya. Sedangkan pada saat recovery pesilat melakukan macam gerak siklus. Dengan demikian macam gerak yang dominan dalam pertandingan pencak silat adalah macam gerak non-siklus terputus-putus. 33 Pertandingan pencak silat kategori tanding berlangsung dengan pesilat yang saling berhadapan menggunakan unsur pembelaan dan serangan yaitu menangkismengelak, mengenakan sasaran dan menjatuhkan lawan, menerapkan kaidah pencak silat serta mematuhi aturan-aturan yang ditentukan. Maksud dari kaidah pencak silat adalah bahwa dalam mencapai prestasi teknik, seorang pesilat harus mengembangkan pola bertanding yang dimulai dari sikap pasang, langkah serta mengukur jarak terhadap lawan dan mengkoordinasikan jenis seranganpembelaan serta kembali pada sikap pasang Persilat, 2012: 12. Hal ini berarti pesilat dalam pertandingan pencak silat kategori tanding tidak diperbolehkan meloncat-loncat, berlari maupun berjalan cepat untuk mendekati lawan. Melainkan harus menggunakan kaidah pencak silat yang dikombinasikan dengan serangkaian pola langkah. Pembelaan dan serangan yang dilakukan harus berpola dari sikap awalpasang, pola langkah, serta adanya koordinasi yang baik dalam melakukan serangan dan pembelaan. Setelah melakukan seranganpembelaan harus kembali pada sikap awalpasang dengan tetap menggunakan pola langkah. Wasit akan memberikan aba-aba “LANGKAH” jika seorang pesilat tidak melakukan teknik pencak silat yang semestinya Persilat, 2012: 12. Hal ini menggambarkan bahwa serangkaian teknik 34 harus dilakukan dengan cepat, mendadak dan juga terputus. Adapun serangan beruntun yang dilakukan oleh satu orang pesilat harus tersusun dengan teratur dan berangkai dengan berbagai cara kearah sasaran sebanyak-banyaknya 6 enam teknik serangan. Pesilat yang melakukan rangkaian serang-bela lebih dari 6 enam teknik serangan akan diberhentikan oleh wasit. Adapun serangan terus menerus dengan menggunakan teknik serangan tangan yang sama dinilai satu serangan Persilat, 2012: 12. Berdasarkan uraian di atas macam gerak yang dominan digunakan dalam pertandingan pencak silat yaitu macam gerak non-siklus. Gerak siklus pada pencak silat kategori tanding terjadi pada saat pesilat melakukan kaidah dan pola langkah, sedangkan gerak non-siklus terjadi pada saat pesilat melakukan serang-bela dengan menggunakan berbagai macam teknik, seperti: pukulan, tendangan, jatuhan, elakan atau hindaran dan tangkisan. 3 Irama gerak kategori tanding Irama gerak merupakan bentuk gerak yang ditinjau dari cepat lambatnya satu gerak dilakukan. Jenis irama gerak dikelompokkan menjadi irama cepat-mendadak eksplosif, sedang, dan lambat Sukadiyanto, 2011: 55. Pada pencak silat kategori tanding, pesilat mempunyai kecenderungan untuk menggunakan teknik pukulan, tendangan, jatuhan dan elakan 35 dalam usahanya memperoleh nilai. Apabila pesilat berhasil menjatuhkan lawan secara langsung maupun tidak langsung maka pesilat tersebut akan memperoleh nilai lebih besar dari pada melakukan teknik pukulan atau tendangan. Teknik jatuhan tersebut dapat dilakukan secara langsung menggunakan kaki sapuan bawah, sapuan atas, dan menggunting dan jatuhan dengan diawali gerak tangkapan kemudian disusul dengan usaha menjatuhkan lawan. Dalam pertandingan pencak silat dikenal istilah nilai prestasi teknik yaitu dapat dijelaskan sebagai berikut: Tabel 3. Nilai Prestasi Teknik Nilai Prestasi Teknik Nilai 1 Serangan dengan tangan yang masuk pada sasaran, tanpa terhalang. Nilai 1+1 Berhasil menggagalkan serangan lawan, diikuti dengan serangan balik dengan tangan. Nilai 2 Serangan dengan kaki yang masuk pada sasaran, tanpa terhalang. Nilai 1+2 Berhasil menggagalkan serangan lawan, diikuti dengan serangan balik dengan kaki. Nilai 3 Teknik serangan langsung yang berhasil menjatuhkan lawan. Nilai 1+3 Berhasil menangkap serangan lawan, diikuti dengan keberhasilan menjatuhkan lawan. Sumber: Persilat, 2012: 15 Berdasarkan uraian nilai prestasi teknik tersebut dapat digambarkan kecepatan irama gerak untuk melakukan serangan atau belaan. Serangan lawan dapat digagalkan apabila pesilat melakukan tangkisan, elakan, dan menahan kemudian segera disusul dengan serangan balasan dengan kaki atau tangan. Untuk 36 melaksanakan teknik tersebut pesilat harus memiliki kemampuan biomotor kecepatan, fleksibilitas dan koordinasi yang apabila dilakukan secara bersamaan akan membentuk kelincahan agility. Sedangkan dalam melaksanakan teknik tangkapan dan bantingan pesilat harus melakukan gerakan tersebut dengan irama cepat dan berkesinambungan agar lawan yang akan dijatuhkan mengalami ketidakkeseimbangan sehingga mudah untuk dijatuhkan. Teknik bantingan dengan mengangkat badan lawan lazim ditemui dalam setiap pertandingan pencak silat kategori tanding baik putra maupun putri, pesilat yang mampu melakukan teknik tersebut jelas memiliki kekuatan otot yang baik karena secara aturan berat badan dalam satu kelas hanya diperbolehkan terpaut 5 lima kilogram. Sikap pasang dalam pertandingan pencak silat tidak selalu sama artinya selalu berubah arah atau menyesuaikan dengan kebutuhan pesilat. Sikap pasang sangat menentukan hasil gerak teknik yang dilakukan oleh pesilat baik untuk menyerang maupun bertahan. Untuk itu pesilat harus menguasai sikap pasang dengan baik dan benar. Pada pencak silat kategori tanding, agar teknik serangan dapat mengenai sasaran dan memperoleh nilai maka gerakan yang dilakukan harus cepat dan mendadak eksplosif, sehingga lawan mengalami kesulitan 37 dalam melakukan hindaran, elakan, tangkisan, maupun tangkapan. Sebaliknya, pada saat bertahan pesilat harus mampu mengantisipasi setiap gerak yang akan dilakukan oleh lawan agar lawan mengalami kesulitan dalam memperoleh nilai. Dengan mengetahui sikap pasang yang dilakukan lawan, memungkinkan bagi pesilat untuk memprediksi kemungkinan serangan yang akan dilakukan oleh lawan. Hal tersebut menunjukkan bahwa pesilat harus memiliki kemampuan antisipasi yang didukung oleh kemampuan kecepatan dan kemampuan respon yang baik dari seorang pesilat. Teknik tendangan yang dilakukan pesilat dalam melakukan respon terhadap gerakan lawan merupakan teknik counter attack yang membutuhkan konsentrasi tinggi, dalam satu kali serangan membutuhkan kecermatan agar serangan tersebut tepat mengenai sasaran dan termasuk nilai bersih yang diperoleh pesilat, hal ini dapat dilakukan oleh pesilat yang memiliki kemampuan kecepatan yang baik. Sehingga pada saat melakukan counter attack lawan tidak sempat melakukan belaan seperti menghindar, mengelak, menangkis, maupun menangkap serangan yang dilakukan. Keberhasilan melakukan serangan dengan kaki dapat disusul dengan serangan berikutnya oleh lawan, dalam 38 mengantisipasi hal ini seorang pesilat harus memiliki kecepatan dalam hal mengelak untuk mengamankan nilai yang telah didapat. Bisa juga dengan melakukan tangkapan apabila lawan melakukan serangan kaki, kemudian disusul dengan teknik jatuhan secara cepat dan mendadak. Berdasarkan uraian di atas menggambarkan bahwa serangan-serangan yang dilakukan dalam pertandingan pencak silat kategori tanding berirama capat dan mendadak. Untuk itu, dapat disimpulkan bahwa irama gerak dalam pencak silat adalah irama gerak cepat dan mendadak eksplosif. Melihat waktu yang digunakan, macam gerak, dan irama gerak dalam pertandingan pencak silat, maka dapat diidentifikasi komponen biomotor yang penting dalam olahraga pencak silat kategroi tanding. Adapun komponen biomotor yang penting dalam pencak silat yaitu, ketahanan, kekuatan, kecepatan, fleksibilitas, dan koordinasi Awan Hariono, 2006: 43.

B. Penelitian yang Relevan

Salah satu penelitian yang relevan dengan penelitian yang dilakukan peneliti adalah mengenai analisis kebutuhan sistem energi predominan Taekwondo Kyoruki yang ditulis oleh Asep Santoso pada tahun 2011. Hasil penelitian itu menunjukan bahwa rata-rata dalam satu kali gebrakan terjadi selama 2 dua detik. Dengan demikian, lama waktu untuk recovery antara 39 gebrakan rata-rata 13 detik. Persentase dari waktu yang digunakan selama dalam pertandingan selama 3 tiga ronde adalah 10 untuk gebrakan waktu kerja, 65 untuk recovery antar fight, dan 25 untuk interval antar babak. Untuk itu, total waktu istirahat baik aktif maupun pasif sebanyak 90, sedangkan total waktu efektif yang digunakan untuk fight selama dalam pertandingan sebanyak 10. Dengan dilihat dari waktu kerja singkat dan intensitas tinggi yang digunakan dapat disimpulkan sistem energi yang dominan dalam pertandingan taekwondo kyoruki adalah anaerobik. Butir penelitian yang relevan dengan penelitian ini, yaitu: 1 substansi pembahasan, dan 2 teknik analisis data. Penelitian tersebut menggambarkan kebutuhan energi predominan dalam pertandingan kyoruki taekwondo. Penelitian tersebut bertujuan untuk menganalisis kebutuhan sistem energi yang dominan digunakan atlet dalam pertandingan kyoruki. Sampel dipilih melalui purpose sampling mulai dari babak penyisihan, semi final, hingga final dengan persyaratan pertandingan terjadi full round tanpa terjadi knock out atau penambahan ronde suddent death, kemudian dari keseluruhan video tersebut dipilih sebanyak 20 video di mana pertandingan yang diambil tidak terjadi pesilat terlalu banyak menunggu dan tidak terlalu banyak menyerang. Populasi dalam penelitian tersebut adalah pertandingan kejuaraan daerah taekwondo DIY tahun 2010. Variabel dalam penelitian ini adalah waktu kerja seorang atlet selama dalam pertandingan ketika pesilat