56.81 Hasil perhitungan data kategori tanding putra dan putri
53 Diagram dibawah ini menunjukkan perhitungan persentase waktu
yang digunakan dalam pertandingan pencak silat kategori tanding putra dan putri.
Gambar 2. Diagram persentase penggunaan waktu dalam pertandingan pencak silat kategori tanding putra dan putri.
a. Jumlah satu kali fight dalam satu partai Jumlah fight dihitung dari pengamatan video melalui
software kinovea, dimana pesilat melakukan serang bela setelah wasit memberikan aba-
aba “mulai” sampai terdengar aba-aba “berhenti”. Data yang diperoleh di atas kemudian dihitung reratanya
dengan menjumlahkan keseluruhan fight dan dibagi dengan banyaknya sampel yang digunakan dengan rumus:
Keterangan: 1. Σ X
: Jumlah keseluruhan fight 2. N
: Banyaknya sampel
0.00 10.00
20.00 30.00
40.00 50.00
60.00
WK WRA
WRP 20.98
56.81
22.20 Waktu Kerja
Waktu Recovery Aktif Waktu Recovery Pasif
54 Hasil perhitungan di atas menunjukkan bahwa dalam satu
partai dilakukan rata-rata 36,29 fight selama tiga babak atau dalam satu babak terjadi rata-rata 12,09 kali fight. Data fight tersebut dapat
menjadi acuan seberapa banyak fight yang harus dilakukan oleh pesilat dengan maksimal. Kemudian dengan melihat banyaknya fight
seorang pelatih dapat meyusun strategi yang akan dilakukan di gelanggang mengingat setiap pesilat memiliki kemampuan yang
berbeda-beda. Seperti pada pesilat yang bertanding dalam kelas kecil berat badan kecil kecenderungan melakukan fight lebih banyak
dibandingkan dengan kelas yang memiliki berat badan besar.
b. Waktu bersih dalam satu partai Waktu bersih pada pertandingan pencak silat yakni
keseluruhan jumlah waktu yang dapat dihitung dari aba- aba “mulai”
sampai dengan aba- aba “berhenti” selama 3 babak. Data yang
diperoleh di atas kemudian dihitung reratanya dengan menjumlahkan keseluruhan waktu bersih dan dibagi dengan banyaknya sampel yang
digunakan dengan rumus:
dtk
Keterangan: 1. Σ X
: Jumlah keseluruhan waktu bersih 2. N
: Banyaknya sampel
55 Hasil perhitungan rumus di atas menunjukkan bahwa rerata
waktu bersih dalam satu kali partai adalah 379,75 detik untuk tanding putra dan putri. Waktu tersebut ternyata tidak sesuai dengan
ketentuan dalam munas 2012 yakni dengan asumsi waktu 360 detik. Hal ini terjadi karena waktu dalam pertandingan pencak silat tidak
berjalan dengan otomatis tetapi menggunakan pengawasan dari seorang timer. Ketika wasit memberikan aba-
aba “berhenti” dengan segera timer harus menghentikan waktu sehingga waktu yang
berhenti sesuai dengan aba-aba wasit. Oleh karena itu, meskipun telah menggunakan sistem digital scoring tidak menutup kemungkinan
terjadinya kelebihan waktu pertandingan. Melihat waktu bersih tersebut pesilat harus mempunyai
kemampuan biomotor yang baik khususnya ketahanan untuk mendukung gerakan serang bela dengan cepat selama 3 babak.
Pesilat dalam meraih juara harus memenangkan setidaknya 5 kali pertandingan dalam satu kejuaraan nasional. Untuk itu, pesilat baik
putra maupun putri harus memiliki tingkat ketahanan atau kemampuan aerobik yang baik. Adapun ciri-ciri dari sistem energi
aerobik adalah a intensitas kerja sedang, 2 lama kerja lebih dari 3 menit, 3 irama kerja lancar dan kontinyu, dan 4 selama
melakukan aktivitas menghasilkan CO
2
dan H
2
O. Dengan demikian komponen biomotor ketahanan sangat
diperlukan dalam kategori tanding putra dan putri untuk dapat
56 melakukan gerakan serang bela secara berulang-ulang yang
dilakukan dengan cepat.
c. Waktu kerja dalam satu partai Waktu kerja yang dimaksud adalah ketika pesilat melakukan
gerakan serang bela dengan cepat dan terjadi body contack. Adapun perhitungan waktu dimulai ketika pesilat bergerak pertama kali
untuk melakukan serangan atau belaan. Data yang diperoleh di atas kemudian dihitung reratanya dengan menjumlahkan keseluruhan
waktu kerja dan dibagi dengan banyaknya sampel yang digunakan dengan rumus:
dtk
Keterangan: 1. Σ X
: Jumlah keseluruhan waktu kerja 2. N
: Banyaknya sampel
Hasil perhitungan rumus di atas menunjukkan bahwa rerata waktu kerja dalam satu kali partai adalah 102,43 detik dalam 3
babak. Hal ini berarti dalam satu babak waktu kerja terjadi selama 34,14 detik, sedangkan pada kategori tanding putra dan putri terjadi
12,09 kali fight maka dibutuhkan waktu 2,82 detik untuk melakukan setiap fightnya. Dilihat dari waktu fight tersebut maka gerakan
dilakukan dengan cepat dan mendadak, oleh karena itu energi dominan yang terpakai menurut waktu kerja adalah sistem energi
anaerobik alaktik. Sistem energi anaerobik alaktik harus didukung
57 dengan sistem energi lain untuk menambah waktu kerja otot karena
gerakan cepat dalam pertandingan pencak silat terjadi berulang- ulang selama 3 babak. Adapun ciri-ciri dari sistem energi anaerobik
alaktik ATP-PC adalah: 1 intensitas kerja maksimal, 2 lama kerja kira-kira sampai 10 detik, 3 irama kerja eksplosif cepat mendadak,
dan 4 aktivitas mengahasilkan Adhenosin diphospat ADP+energi. Pada pertndingan pencak silat kategori tanding, pesilat bergerak
cepat dan singkat dalam melakukan serangan maupun belaan dengan arah yang berubah-ubah, oleh karena itu dibutuhkan kemampuan
biomotor kecepatan, kekuatan dan koordinasi yang baik sehingga pesilat tidak mengalami kesulitan yang berarti pada saat melakukan
usaha untuk memperoleh nilai.
d. Reovery aktif dalam satu partai Recovery aktif terjadi ketika pesilat melakukan kaidah
sebelum terjadinya fight dan setelah melakukan fight sebelum wasit memberikan aba-
aba “berhenti”. Data yang diperoleh di atas kemudian dihitung reratanya dengan menjumlahkan keseluruhan
waktu recovery aktif dan dibagi dengan banyaknya sampel yang digunakan dengan rumus:
dtk
Keterangan: 1. Σ X
: Jumlah keseluruhan waktu recovery aktif 2. N
: Banyaknya sampel
58 Hasil perhitungan rumus diatas apabila dibagi dalam setiap
babak maka dalam satu babak recovery aktif yang terjadi adalah 92,44 detik. Dalam satu babak terdapat 12,09 fight maka antar fight
terjadi recovery aktif selama 7,64 detik. Waktu recovery aktif terjadi berulang-ulang selama 3 babak, apabila di akumulasi maka waktu
tersebut termasuk dalam ketahanan jarak pendek sampai menengah oleh karena pada saat recovery aktif pesilat tetap bergerak. Dengan
demikian, pelatih dalam memberikan latihan ketahanan harus memberikan bentuk latihan ketahanan jarak pendek sampai menengah.
Waktu recovery aktif tersebut termasuk kedalam penggunaan sistem energi anaerobik laktik yang mampu memperpanjang kerja
otot selama kira-kira 120 detik. Adapun ciri-ciri dari sistem energi anaerobik laktik adalah sebagai berikut: 1 intensitas kerja maksimal,
2 lama kerja antara 10-120 detik, 3 irama kerja eksplosif, dan 4 aktivitas mengahsilkan asam laktat dan energi
.
e. Recovery pasif dalam satu partai Recovery pasif terjadi ketika istirahat antar babak dimana
pesilat berada pada sudutnya masing-masing. Recovery pasif dilaksanakan 2 kali dalam satu partai yakni jeda babak pertama dan
kedua. Data yang diperoleh di atas kemudian dihitung reratanya dengan menjumlahkan keseluruhan waktu recovery pasif dan dibagi
dengan banyaknya sampel yang digunakan dengan rumus:
59 Keterangan:
1. Σ X : Jumlah keseluruhan waktu recovery pasif
2. N : Banyaknya sampel
Hasil perhitungan rumus di atas menunjukkan bahwa rerata waktu recovery pasif dalam satu kali pertandingan atau partai adalah
108,37 detik. Dalam satu babak recovery pasif terjadi selama 54,19 detik, sedangkan dalam peraturan pertandingan istirahat pasif
diberikan selama 60 detik. Terjadinya pengurangan waktu tersebut dikarenakan timer sudah memberi aba-aba kepada wasit kurang dari
60 detik untuk memanggil kedua pesilat. Waktu recovery pasif tersebut dapat diterapkan dalam proses latihan berupa waktu interval
dalam setiap set yang dilakukan. Pelatih pencak silat perlu memperhatikan waktu interval pada saat proses latihan berlangsung
karena akan dapat mempersiapkan pesilat dalam kondisi pertandingan sebenarnya, apabila pelatih tidak tepat dalam memberikan waktu
interval maka pesilat tidak dapat beradaptasi dengan cepat pada saat bertanding.