55.53 Hasil perhitungan data kategori tanding putri

70 a. Jumlah satu kali fight dalam satu partai Jumlah fight dihitung dari pengamatan video melalui software kinovea, dimana pesilat melakukan serang bela setelah wasit memberikan aba- aba “mulai” sampai terdengar aba-aba “berhenti”. Data yang diperoleh di atas kemudian dihitung reratanya dengan menjumlahkan keseluruhan fight dan dibagi dengan banyaknya sampel yang digunakan dengan rumus: Keterangan: 1. Σ X : Jumlah keseluruhan fight 2. N : Banyaknya sampel Hasil perhitungan rumus di atas menunjukkan bahwa dalam satu partai ditemukan rata-rata melakukan fight sebanyak 37, 58 kali fight selama tiga babak atau masing-masing babak terjadi 12,52 kali fight dalam kategori tanding putri. Data tersebut menunjukkan bahwa fight yang terjadi dalam kelas tanding putri lebih banyak daripada yang terjadi pada kelas tanding putra, ini dikarenakan pesilat putri lebih banyak mengunakan serangan kaki dengan beruntun untuk mendapatkan nilai, berbeda dengan pesilat putra yang memiliki penguasaan berbagai macam teknik untuk memperoleh nilai. Dalam pertandingan kategori tanding putri jarang sekali pesilat melakukan teknik bantingan dengan baik dan berhasil, hal ini yang perlu diperhatikan oleh pelatih kategori tanding putri dewasa agar menjadi 71 evaluasi untuk mempersiapkan dan mematangkan teknik bantingan atau jatuhan tersebut dalam usaha memenangkan pertandingan. Serangan dan belaan yang terjadi beruntun harus dihentikan setelah masing-masing pesilat melakukan 6 kali bentuk teknik, namun dalam kejuaraan ini tidak jarang wasit putri yang memimpin pertandingan tidak menghitung berapa kali serangan atau pembelaan tersebut telah dilakukan sehingga pada pertandingan kategori putri lebih banyak melakukan fight dibandingkan dengan kategori tanding putra. b. Waktu bersih dalam satu partai Waktu bersih pada pertandingan pencak silat yakni keseluruhan jumlah waktu yang dapat dihitung dari aba- aba “mulai” sampai dengan aba- aba “berhenti” selama 3 babak. Data yang diperoleh di atas kemudian dihitung reratanya dengan menjumlahkan keseluruhan waktu bersih dan dibagi dengan banyaknya sampel yang digunakan dengan rumus: Keterangan: 1. Σ X : Jumlah keseluruhan waktu bersih 2. N : Banyaknya sampel Hasil perhitungan rumus di atas menunjukkan bahwa rerata waktu bersih dalam satu kali partai adalah 376,65 detik dalam 3 babak pada kategori tanding putri. Maka dalam satu babak dapat diketahui waktu bersih selama 125,55 detik. Waktu bersih artinya 72 waktu yang hanya di hitung ketika wasit memberi aba- aba “mulai” sampai “berhenti”, selain itu waktu tetap berjalan diluar perhitungan waktu pertandingan. Dalam peraturan Persilat 2012 disebutkan bahwa dalam pertandingan pencak silat kategori tanding waktu yang digunakan adalah dua menit bersih atau 120 detik dalam satu babak. Waktu bersih yang tidak sesuai tersebut disebabkan tidak tepatnya timer dalam memulai dan menghentikan stopwatch ketika wasit memberi aba- aba “mulai” dan “berhenti”. Kenyataan ini sebagai bahan evaluasi untuk wasit juri dan juga panpel kejuaraan pencak silat dalam semua kategori usia maupun kategori pertandingan supaya peraturan yang telah dibuat dapat dilaksanakan dengan tepat. Melihat waktu bersih yang digunakan dalam satu partai dapat dikatakan bahwa pelatih dalam membuat program latihan harus memperhatikan waktu bersih yang digunakan sebagai batasan waktu yang harus ditempuh pesilat untuk mampu merecovery kelelahan dengan cepat. Apabila dibandingkan dengan kategori tanding putra, maka waktu bersih tersebut tidak terlalu jauh, namun jumlah fight yang lebih banyak akan menyebabkan waktu recovery aktif yang lebih sedikit dibandingkan kategori putra, untuk itu dalam proses latihan daya tahan kecepatan pesilat putri dan putra dapat menggunakan metode dan bentuk latihan yang sama. Berdasarkan waktu bersih yang ditempuh, maka sistem energi aerobik berperan langsung dalam pemenuhan kebutuhan 73 energi untuk menambah waktu kerja otot pada saat pertandingan berlangsung. Adapun ciri-ciri dari sistem energi aerobik adalah a intensitas kerja sedang, 2 lama kerja lebih dari 3 menit, 3 irama kerja lancar dan kontinyu, dan 4 selama melakukan aktivitas menghasilkan CO 2 dan H 2 O. c. Waktu kerja dalam satu partai Waktu kerja yang dimaksud adalah ketika pesilat melakukan gerakan serang bela dengan cepat. Adapun perhitungan waktu dimulai ketika pesilat bergerak pertama kali untuk melakukan serangan ke lawan. Data yang diperoleh di atas kemudian dihitung reratanya dengan menjumlahkan keseluruhan waktu kerjadan dibagi dengan banyaknya sampel yang digunakan dengan rumus: Keterangan: 1. Σ X : Jumlah keseluruhan waktu kerja 2. N : Banyaknya sampel Hasil perhitungan rumus di atas menunjukkan bahwa rerata waktu kerja dalam satu kali pertandingan atau partai adalah 106,56 detik selama 3 babak pada kategori tanding putri. Maka dalam satu babak dapat diketahui waktu kerja selama 35,52 detik dan apabila dilihat dari banyaknya fight dalam satu babak maka satu kali fight memerlukan waktu 2,83 detik pada kategori tanding putri. Waktu kerja dalam sekali fight menggambarkan energi dominan yang 74 digunakan selama pertandingan khususnya dalam usaha memperoleh nilai, dikarenakan kemenangan dalam pertandingan pencak silat kategori tanding ditentukan oleh perolehan nilai tertinggi. Berdasarkan waktu kerja otot, maka energi dominan yang digunkan adalah sistem energi anaerobik alaktik, adapun ciri-ciri dari sistem energi ini yaitu waktu yang ditempuh kurang dari 6 detik, gerakan dilakukan dengan cepat dan tidak menimbulkan asam laktat. Berdasarkan waktu yang ditempuh dalam melakukan gerakan serangan maupun belaan maka dapat dikatakan gerakan tersebut dilakukan dengan singkat dan bersifat eksplosif cepat dan mendadak. Untuk dapat melakukan gerakan tersebut pesilat harus mempunyai pondasi aerobik dan anaerobik yang baik karena aktivitas fisik yang dilakukan antara 3-5 detik memiliki kecenderungan mengunakan power yang tinggi. Dengan demikian, kemampuan aerobik yang memadai akan dapat memulihkan kelelahan dengan cepat. Waktu kerja yang singkat tersebut dapat menjadi dasar penyusunan metode dan bentuk latihan untuk kategori tanding putri, berdasarkan penelitian ini bentuk-bentuk latihan yang dapat meningkatkan power pesilat sangat dibutuhkan untuk mendukung pesilat dalam melakukan gerakan-gerakan eksplosif. Pesilat membutuhkan latihan-latihan yang dirancang untuk menggunakan sistem energi laktik dan alaktik oleh karena waktu kerja yang singkat dan berulang-ulang dalam pertandingan pencak silat. 75 d. Recovery aktif dalam satu partai Recovery aktif terjadi ketika pesilat melakukan kaidah sebelum terjadinya fight dan setelah melakukan fight sebelum wasit memberikan aba- aba “berhenti”. Data yang diperoleh di atas kemudian dihitung reratanya dengan menjumlahkan keseluruhan waktu recovery aktif dan dibagi dengan banyaknya sampel yang digunakan dengan rumus: ,10 dtk Keterangan: 1. Σ X : Jumlah keseluruhan waktu recovery aktif 2. N : Banyaknya sampel Hasil perhitungan rumus di atas menunjukkan bahwa rerata waktu recovery aktif dalam satu kali partai adalah 270,10 detik selama 3 babak pada kategori tanding putri. Maka recovery aktif dalam satu babak rata-rata terjadi selama 90,03 detik dan apabila dibagi dengan jumlah fight maka recovery aktif yang terjadi antar fight adalah 7,19 detik. Dengan demikian, waktu recovery aktif dalam pertandingan pencak silat dapat dikembangkan dengan latihan ketahanan jarak pendek sampai menengah. Berdasarkan waktu recovery aktif yang di akumulasikan dalam satu babak maka penggunaan sistem energi saat recovery aktif pada kategori tanding putri adalah sistem energi anaerobik laktik dengan ciri- ciri sebagai berikut: 1 intensitas kerja maksimal, 2 lama kerja antara 10-120 detik, dan 3 aktivitas mengahsilkan asam laktat dan energi . 76 e. Recovery pasif dalam satu partai Recovery pasif terjadi ketika istirahat antar babak dimana pesilat berada pada sudutnya masing-masing. Recovery pasif dilaksanakan 2 kali dalam satu partai yakni jeda babak pertama dan kedua. Data yang diperoleh di atas kemudian dihitung reratanya dengan menjumlahkan keseluruhan waktu recovery pasif dan dibagi dengan banyaknya sampel yang digunakan dengan rumus: Keterangan: 1. Σ X : Jumlah keseluruhan waktu recovery pasif 2. N : Banyaknya sampel Hasil perhitungan rumus di atas menunjukkan bahwa rerata waktu recovery pasif dalam satu kali partai adalah 109, 75 detik selama 3 babak pada kategori tanding putri. Waktu recovery pasif pada kategori tanding putri tidak jauh berbeda dengan kategori tanding putra, recovery pasif atau yang biasa disebut dengan interval antar babak tidak sesuai dengan peraturan pertandingan dikarenakan sebelum 60 detik timer telah memberi kode wasit untuk memanggil kedua pesilat. Pemanggilan kurang dari 60 detik dengan asumsi pada saat wasit memulai babak berikutnya waktu interval akan tepat pada 60 detik tersebut. Dengan demikian, peraturan pada munas tersebut belum dapat diterapkan dengan tepat dalam pertandingan. 77

C. Pembahasan 1. Kategori tanding putra dan putri

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadinya fight dalam satu pertandingan kategori tanding putra dan putri rata-rata terjadi 36,29 kali selama 3 babak atau 12,09 kali fight dalam satu babak, waktu kerja yang diakumulasi selama melakukan fight tersebut adalah 102,43 detik. Hal ini berarti bahwa dalam 1 babak akumulasi waktu kerja yang dilakukan adalah 34,14 detik dengan 12,09 kali fight. Dengan demikian, rata-rata waktu yang ditempuh dalam sekali fight adalah 2,82 detik sedangkan lama recovery antar fight rata-rata 7,64 detik. Selama berlangsungnya pertandingan waktu yang digunakan dapat di hitung sebagai berikut: 1 waktu bersih yang digunakan dalam 3 babak adalah 379,75 detik, 2 fight yang dilakukan selama pertandingan membutuhkan waktu 102,43 detik, 3 waktu recovery aktif dalam pertandingan yaitu 277,32 detik, 4 rata-rata waktu interval antar babak sesuai dengan data yang telah diperoleh adalah 108,37 detik. Persentase dari waktu yang digunakan selama dalam pertandingan 3 babak adalah 20,98 untuk fight waktu kerja, 56,81 untuk recovery antar fight, dan 22,20 untuk interval antar babak. Untuk itu, waktu istirahat aktif maupun pasif sebanyak 79,02, sedangkan total waktu efektif yang digunakan untuk fight selama dalam pertandingan sebanyak 20,98. Berdasarkan total persentase waktu yang digunakan selama dalam pertandingan, energi yang digunakan dalam pertandingan pencak silat 78 kategori tanding putra dan putri adalah 79,02 aerobik dan 20,98 anaerobik. Namun demikian dalam pertandingan pencak silat kategori tanding perlu dilandasi dengan kemampuan kapasitas aerobik yang baik, meskipun hanya sebesar 10. Persentase sistem energi dominan tersebut cenderung berdasarkan pada energi yang digunakan pada gerak teknik dalam melakukan serangan atau belaan untuk memperoleh nilai, bukan lamanya waktu yang digunakan selama pertandingan berlangsung Sukadiyanto, 2011: 41. Meskipun persentase berlangsungnya fight hanya 20,98, namun apabila dilihat dari waktu kerjanya maka energi yang dominan digunakan adalah anaerobik alaktik karena gerakan- gerakan tersebut adalah usaha seorang pesilat untuk memperoleh nilai. Oleh karena waktu yang digunakan selama melakukan fight waktu kerja hanya 2,82 detik maka energi yang dominan digunakan dalam pencak silat kategori tanding putra dan putri adalah anaerobik alaktik. Berdasarkan hasil pembahasan maka persentase sistem energi dominan pada pencak silat kategori tanding putra dan putri adalah 79,02 ATP- PC, 10,98 LA-O 2 , dan O 2 10.

2. Kategori tanding putra

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadinya fight dalam satu pertandingan kategori tanding putra rata-rata terjadi 35,47 kali selama 3 babak atau 11,82 kali fight dalam satu babak, waktu kerja yang diakumulasi selama melakukan fight tersebut adalah 99,83 detik. Hal ini berarti bahwa dalam 1 babak akumulasi waktu kerja yang dilakukan adalah