Sistem energi aerobik Sistem Energi

26 Pate, 1993: 239. Untuk itu, kegiatan olahraga yang memerlukan penggunaan oksigen dengan intensitas sedang sangat tergantung pada sistem metabolisme aerobik. Glikolisis adalah pemecahan glikogen secara kimiawi, dan aerobik adalah adanya bantuan oksigen. Glikolisis aerobik adalah pemecahan glikogen dengan menggunakan bantuan oksigen. Ada perbedaan antara glikolisis aerobik dan glikolisis anaerobik, yaitu dengan adanya bantuan oksigen maka asam laktat tidak tertimbun di dalam otot. Dengan kata lain berkat bantuan oksigen akan menghambat terjadinya timbunan asam laktat di dalam otot, tetapi oksigen tersebut tidak meresintesis ATP. Fungsi oksigen dalam proses ini adalah untuk mengalihkan asam laktat dengan asam pyruvate ke dalam sistem aerobik setelah diresentesis ATP Sukadiyanto, 2011: 39. Peran oksigen dalam metabolisme aerobik tidak boleh diabaikan. Mudahnya, tanpa oksigen metabolisme aerobik tidak mungkin terjadi karena selama latihan metabolisme aerobik terjadi di dalam mitikondria pada serabut otot. Untuk memperoleh oksigen tersebut dibutuhkan sistem paru jantung yang baik paru, jantung, darah dan pembulu darah untuk memperoleh oksigen dari atmosfir, sehingga oksigen dapat berperan aktif dalam metabolisme aerobik. Pate, 1993: 239. Selanjutnya aktivitas fisik yang menggunakan sistem energi aerobik cenderung menggunakan power rendah dan 27 berhubungan erat dengan daya tahan kardiorespirasi. Sedangkan aktivitas fisik yang berasal dari sistem energi anaerobik memiliki kecenderungan menggunakan power yang tinggi dan berkaitan erat dengan power otot serta ketahanan otot. Berikut adalah ciri-ciri sistem aerob: 1 intensitas kerja sedang, 2 lama kerja lebih dari 3 menit, 3 irama gerak kerja lancar dan terus-menerus kontinyu, dan 4 selama aktivitas menghasilkan karbondioksida+air CO 2 +H 2 O. Sistem energi aerobik harus dikembangkan dalam proses latihan, oleh karena dapat membantu dalam penghapusan asam laktat, sehingga atlet dapat lebih mentorelir laktat tersebut Sellars, 2014. diunduh di www.asc.com . pada tanggal 12 Juni 2014. Sistem energi aerobik dalam pertandingan pencak silat kategori tanding tetap diperlukan untuk membentuk ATP, meskipun persentasenya tidak terlalu besar. Perbedaan sistem energi anaerobik dengan aerobik adalah seberapa besar tingkat penggunaan bantuan dari oksigen. Selama otot beraktivitas ketiga sistem energi tersebut saling bekerja bergantian dan memenuhi satu sama lain. Untuk itu, sistem energi merupakan serangkaian proses pemenuhan tenaga secara terus menerus dan saling bekerja bergantian Soekarman, 1991: 17. Salah satu keuntungan pesilat yang memiliki kemampuan aerobik yang bagus yaitu dapat mengadaptasi beban latihan yang diberikan dengan intensitas maksimal. Selain itu, pesilat yang 28 memiliki kemampuan daya tahan aerobik yang bagus akan lebih cepat dalam merecovery tubuhnya, sehingga tidak akan mengalami kelelahan yang berarti sebagai akibat dari pemberian beban latihan yang diberikan. Latihan aerobik juga akan membantu pesilat meningkatkan kekuatan ligamen, tendon, dan serabut-serabut otot sehingga dapat mengurangi kemungkinan terjadinya cedera selama proses berlatih maupun bertanding Awan Hariono, 2006: 33.

4. Pencak silat kategori tanding

a. Pengertian kategori tanding Kategori tanding adalah kategori yang menampilkan 2 dua orang pesilat dari sudut yang berbeda, keduanya saling berhadapan menggunakan teknik pembelaan dan serangan, seperti: pukulan, tendangan, tangkisan, elakan, tangkapan dan jatuhan terhadap lawan; menggunakan teknik dan taktik bertanding, ketahanan stamina dan semangat juang yang tinggi, menggunakan kaidah dengan memanfaatkan kekayaan teknik dan jurus Persilat, 2012: 1. Pertandingan pencak silat kategori tanding merupakan pertandingan olaraga body contact, oleh karena itu pesilat yang akan bertanding dalam suatu kelas ditentukan oleh pembagian berat badan. Berikut rincian kelas dan berat badan dalam kategori tanding usia dewasa baik putra dan putri: 29 Tabel 1. Kelas dan Berat Badan Kategori Tanding Putra Tanding Putra Kelas A 45 Kg sd 50 Kg Kelas B Di atas 50 Kg sd 55 Kg Kelas C Di atas 55 Kg sd 60 Kg Kelas D Di atas 60 Kg sd 65 Kg Kelas E Di atas 65 Kg sd 70 Kg Kelas F Di atas 70 Kg sd 75 Kg Kelas G Di atas 75 Kg sd 80 Kg Kelas H Di atas 80 Kg sd 85 Kg Kelas I Di atas 85 Kg sd 90 Kg Kelas J Di atas 90 Kg sd 95 Kg Kelas Bebas Di atas 85 Kg Sumber: Persilat 2012: 6 Tabel 2. Kelas dan Berat Badan Kategori Tanding Putri Tanding Putri Kelas A 45 Kg sd 50 Kg Kelas B Di atas 50 Kg sd 55 Kg Kelas C Di atas 55 Kg sd 60 Kg Kelas D Di atas 60 Kg sd 65 Kg Kelas E Di atas 65 Kg sd 70 Kg Kelas F Di atas 70 Kg sd 75 Kg Kelas Bebas Bebas Di atas 75 Kg Sumber: Persilat 2012: 6 Pesilat sebelum bertanding diwajibkan untuk menimbang berat badannya 15 menit sebelum pertandingan, berbeda dengan olahraga beladiri yang lain yang hanya melakukan penimbangan sekali. Namun dalam pertandingan pencak silat umumnya penimbangan berat badan ini dilakukan sampai babak final, oleh karena itu pesilat harus memiliki kedisiplinan yang tinggi. Setelah melakukan penimbangan berat badan dan dinyatakan sah oleh petugas penimbangan, maka pesilat bersiap untuk bertanding dalam gelanggang, dengan ukuran 10 m x 10 m