Masalah-Masalah Siswa Tunagrahita Ringan
20 b.
Kemampuan berbahasa Penyandang tunagrahita mengembangkan bahasa sesuai dengan pola
orang lain, hanya saja perbedaannya pada jumlah dan tingkat perkembangan yang dicapai. Oleh karena itu, penting diketahui oleh guru
bahwa perkembangan bahasa yang lebih lambat ini menjadi sumber kesulitan akademisnya Smith, 2009: 120.
Menurut Endang Rochyadi dan Zaenal Alimin 2005: 120, kebutuhan mendasar siswa tunagrahita dalam mengembangkan
keterampilan berbahasanya berkaitan dengan 1 pengembangan tata bunyi huruf atau kata dan kosakata, 2 pengembangan struktur kalimat
yang mencakup: jumlah kata dalam kalimat paling banyak 3 kata, kata yang dimuat dalam kalimat adalah kata dasar dan menggunakan kalimat
tunggal, 3 penggunaan tanda baca seperti, titik, koma, tanda tanya, tanda seru, dan 4 pengembangan keterampilan menyimak baik dalam
konteks pembicaraan maupun di dalam memahami isi bacaan. c.
Kemampuan sosial Dalam berinteraksi dengan orang lain, kebutuhan siswa tunagrahita
yang harus dipenuhi yaitu kebutuhan untuk merasa menjadi bagian dari yang lain, kebutuhan untuk menemukan perlindungan dari sikap dan
label negatif, kebutuhan akan dukungan dan kenyamanan sosial, dan kebutuhan untuk menghilangkan kebosanan dan menemukan stimulasi
sosial Turner dalam Smith, 2009: 121. Selanjutnya Mumpuniarti 2007: 86, kebutuhan sosial yang dibutuhkan siswa tunagrahita meliputi
21 keinginan untuk berkomunikasi dan berkelompok, ingin mengungkapkan
diri, memiliki perasaan, keinginan-keinginan untuk mengungkapkan ide dan gagasan walau kurang berarti, ingin pengakuan sebagai anggota
keluarga, dapat pengakuan di depan teman-temannya, dan kedudukan dalam kelompok.
Keberadaan lingkungan inklusif juga membawa keuntungan pada siswa penyandang hambatan dan siswa yang tidak menyandang hambatan.
Keuntungan tersebut antara lain 1 siswa penyandang hambatan lebih memenuhi tujuan program-program pendidikan yang diindividualisasikan, 2
siswa berkelainan lebih termotivasi untuk belajar, 3 memberikan akses yang lebih baik untuk mencontoh kawan sebaya untuk mempermudah
pengembangan sikap-sikap sosial yang layak, 4 siswa dapat belajar menghargai dan menerima perbedaan individu termasuk perbedaan perilaku,
dan 5 siswa dapat menghargai akan kemampuan dan keunggulan teman sekelas yang berkelainan Davis dalam Smith, 2009: 122-123.
Berdasarkan penjelasan tentang kebutuhan siswa tunagrahita di atas, maka kebutuhan siswa tunagrahita ringan yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah kebutuhan dalam bidang kognitif, bahasa, sosial, dan lingkungan inklusif. Dengan adanya pemenuhan kebutuhan tersebut diharapkan mampu
membantu perkembangan siswa tunagrahita ringan secara optimal.
22