Pengertian Siswa Tunagrahita Ringan

16 menjelaskan karakteristik siswa tunagrahita ringan dengan lebih spesifik. Sesuai dengan pendapat tersebut, maka dapat penulis simpulkan bahwa karakteristik siswa tunagrahita ringan dalam penelitian ini adalah siswa yang memiliki karakteristik sebagai berikut: 1 kondisi fisik pertumbuhan fisik tampak normal seperti siswa usia sebaya, 2 usia kecerdasan tidak sejalan dengan bertambahnya usia kronologis sehingga berakibat pada kesulitan berpikir abstrak, dan 3 penyesuaian sosial hampir setara dengan siswa normal seusianya, dan 4 mengalami kesulitan bidang akademik, miskin perbendaharaan bahasa, serta perhatian dan ingatannya lemah.

3. Masalah-Masalah Siswa Tunagrahita Ringan

Perkembangan fungsi kecerdasan siswa tunagrahita yang tidak sejalan dengan usia kronologisnya dan disertai dengan perkembangan perilaku adaptif yang rendah, sehingga menyebabkan siswa mengalami kesulitanhambatan dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Menurut Kemis dan Ati Rosnawati 2013: 21-42 masalah yang dihadapi siswa tunagrahita adalah: a. Masalah belajar Aktivitas belajar sekurang-kurangnya dibutuhkan kemampuan untuk mengingat, kemampuan untuk memahami, serta kemampuan untuk mencari hubungan sebab akibat. Kemampuan-kemampuan tersebut sulit dilakukan oleh siswa tunagrahita karena perkembangan kemampuan kognitif siswa tidak sejalan dengan perkembangan usia kronologisnya. Siswa tunagrahita sulit berpikir abstrak, sehingga siswa mengalami 17 kelemahan ingatan, kelemahan dalam bernalar, dan sulit untuk mengembangkan ide. b. Masalah penyesuaian diri terhadap lingkungan Siswa tunagrahita mengalami kesulitan dalam memahami dan mengartikan norma lingkungan. Oleh karena itu siswa tunagrahita sering melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan norma lingkungan dimana mereka berada. Siswa tunagrahita sering melakukan tingkah laku yang tidak lazim atau tingkah lakunya tidak sesuai dengan perkembangan umurnya. c. Masalah gangguan bicara dan bahasa Hal-hal yang berkaitan dengan gangguan proses komunikasi yaitu: a gangguan atau kesulitan bicara dimana individu mengalami kesulitan dalam mengartikulasikan bunyi bahasa dengan benar, b gangguan bahasa dinama individu mengalami kesulitan dalam memahami dan menggunakan kosakata serta kesulitan dalam memahami aturan sintaksis dari bahasa yang digunakan. d. Masalah kepribadian Siswa tunagrahita memiliki ciri kepribadian yang khas dan berbeda dari siswa pada umumnya. Perbedaan ciri kepribadian ini berkaitan erat dengan faktor yang melatarbelakanginya baik faktor yang barasal dari dalam predisposisi genetic , disfungsi otak maupun faktor dari luar diri pengalaman masa kecil, lingkungan masyarakat. Hal yang menyebabkan siswa tunagrahita memiliki masalah dalam kepribadian 18 yaitu adanya a isolasi dan penolakan, b labeling dan stigma , c stress keluarga, d frustasi dan kegagalan, e disfungsi otak, dan f kesadaran rendah. Selanjutnya menurut Mohammad Efendi 2006: 98, beberapa hambatan yang tampak dan karakteristik siswa tunagrahita dalam kaitannya dengan tahap perkembangan adalah 1 cenderung memiliki kemampuan berpikir konkret dan sukar berpikir abstrak, 2 mengalami kesulitan dalam berkonsentrasi, 3 kemampuan sosialnya terbatas, 4 tidak mampu menyimpan instruksi yang sulit, 5 kurang mampu menganalisis dan menilai kejadian yang dihadapi, dan 6 siswa tunagrahita mampu didik, prestasi tertinggi bidang baca, tulis, hitung tidak lebih dari siswa normal setingkat kelas III-IV Sekolah Dasar. Berdasarkan penjelasan tentang masalah-masalah yang dialami oleh siswa tunagrahita di atas, penelitian ini lebih condong pada pendapat Kemis dan Ati Rosnawati 2013: 21-42, yang menjelaskan masalah siswa tunagrahita dengan lebih spesifik. Sesuai dengan pendapat tersebut, maka masalah yang dihadapi siswa tunagrahita ringan dalam penelitian ini adalah siswa yang memiliki hambatan sebagai berikut: a. Hambatan dalam belajar sehingga kemampuan membaca, menulis dan berhitungnya masih rendah. b. Masalah penyesuaian diri terhadap lingkungan. Siswa kurang memahami norma-norma yang berlaku di masyarakat sehingga siswa cenderung berperilaku tidak sesuai dengan norma yang berlaku.