18
memberikan arti apa yang dikatakan dan dilakukan itu membentuk bagaimana mereka menafsirkan berbagai transaksi harian. Struktur yang
lebih dalam dari organisasi-organisasi adalah yang direfleksikan dan terhubung dengan simbol-simbol, bahasa, dan aksi nyata. Kultur terbuat
dari kestabilan sosial yang membentuk keyakinan dan sifat dari waktu ke waktu Deal and Peterson, 2009: 6.
3. Identifikasi Kultur Sekolah
Kotter Farida Hanum 2008: 11 memberikan bahwa gambaran kultur dengan melihat dua lapisan. Lapisan pertama sebagian dapat diamati
dan sebagian tidak teramati seperti: arsitektur, tata ruang, eksterior dan interior, kebiasaan dan rutinitas, peraturan-peraturan, cerita-cerita,
upacara-upacara, ritus-ritus, simbol, logo, slogan, bendera, tanda-tanda, sopan santun, cara berpakaian, dan yang serupa dapat diamati langsung,
dan hal-hal yang berada di balik yang tampak itu tidak kelihatan, tidak dapat dimaknai secara jelas dan segera, lapisan pertama biasanya disebut
dengan Artefak. Lapisan kedua berupa nilai-nilai yang dianut kelompok yang berhubungan dengan apa yang penting, yang baik dan benar. Lapisan
kedua semuanya tidak jelas diamati, dan sulit karena letaknya dalam kehidupan bersama dalam suatu kelompok dan bersifat abstrak, lapisan
kedua berisi nilai dan keyakinan. Stolp and Smith membedakan kultur 1995 dalam buku Farida
Hanum 2008: 12 membedakan kultur sekolah dan iklim sekolah. Iklim sekolah berada di permukaan yang berisi persepsi warga sekolah. Kultur
19
sekolah merupakan hal yang bersifat hitoris dari berbagai tata hubungan dari sekolah yang diiinternalisasikan oleh warga sekolah.
Koentjaraningrat 2009: 72 membagi budaya sebagai keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan
masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan cara belajar. Artefakfisik merupakan hal yang dapat dilihat oleh mata. Tindakan
merupakan hal yang tidak nampak, namun melekat kepada individu. Idegagasan merupakan keyakinan yang ada pada suatu individu tidak
nampak, namun terus berdampak kepada perilaku.
Gambar 1. Lapisan-lapisan Kultur Sekolah Berikut ini merupakan lapisan-lapisan yang menjelaskan tentang
lapisan-lapisan kultur diatas adalah : a.
Lapisan pertama adalah Artefakfisik pada merupakan hal ini dapat diamati oleh seluruh individu, seperti arsitektur, tata ruang, eksterior,
dan interior, rutinitas, peraturan, cerita-cerita, simbol-simbol, slogan, bendera, gambar-gambar, dan cara berpakaian.
b. Lapisan kedua adalah pada tindakanperilaku yang sifatnya tidak
terlihat oleh mata, berupa nilai yang dianut kelompok. Lapisan kedua ArtefakFisik
TindakanPerilaku
IdeGagasan
20
rini tidak dapat diamati karena terletak dalam kehidupan bekelompok. Lapisan kedua ini bisa berubah, namun sukar dan memerlukan waktu.
c. Lapisan ketiga adalah idegagasan yang bersifat abstrak dan
tersembunyi, dan tidak dapat diamati tetapi melekat dan berdampak pada perilaku kelompok
4. Karakteristik Kultur Sekolah