28
Dari berbagai penjelasan di atas, kampung Pajeksan Yogyakarta adalah termasuk kampung yang dikategorikan sebagai risk society
kampung berisikomasyarakat risiko. Masyarakat yang tinggal di Pajeksan Yogyakarta memiliki risiko, risiko yang menonjol adalah risiko
sosial karena berada di gangpemukiman yang padat serta dekat sekali dengan wisata belanja, pertokoan, losmen atau penginapan bahkan ada
home industri miras oplosan. Risiko lainnya adalah risiko mental karena orang-orang beranggapan bahwa masyarakat yang tinggal di daerah sekitar
P ajeksan berprofesi sebagai “dunia hitam” karena juga dekat dengan
daerah pasar kembang yang sangat terkenal dengan dunia malam, hal tersebut akan merusak mental anak yang masih di bawah umur dan itu
merupakan salah satu bentuk penyimpangan.
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Studi Tentang Kultur Sekolah Pada Sekolah Nasional Berstandar Internasional dan Sekolah bermutu Kurang di Kota Yogyakarta oleh
Farida Hanum 2008.
Penelitian ini membahas tentang kultur sekolah di sekolah Nasional Berstandar Internasional dan kultur di sekolah bermutu kurang di Kota
Yogyakarta. Tujuan dari penelitiaan ini untuk menggali kondisi kultur yang ada di sekolah Nasional Berstandar Internasional dan di sekolah
negeri yang bermutu kurang, dan nilai –nilai utama core value apa yang
dominan di sana. Penelitian ini memakai pendekataan kualitatif dengan
29
metode pengambilan data melalui wawancara, observasi, dokumentaasi, Lalu data tersebut dianalisis dengan metode deskriptif kualitatif.
Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa sekolah-sekolah Nasional Berstandar Internasional telah memiliki kultur sekolah yang positif.
Adapun nilai-nilai keutamaan di sana antara lain, kedisiplinan, kebersihan, nilai berprestasi. Sedangkan di sekolah negeri yang bermutu kurang, kultur
sekolah yang positif belum banyak dibudayakan. Kebersihan, kedisiplinan, dan motivasi berprestasi belum menjadi nilai utama di sana. Setting
Penelitian ini dilakukan di enam sekolah di kota Yogyakarta yaitu tiga diantaranya berstandar Internasional yaitu, SMA N A, SMP N B, SD N C,
dan tiga yang lain sekolah yang bermutu kurang menurut Dinas
Pendidikan Kota Yogyakarta, yaitu SMA N Z, SMP N P, SD N W.
2.
Kultur Sekolah di SMA Gadjah Mada oleh Fify Rosaliana 2015.
Penelitian ini membahas tentang bagaimana kultur sekolah di SMA Gadjah Mada Yogyakarta. Tujuan dari Penelitian ini adalah
mendeskripsikan kultur di SMA Gadjah Mada Yogyakarta. Setting penelitian ini dilakukan di SMA Gadjah Mada Jl. Ibu Ruswo,
Yudonegaran GM II208. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Metode pengumpulan data yang
digunakan adalah observasi, wawancara, dokumentasi. Lalu dianalisis dengan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil dari penelitian ini adalah kultur sekolah di SMA Gadjah Mada belum sesuai dengan implementasi dengan nilai-nilai yang terdapat
30
di lingkungan sekolah sehingga kultur yang positif belum dikembangkan secara maksimal.
Di dalam penelitian ini memiliki kesamaan dengan penelitian yang di atas, yaitu pada metode penelitian yang digunakan dan pendekatan
penelitian yang digunakan, namun dalam penelitian di atas, memaparkan tentang SMA yang bermutu kurang. Alasan untuk menjadikan penelitian
yang relevan terletak dalam metode penelitian dan teori kultur sekolah yang digunakan karena penelitian yang dilakukan adalah mendeskripsikan
tentang kultur sekolah. C.
Kerangka Pikir
Kultur sekolah adalah ciri khas yang berkembang pada suatu lembaga pendidikan ciri khas tersebut melekat pada warga sekolah terutama guru
dengan murid. Ciri tersebut biasanya digambarkan dalam proses pembelajaran maupun dengan interaksi warga sekolah kultur dapat
berkembang seiring berjalannya waktu. Kultur sekolah juga dapat memecahkan permasalahan yang ada pada sekolah, namun belum semua
sekolah menerapkan pentingnya kultur sekolah, dikarenakan banyak yang masih belum mengerti apa itu kultur sekolah. Melihat kondisi tersebut, maka
fungsi dan peran kultur sekolah itu sangat penting, oleh karena itu semua warga sekolah perlu memahami kultur sekolah, agar terciptanya pembelajaran
kondusif. SMP Negeri 3 Yogyakarta adalah sekolah pertama yang termasuk
dalam kategori sekolah negeri di kota Yogyakarta. Melalui kultur sekolah di
31
SMP Negeri 3 Yogyakarta, dapat diketahui mengenai proses pembelajaran pada sekolah tersebut. Peneliti mengamati kultur sekolah dapat diamati 3 hal
yaitu Artefak, tindakan, dan gagasan. Artefak adalah sesuatu yang berkaitan dengan fisik dan dapat diamati. Perilakutindakan adalah sesuatu yang tidak
dapat diamati, namun ini sangat penting dalam kehidupan individu maupun kelompok. Gagasanide adalah sesuatu yang tersembunyi dan bersifat abstrak
etetapi melekat dan berpengaruh terhadap kelompok.
Gambar 2. Kerangka Pikir
D. Pertanyaan Penelitian