135
kelas bersama kelompoknya saat pelajaran berlangsung, tanpa ditegur oleh guru. Pihak sekolah perlu mempertegas kembali agar
tidak ada yang duduk-duduk di luar kelas saat pembelajaran. Aktivitas lain di SMP Negeri 3 Yogyakarta untuk mengasah
potensi akademik yang dimiliki oleh siswa yang diberikan oleh sekolah semacam pemberian ekstrakurikuler, namun pengawasan
dan penerapaan ekstrakurikuler yang berjalan di SMP Negeri 3 Yogyakarta kurang maksimal. Hal ini terbukti ketika peneliti
melakukan wawancara prestasi tahun ini menurun. Berdasarkan hasil penelitian perlu adanya perhatian dari pihak sekolah tentang
ekstrakurikuler supaya kemerosotan prestasi sekolah tidak terjadi terus menerus akan menciptakan kultur negatif.
c. Gagasan dari warga sekolah mengenai kultur yang berkembang
SMP Negeri 3 Yogyakarta yang berada di kawasan berisiko
Terdapat beberapa gagasanide dari warga sekolah terhadap SMP Negeri 3 Yogyakarta yang terletak di lingkungan yang
berisiko diantaranya adalah : 1
Dunia pendidikan yang berada di kawasan hotel dan kawasan wisata kurang sesuai.
2 Budaya sekolah yang semakin mengalami perubahanpergeseran
karena berangkatnya dulu sebagai sekolah Kasultanan sudah mulai tidak melekat lagi adat kejawaannya karena sudah
136
menjadi sekolah umum yang hanya berorientasi pada lulusan terbaik.
3 Warga sekolah beranggapan anak rajin dan pandai pasti
memiliki prestasi. 4
Siswa yang membawa pergaulan di tempat tinggalnya ke sekolah sehingga dapat mempengaruhi teman-teman yang lain.
5 Anak pemegang Kartu Menuju Sejahtera KMS adalah siswa
yag bermasalah dan memiliki motivasi belajar yang rendah. 6
Siswa yang bersekolah di SMP Negeri 3 Yogyakarta
beranggapan bisa jalan-jalan ketika pulang sekolah lebih awal. Kultur sekolah sangat erat kaitannya dengan mutu sekolah,
untuk itu sekolah hendaknya memperhatikan perkembangan sekolah dan mengenali budaya-budaya di sekolah yang
berkembang dari waktu ke waktu, seperti yang dikemukakan Farida Hanum yaitu segenap warga sekolah perlu memiliki wawasan
bahwa ada unsur kultur yang bersifat positif, negatif, dan ada yang netral dalam kaitannya dengan visi dan misi sekolah. Sebagai
contoh bila visi dan misi sekolah mengangkat persoalan mutu, moral, dan multikultural; sekolah harus dapat mengenali aspek-
aspek kultural yang cocok dan menguntungkan, aspek-aspek yang cenderung melemahkan dan merugikan, serta aspek lain yang netral
dan tak terkait dengan visi misi sekolah. Farida Hanum, 2008: 14.
137
Setiap sekolah memiliki karakteristik kultur sekolah yang berbeda. Hal tersebut terjadi karena latar belakang tiap sekolah satu
dengan yang lainya itu berbeda, potensi sekolah yag berbeda, dan perilaku warga sekolah di dalamnya yang berbeda pula sesuai
dengan keadaan dan letak sekolah tersebut. Dengan perbedaan tersebut yang mendasari setiap sekolah memiliki kultur yang
berbeda. Kultur sekolah memiliki karakteristik yang dibedakan dengan kriteria yaitu kultur sekolah yang positif dan kultur sekolah
yang negatif. Oleh sebab itu pemahaman warga sekolah terhadap kultur sekolah yang berkembang itu sangat penting karena dengan
begitu pihak sekolah dapat memilah kultur yang positif dan membuang yang negatif.
Meskipun sebagian besar guru di SMP Negeri 3 Yogyakarta menyatakan bahwa kultur sekolah itu penting untuk dipahami,
namun pada kenyataannya belum semua guru juga memahami apa arti dari kultur sekolah itu. Hal ini tidak boleh dibiarkan saja, harus
ada semacam pelatihan dari sekolah tentang kultur sekolah supaya semua warga sekolah dapat bekerja sama meningkatkan perbaikan
mutu di sekolah tersebut. Berdasarkan hasil penelitian yang menguraikan tentang
kultur sekolah di SMP Negeri 3 Yogyakarta baik dari lapisan Artefak, perilaku, dan gagasan dapat disimpulkan bahwa SMP
Negeri 3 Yogyakarta sebenarnya memiliki kultur dan progam yang
138
baik, namun hanya kurang penerapan dan juga pengawasan pihak sekolah sehingga kultur yang positif kurang berkembang. Berikut
adalah identifikasi kultur sekolah SMP Negeri 3 Yogyakarta yang kurang optimal penerapannya.
Tabel 11. Kultur sekolah yang perlu dikembangkan lagi. ArtefakFisik
1 ArtefakFisik di SMP Negeri 3
Yogyakarta terlihat bersih, seperti kelengkapan fasilitas kelas seperti
LCD, papan tulis bendera dalam kelas, penaataan buku pada ruang
guru, perpustakaan namun perlu kerapihan lagi dan perlu perawatan
lagi dan pengawasan agar tidak adanya
tangan jahil
untuk mencoret-coret fasilitas yang ada
di sekolah. 2
Beberapa Artefak perlu diperbaiki lagi
seperti hilangnya
sapu, rusaknya pagar pada taman.
TidakanPerilaku 1
Kurang disiplin siswa untuk datang
tepat waktu
dan mengerjakan tugas.
2 Kebersihan,
kerapian, dan
keindahan sekolah yang perlu lebih diperhatikan lagi oleh pihak
sekolah.
3 Jam kosong dalam ruang kelas
perlu adanya penegasan lagi. 4
Merosotnya prestasi siswa. GagasanIde
1 Gagasan dari warga sekolah bahwa
SMP Negeri 3 Yogyakarta adalah sekolah di kawasan wisata dekat
dengan hotel yang berada di jantung kota, kurang mendukung
untuk dunia pendidikan.
2 Merosotnya nilai budaya yang
dulu berangkat dari latar belakang sekolah Keraton.
3 Siswa SMP Negeri 3 Yogyakarta
yang bisa jalan-jalan usai sekolah.
139
Lanjutan Tabel 11. Kultur sekolah yang perlu dikembangkan lagi.
Gagasan ide 4
Anak pemegang kartu KMS adalah siswa bermasalah.
C. Keterbatasan Penelitian