36
wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedomannya hanya berupa garis
–garis penting yang akan ditanyakan. Jadi Peneliti ini hanya secara spontan bertanya
tentang garis besar permasalahannya di sekolah tersebut tanpa melihat pedoman wawancara yang ada.
Peneliti menggunakan kedua jenis wawancara ini dalam penelitian ini, karena penggabungan kedua jenis wawancara ini
diharapkan untuk menggali lagi lebih dalam apabila peneliti menemukan jawaban yang dapat ditelaah lebih lanjut. Peneliti
menyiapkan pedoman observasi dan telah merancang pedoman wawancara secara lengkap, akan tetapi apabila terdapat pertanyaan
yang dapat ditelaah dan menyangkut terhadap penelitian akan ditanyakan langsung tanpa menulis dalam pedoman wawancara.
3. Studi Dokumentasi
Nana Syaodih 2006: 221 menyatakan studi dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan cara menganalisis
dokumen-dokumen baik yang tertulis, gambar, maupun dari elektronik. Bogdan dalam buku Sugiyono 2013: 329 menyatakan :
“in most tradition of qualitative research, the phrase personal document is used
broadly to refer to any first person narrative produced by an individual which describes his or her own actions, experience and belief
”. Kebanyakan budaya penelitian kualitatif, frase dokumen personal
digunakan secara luas untuk merujuk kepada siapa saja orang pertama
37
yang menceritakan, yang diproduksi oleh individu yang menggambarkan tindakannya, pengalamannya, dan kepercayaan
. Pengambilan dokumen
dalam penelitian di SMP Negeri 3 Yogyakarta berupa : 1.
Profil Sekolah. 2.
Sejarah Sekolah. 3.
Arsip Sekolah. 4.
Data guru dan siswa. 5.
Foto-foto.
4. Triangulasi
Triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data yang ada
Sugiyono 2013: 330. Dengan triangulasi, maka sebenarnya peneliti mengumpulkan data sekaligus uji kreadibilitas data, yaitu mengecek
kredibilitas data dengan teknik pengumpulan data dan sumber data. Patton 1980 dalam buku Sugiyono 2013: 332 mengemukakan bahwa
“can build on the stregths of each type of data collection whie minimizing
weakness in any single approch ”. Dengan triangulasi akan lebih
meningkatkan kekuatan data, bila dibandingkan satu pendekatan. Pendapat lain dikemukakan oleh Mathinson 1988 dalam buku Sugiyono 2013:
332 “the value of triangulations lies in providing evidence-whetther
convergent, inconsistent, or contractdictory”. Nilai dari teknik
pengumpulan data dengan triangulasi adalah untuk mengetahui data yang diperoleh convergent meluas, tidak konsisten atau kontradiksi.
38
Jadi dalam penelitian ini, peneliti menggabungkan antara observasi, wawancara, dan studi dokumentasi secara serempak untuk mengumpulkan
data dari penelitian ini dengan kata lain untuk mendapatkan data dari sumber penelitian.
E. Instrumen Penelitian
Penelitian ini yang menjadi instrumen yaitu peneliti itu sendiri. Oleh karena itu peneliti juga harus “divalidasi” seberapa jauh peneliti siap
melakukan penelitian yang selanjutnya terjun ke lapangan. Validasi terhadap peneliti sebagai instrumen meliputi validasi terhadap pemahaman metode
penelitian kualitatif Sugiyono 2013: 305. Nasution 1988 yang dikutip dari buku Sugiyono 2013
: 306 menyatakan “dalam penelitian kualitatif tidak ada pilihan daripada menjadikan manusia sebagai instumen penelitian utama
alasannya karena, segala sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti. Masalah fokus penelitian, prosedur penelitan, hipotesis yang digunakan,
bahkan hasil yang diharapkan, itu semua tidak dapat ditentukan secara pasti dan jelas sebelumnya
”. Segala sesuatu masih perlu dikembangkan sepanjang penelitian itu. Dalam keadaan yang serba tidak pasti dan tidak jelas itu, tidak
ada pilihan lain dan hanya peneliti itu sendiri yang menjadi alat satu-satunya yang dapat mencapainya.
Peneliti dalam penelitian ini, menggunakan tiga bentuk instrumen yaitu pedoman observasi, pedoman wawancara, dan juga dokumentasi, dalam
penjelasan sebagai beikut: