Sejarah BEC-TF Konsep Dasar Basic Education Capacity-Trust Fund BEC-TF

33 bagaimana program itu berjalan, tentang dampak yang mungkin terjadi, atau untuk menjawab pertanyaan yang diajukan FaridaYusuf T, 2000: 9. Informasi yang terkumpul itu nantinya dipakai untuk membuat sebuah keputusan. Keputusan tersebut terkait apakah program akan diteruskan atau akan di hentikan. Pengertian diatas memberikan pengertian evaluasi program berfungsi untuk mengukur keterlaksanaan sebuah program. Ralph Taylor Suharsimi Arikunto Cepi Safruddin, 2004: 4 mengatakan bahwa evaluasi program adalah suatu proses untuk megetahui apakah tujuan pendidikan sudah dapat terealisasikan. Dari beberapa pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa evaluasi program adalah suatu upaya yang dilakukan untuk mengetahui efektifitas komponen program dalam pencapaian tujuan program sehingga diperoleh informasi untuk pengambilan keputusan.

3. Tujuan Evaluasi Program

Sebagaimana dengan arti evaluasi, maka penentuan apa tujuan evaluasi juga terdapat perbedaan antara beberapa ahli. Stufflebeam dan Shinkfield 1985: 165 mengemukakan bahwa “... the most important purpose of evaluation in not to prove, but to improve...”. kalimat ini menjelaskan bahwa tujuan evaluasi adalah untuk meingkatkan, bukan membuktikan. Posavac dan Carey dalam pernyataan ini mengemukakan bahwa : “The ration prosess of assessing needs, measuring the implemention of programs to meet those needs, evaluating the achievemet of carefully formed goals ad objectives, and comparing the degree of achievement and the cost involved with those of similar programs serves to improve the use 34 of human and material resources organizations”. Posavac dan Carey dalam peryataan ini mengungkapkan bahwa tujuan akhir dari evaluasi adalah untuk melakukan perbaikan penggunaan sumber daya organisasi. Perbaikan dalam konteks evaluasi ini dapat di bagi menjadi dua evaluasi, yang pertama dipakai untuk memperbaiki rencana, untuk menaikan outcome, atau untuk menaikan efisiensi jasa. Perbaikan yang kedua bertujuan untuk mempertimbagkan apakah program mulai dilakukan atau dipilih dari dua pilihan alternatif. Sedangkan menurut Worten, dkk Farida Yusuf, 2000: 2-3 evaluasi memberi informasi yang dipakai sebagai dasar untuk: 1. Membuat kebijaksanaan dan keputusan, 2. Menilai hasil yang dicapai para pelajar, 3. Menilai kurikulum, 4. Member kepercayaan kepada sekolah, 5. Memonitor dana yang telah diberikan, 6. Memperbaiki materi dan program pendidikan. Dari kedua pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan evaluasi program adalah untuk mengetahui sejauh mana tujuan program yang telah ditetapkan dapat tercapai serta sebagai acuan untuk pengambilan keputusan dalam membuat kebijakan.

4. Manfaat Evaluasi Program

Evaluasi program dilakukan untuk mengukur ketercapaian program dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan jauh sebelum program dilaksanakan. Dengan melakukan evaluasi, maka akan diperolah informasi yang dapat bermanfaat untuk pengambilan keputusan untuk pelaksanaan program selanjutnya. Menurut Farida Yusuf 2000: 4 evaluasi dapat mempunyai dua fungsi, yaitu fungsi formatif, evaluasi dipakai untuk perbaikan dan pengembangan kegiatan yang sedang berjalan program, orang, produk, dan sebagainya. Fungsi 35 sumatif, evaluasi dipakai untuk pertanggungjawaban, keterangan, seleksi atau lanjutan. Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa evaluasi bermanfaat untuk kegiatan pengembangan program serta dimanfaatkan untuk menyeleksi program. Artinya evaluasi program dimanfaatkan sebagai pengambilan keputusan untuk melanjutkan program, memperbaiki program, atau bahkan menghentikan program.

5. Model-Model Evaluasi Program

Model evaluasi ialah model desain evaluasi yang dibuat oleh ahli-ahli atau pakar-pakar evaluasi yang biasanya dinamakan sama dengan pembuatnya atau tahap pembuatya. Model-model ini dianggap model standar atau dapat dikatakan merek standar dari pembuatnya Farida Yusuf T, 2000: 13. Evaluasi juga dibedakan berdasarkan waktu pelaksanaannya, kapan evaluasi dilakukan, dan acuan serta paham yang dianut oleh evaluator. Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddin 2004: 24 mengemukakan ada 8 model evaluasi yang meliputi model evauasi goal oriented, model evaluasi goal free, model evaluasi formatif-summatif, model evaluasi countenance, model evaluasi responsive, model evaluasi UCLA, model evaluasi CIPP, dan model evaluasi discrepancy. a. Model Evaluasi Goal Oriented Model evaluasi goal oriented merupakan model evaluasi yang muncul paling awal. Sasaran pengamatan dari model evaluasi ini adalah tujuan dari program yang sudah ditetapkan jauh sebelum program dimulai. Evaluasi dilakukan secara