Pengertian Evaluasi Program Konsep Evaluasi Program 1. Pengertian Evaluasi
36 terus menerus dan berkesiambunga, mencek seberapa jauh tujuan tersebut sudah
terlaksana di dalam proses pelaksanaan program. b. Model Evaluasi Goal Free
Model evaluasi goal free dikembangkan oleh Michael Scriven yang mana dapat dikatakan bahwa model ini sangat berlawanan dengan model-model goal
oriented, evaluator terus menerus memantau tujuan, yaitu sejak awal proses terus melihat sejauh mana tujuan tersebut sudah dapat di capai, sedangkan dalam model
goal free justru menoleh dari tujuan. Michael Scriven, ketika melakukan program evaluator tidak perlu memerhatikan tujuan program tersebut akan tetapi yang
perlu diperhatikan adalah bagaimana kerjanay program tersebut. Akan tetapi yang perlu diperhatikan adalah bagaimana kerjanya program dengan cara
mengidentifikasi penampilan-penampilan yang terjadi, baik itu hal yang positif maupun yang negatif Suharsimi Arikunto Cepi Safruddin, 2004: 25
Model evaluasi goal free tidak memperhatikan tujuan program dikarenakan ada kemungkinan evaluator terlalu rinci mengamati tiap-tiap tujuan
khusus. Jika masing-masing tujuan khusus tercapai, artinya terpenuhi dalam penampilan, tetapi evaluator lupa memerhatikan seberapa jauh masing-masing
penampilan tersebut mendukung penampilan akhir yag diharapkan oleh tujuan umum maka akibatnya jumlah peampilan khusus ini tidak banyak manfaat.
Sehigga dalam model ini bukannya lepas sama sekali dari tujuan, akan tetapi hanya lepas dari tujuan khusus.
37 c. Model Evaluasi Formatif Sumatif
Michael Scriven juga mengembangan model evaluasi lain yaitu model formatif-sumatif. Model ini menunjuk adanya tahapan dan lingkup obyek yang
dievaluasi, yaitu evaluasi yang dilakukan pada waktu program masih berjalan dan ketika program sudah selesai Suharsimi Arikunto Cepi Safruddin, 2004: 25.
Pada prinsipnya evaluasi formatif dilaksanankan pada saat program masih berlangsung atau ketika program masih dekat dengan pemulaan kegiatan dengan
tujua mengetahui seberapa jauh program yang dirancang dapat berlangsung, sekaligus mengidentifikasikan hambatan. Dengan kata lain, evaluasi sumatif
dilakukan setelah program berakhir dengan tujuan untuk mengukur ketercapaian program.
d. Model Evaluasi Countenace Model evaluasi countenance dikembangkan oleh Stake. Dalam model ini
menekankan, yaitu dua hal pokok, yaitu 1 deskripsi, dan 2 pertimbangan ; serta membedakan adanya tiga tahap dalam evaluasi program, yaitu 1 ateseden,
2 trasaksi, dan 3 keluaran. e. Model Evaluasi UCLA
Evaluasi model UCLA diperkenalkan oleh Alkin yang hampir sama degan evaluasi model CIPP. Nama UCLA diambil dari tempat dimana nama tersebut di
bangun yaitu University of California Los Angeles. Seperti model CIPP model evaluasi UCLA juga dibagi menjadi beberapa tahap, yang meliputi perecaaan,
pengembangan, implementasi, hasil, dan dampak Farida Yusuf , 2000: 13