15 tersebut untuk menjadi lebih baik. Dalam penelitian ini, peneliti merujuk
pada teori yang dikemukakan oleh Grotberg, bahwa resiliensi adalah kapasitas manusia untuk mengatasi, menjadi kuat, dan bahkan berubah
karena pengalaman adversitas. Kualitas resiliensi pada setiap orangtidak sama, antara satu orang
dan yang lainnya berbeda. Kualitas resiliensi seseorang sangat ditentukan oleh tingkat usia, taraf perkembangan individu, intensitas seseorang dalam
menghadapi situasi-situasi yang tidak menyenangkan, serta seberapa besar dukungan sosial yang diperoleh seseorang dalam pembentukan resiliensi
orang tersebut.
2. Sumber Resiliensi
Untuk mengatasi kondisi-kondisi adversity yang dialami seseorang sangat tergantung pada pemberdayaan sumber-sumber resiliensi yang ada
dalam diri individu tersebut Desmita, 2005: 227. Grotberg 1995: 11, mengemukakan tiga sumber resiliensi yaitu I Have, I Am, dan I Can yang
dideskripsikan sebagai berikut.
a. I Have
1 Hubungan yang dilandasi oleh kepercayaan penuh
2 Struktur dan peraturan di rumah
3 Model-model peran
4 Dorongan untuk mandiri otonomi
5 Akses terhadap layanan kesehatan, pendidikan, keamanan dan
kesejahteraan
16
b. I Am
1 Disayang dan disukai oleh banyak orang
2 Mencinta, empati, dan kepedulian pada orang lain
3 Bangga dengan dirinya sendiri
4 Bertanggung jawab terhadap perilaku sendiri dan menerima
konsekuensinya 5
Percaya diri, optimistik, dan penuh harap
c. I Can
1 Berkomunikasi
2 Memecahkan masalah
3 Mengelola perasaan dan impuls-impuls
4 Mengukur temperamen sendiri dan orang lain
5 Menjalin hubungan-hubungan yang saling mempercayai
Menurut Grotberg 1995: 11, seseorang yang memiliki resiliensi baik tidak perlu memiliki kesemua ciri yang disebutkan diatas, namun
hanya memiliki satu ciri pun juga tidak cukup. Resiliensi itu terwujud dari kombinasi ketiga ciri, yaitu I Have, I Am, dan I Can. Seorang individu
belum bisa dikatakan resilien apabila ada satu ciri resiliensi yang belum dimiliki.
Pentingnya memiliki ketiga ciri I Have, I Am dan I Can tersebut karena akan sangat berpengaruh pada kehidupan seseorang dalam
menghadapi kondisi-kondisi sulit yang tidak dapat dihindarkan.
17 Pengkategorian I Have, I Am, dan I Can itu sendiri dibagi menjadi tiga
kategori utama, yang masing-masing terdiri dari lima bagian.
a I Have
Faktor I Have merupakan dukungan eksternal dan sumber dalam meningkatkan resiliensi daya lentur seseorang.
Sebelum individu menyadari akan siapa dirinya I Am atau apa yang bisa dia lakukan I Can, dia membutuhkan dukungan
eksternal dan sumberdaya untuk mengembangkan perasaan keselamatan dan keamanan dalam meletakkan fondasi, yaitu inti
untuk mengembangkan resiliensiGrotberg, 1995: 15. Sumber-sumberI Haveadalah sebagai berikut.
1 Hubungan yang dapat dipercaya
Grotberg1995: 15 menyebutkan bahwa pihak-pihak yang dapat membantu individu dalam membangun hubungan yang
dilandasi oleh suatu kepercayaan diantaranya orang tua, anggota keluarga lainnya, guru, dan teman-teman yang mengasihi dan
menerima individu tersebut. Ketika rasa percaya itu ada maka akan tumbuh kasih sayang dari individu kepada pihak-pihak yang
membantunya maupun sebaliknya.Selain itu, akan terbina hubungan emosional antara individu dan pihak-pihak tersebut.
Seorang individu dapat memperoleh kasih sayang dan dukungan emosionaldari pihak lain di saat individu tersebut tidak
mendapatkasih sayang dan dukungan emosional dari orang tuanya. Sesuai dengan yang dijelaskan oleh Grotberg 1995: 15,
bahwa kasih sayang dan dukungan dari orang lain kadang-kadang
18 dapat mengimbangi terhadap kurangnya kasih sayang dari orang
tua individu. 2
Struktur dan aturan di rumah Grotberg1995: 15 menyebutkan bahwaorang tuadi rumah
memberikan rutinitas dan aturan yang jelas kepada anak-anaknya mengharapkan agar anaknya tersebut dapat mengikuti perilaku
mereka. Selain itu, orang tua juga mengharapkan bahwa mereka dapat mengandalkan anaknya untuk melakukan hal yang serupa
dengan yang mereka lakukan. Adanya aturan yang jelas membuat anak menjadi berpikir tentang batasan-batasan dan akibat-akibat
yang ditimbulkan dari perilaku yang akan dilakukannya. Aturan dan rutinitas yang meliputi tugas-tugas yang
diharapkan dapat dikerjakan oleh seorang individu harus dinyatakan dengan jelas sehingga dapat dipahami dengan baik
oleh individu tersebut. Jika aturan itu dilanggar, orang tua individu tersebut dapat membantu anaknya untuk memahami
bahwa yang dilakukannya itu salah, kemudian diberitahu tentang apa yang terjadi. Jika perlu untuk dihukum, maka berikan
hukuman yang membuat individu berpikir bahwa kesalahan yang dilakukannya tersebut tidak akan diulangi di kemudian hari.
19 3
Role models Grotberg1995: 16 menyatakan bahwa orang tua, orang
dewasa lain, kakak, dan teman sebaya dari seorang individu akan bertindak dengan cara menunjukan perilaku yang dapat diterima
dan diinginkan, baik oleh keluarga dan orang lain. Seorang individu akan diberikan arahan mengenai cara melakukan sesuatu
oleh orang-orang disekitarnya. Hal tersebut akan mendorong individu untuk menirukan perilaku yang serupa dengan mereka.
Orang-orang di sekitar individu juga menjadi model moralitas dan dapat mengenalkan individu tersebut dengan aturan-aturan agama
Grotberg, 1995: 16. 4
Dorongan agar menjadi otonom Grotberg1995: 16 menyatakan bahwa orang dewasa,
terutama orang tua, akan mendorong anaknya untuk melakukan sesuatu tanpa bantuan orang lain. Selain itu, mereka juga akan
berusaha mencarikan bantuan yang dibutuhkan anak untuk membantunya agar menjadi otonom. Bantuan tersebut dapat
berupa pujian saat seorang individu anak menunjukan sikap inisiatif, maka orang tuanya memberikan pujian sebagai reward
dari sikap inisiatifnya. Selain itu, kesadaran orang dewasa terhadap temperamen yang dimiliki anak menjadikan mereka
dapat menyesuaikan kecepatan dan tingkat temperamen untuk mendorong anak sehingga dapat otonom.
20 5
Akses pada kesehatan, pendidikan, kesejahteraan, dan layanan keamanan
Grotberg 1995: 16 menyatakan bahwa seorang anak secara individu maupun keluarga, dapat mengandalkan layanan
yang konsisten untuk memenuhi kebutuhan yang tidak bisa dipenuhi oleh keluarganya. Layanan tersebut diantaranya yaitu
rumah sakit dan dokter, sekolah dan guru, layanan sosial, serta polisi dan perlindungan kebakaran atau layanan sejenisnya.
Seorang individu dapat memanfaatkan semua akses baik kesehatan, pendidikan, kesejahteraan, dan keamanan sesuai
dengan yang mereka butuhkan.
b I Am
Faktor I Am merupakan kekuatan yang berasal dari dalam diri sendiri. Faktor ini meliputi perasaan, sikap, dan keyakinan dari dalam
diri. Ada beberapabagian dari faktor I Am yaitu: 1
Perasaan dicintai dan perilaku yang menarik Grotberg 1995: 16 menyebutkan bahwa seorang individu
sadar bahwa ada orang yang menyukai dan mengasihinya. Individu tersebutakan bersikap baik terhadap orang-orang yang
menyukai dan mencintainya. Mereka akan merespon perilaku orang lain sebagaimana perilaku yang orang lain berikan padanya.
Selain itu, seorang individujuga dapat mengatur sikap dan perilakunya jika menghadapi respon-respon yang berbeda ketika
21 berbicara dengan orang lain. Mereka akan menyesuaikan diri
terhadap respon-respon yang ditunjukan oleh orang di sekitarnya. 2
Mencintai, empati, dan altruistik Grotberg 1995: 16 menjelaskan bahwa seorang individu
yang mampu mengasihi orang lain akan menyatakan kasih sayang tersebut dengan banyak cara. Individu tersebut akan menyatakan
kepeduliannya pada orang lain melalui tindakan dan kata-kata. Selain itu, seorang individu juga dapat merasakan ketidak
nyamanan dan menderita karena orang lain. Dengan adanya hal tersebut individu memiliki keinginan melakukan sesuatu untuk
mengakhiri penderitaan atau berbagi penderitaan yang dirasakan dengan orang-orang disekitarnya.
3 Bangga pada diri sendiri
Grotberg 1995: 17 menyatakan bahwa seorang individu mengetahui bahwa dia adalah orang yang penting dan dia merasa
bangga pada dirinya dan terhadap apa yang dilakukannya untuk mencapai apa yang dia inginkan. Ketika seorang individu
mempunyai masalah dalam hidupnya, mereka akan bertahan dan mengatasi masalah tersebut dengan kepercayaan diri dan self
esteem yang mereka miliki. Dengan adanya perasaan bangga dan menganggap dirinya penting, mereka tidak akan membiarkan
orang lain meremehkan atau merendahkan dirinya.
22 4
Otonomi dan tanggung jawab Grotberg1995: 17 menyatakan bahwa seorang individu
dapat melakukan sesuatu dengan caranya sendiri dan menerima konsekuensi dari perilakunya tersebut. Seorang individu merasa
bahwa dirinya mampu untuk mandiri dan bertanggung jawab atas hal-hal yang dilakukannya. Dengan mengamati perilaku orang-
orang di sekitarnya, individu dapat belajar bertanggung jawab atas sesuatu yang mereka lakukan. Mereka juga akan mengerti
batasan-batasan dan mampu mengontrol diri mereka terhadap berbagai hal yang akan dilakukan individu tersebut.
5 Harapan, keyakinan, dan kepercayaan
Grotberg 1995: 17 menyatakan bahwa seorang individu percaya bahwa ada harapan baginya dan bahwa ada orang-orang
disekitarnya yang dapat dipercaya. Individu yang memiliki harapan akan bersikap optimis dalam melakukan suatu hal.
Individu tersebut memiliki keyakinan bahwa apa yang dilakukannya akan mendapatkan dukungan dari orang-orang di
sekitarnya. Selain itu, individu juga percaya bahwa yang benar akan
selalu menang dan mereka dapat merasakan perasaan benar dan salah. Individu mempunyai rasa percaya diri dan keyakinan dalam
moralitas dan kebaikan Grotberg,1995: 17. Mereka menyatakan hal tersebut sebagai kepercayaan kepada Tuhan atau sebagai
23 makhluk rohani dengan kedudukan yang lebih tinggi dari
makhluk lainnya.
c ICan
Faktor I Can adalah kemampuan interpersonal yang dimiliki individu Grotberg, 1995: 17. Kemampuan tersebut meliputi
kemampuan dalam mengungkapkan perasaan dan pikiran dalam berkomunikasi dengan orang lain, memecahkan masalah dalam
berbagai setting kehidupan akademis, pekerjaan, pribadi dan sosial dan mengatur tingkah laku, serta mendapatkan bantuan saat
membutuhkannya. Ada beberapa aspek yang mempengaruhi faktor I
Can, yaitu :
1 Berkomunikasi
Grotberg1995: 17 menyatakan bahwa seorang individu mampu mengekspresikan pemikiran dan perasaan kepada orang
lain. Individu dapat mendengarkan apa yang dikatakan orang lain dan mengetahui apa yang mereka rasakan. Individu juga dapat
berdamai dengan perbedaan. Mereka mengerti perbedaan- perbedaan yang ada di sekitarnya dan mereka tahu bagaimana
mereka harus bertindak. Tindakan yang diambilnya tersebut sesuai dengan hasil komunikasinya bersama orang lain.
2 Pemecahan masalah
Grotberg 1995: 17 menyatakan bahwa seorang individu dapat menilai suatu permasalahan, penyebab munculnya masalah
24 dan mengetahui cara pemecahannya. Selain itu, individu juga
memiliki keteguhan diri untuk bertahan dengan suatu masalah hingga masalah tersebut dapat terpecahkan. Dalam menyikapi
permasalahan yang ada, seorang individu dapat mendiskusikan solusinya dengan orang lain. Hal tersebut dilakukan secara teliti
untuk menemukan solusi yang diharapkan. 3
Mengelola berbagai perasaan dan rangsangan Grotberg 1995: 18 menyatakan bahwa seorang individu
dapat mengenali perasaannya, memberikan sebutan emosi, dan menyatakannya dengan kata-kata dan perilaku yang tidak
melanggar perasaan dan hak orang lain atau dirinya sendiri. Mereka mampu mengenali rasa sedih, senang, kecewa, marah dan
berbagai perasaan lainnya. Mereka mampu mengungkapkan perasaannya dengan mengekspresikannya lewat kata-kata dan
perilaku. Individu juga dapat mengelola rangsangan, baik itu untuk memukul, melarikan diri, merusak barang, atau melakukan
tindakan yang berbahaya Grotberg, 1995: 18. 4
Mengukur temperamen diri sendiri dan orang lain Grotberg1995: 18 menyatakan bahwa seorang individu
memahami temperamen diri mereka sendiri dan juga terhadap temperamen orang lain. Individu mengerti bagaimana dirinya
harus bertingkah, merangsang, mengambil resiko atau diam, reflek dan berhati-hati terhadap sesuatu. Pemahaman tersebut
25 dapat membantu seorang individu untuk mengetahui berapa lama
waktu yang diperlukan untuk dia berkomunikasi dengan orang lain, membantu mengetahui kecepatan untuk bereaksi terhadap
suatu tindakan atau peristiwa, dan berapa banyak individu yang mampu sukses dalam berbagai situasi.
5 Mencari hubungan yang dapat dipercaya
Grotberg1995: 18 menyatakan bahwa seorang individu dapat menemukan seseorang untuk dimintai pertolongan, serta
berbagi perasaan dan perhatian. Pihak-pihak yang dapat dimintai pertolongan atau diajak berbagi mengenai apa yang dirasakan
atau dipikirkan seorang individu diantaranya yaitu orang tua, saudara, atau teman yang sebaya dengannya. Hal tersebut
dimaksudkan guna mencari cara terbaik untuk menyelesaikan masalah personal dan interpersonal atau untuk mendiskusikan
konflik dalam keluarga yang sedang dialami oleh individu.
3. Interaksi antara Faktor I Have, I Am, dan I Can