Industri Identitas Interaksi antara Faktor I Have, I Am, dan I Can

30 juga akan menumbuhkan perasaan mampu seseorang untuk mengemukakan ide-ide kreatif, menjadi pemimpin I Can. Seorang individu mengembangkan inisiatifnya seperti yang dilakukan individu lain pada umumnya. Kemungkinan besar seorang individu ingin ditolong oleh anggota keluarga dan teman-temannya dalam melakukan aktivitas. Akan tetapi yang terpenting bahwa inisiatif itu dihasilkan dari dalam diri individu itu sendiri. Individu tidak lagi melihat orang tuanya atau orang lain untuk merangsang minatnya. Tetapi, ia akan melihat apa yang menggairahkan dan menarik bagi dirinya. Apabila individu tidak dapat mengambil inisiatif untuk mencapai suatu hal, terutama karena ia ditolak oleh orang-orang yang diharapkan dapat membantunya, ia akan cenderung merasa bersalah karena ia berpikir ada sesuatu yang salah dengan dirinya. Atau ia mungkin akan merasa tidak layak mendapat cinta dan perhatian, dan mungkin ia juga merasa bahwa dirinya adalah pribadi yang buruk.

d. Industri

Industri industry, yaitu faktor resiliensi yang berhubungan dengan pengembangan keterampilan-keterampilan berkaitan dengan aktivitas di rumah, sekolah, dan sosialisasi Grotberg, 1999: 55. Melalui penguasaan keterampilan-keterampilan tersebut, seorang individu akan mampu mencapai prestasi, baik di rumah, sekolah, 31 maupun di lingkungan sosial. Prestasi tersebut akan menentukan penerimaan seseorang di lingkungannya Grotberg, 1999: 55. Apabila seorang individu berada di lingkungan yang memberikan kesempatan untuk mengambangkan keterampilan-keterampilan, baik di rumah, sekolah maupun di lingkungan sosial I Have, maka seseorang akan mengembangkan perasaan bangga terhadap prestasi- prestasi yang telah dan akan dicapainya I Am. Kondisi ini pada akhirnya akan menumbuhkan perasaan mampu serta berupaya untuk memecahkan setiap persoalan, atau mencapai prestasi sesuai dengan kebutuhannya I Can.

e. Identitas

Identitas identity, yaitu faktor resiliensi yang berkaitan dengan pengembangan pemahaman seseorang akan dirinya sendiri, baik kondisi fisik maupun psikologinya Grotberg, 1999: 71. Identitas membantu seseorang mendefinisikan dirinya dan mempengaruhi self- image-nya. Identitas ini diperkuat melalui hubungan dengan faktor- faktor resiliensi lainnya. Apabila seseorang memiliki lingkungan yang memberikan umpan balik berdasarkan kasih sayang, penghargaan atas prestasi dan kemampuan yang dimilikinya I Have, maka seseorang akan menerima keadaan dirinya dan orang lain I Am. Kondisi demikian akan menumbuhkan perasaan mampu untuk mengendalikan, 32 mengarahkan dan mengatur diri, serta menjadi dasar untuk menerima kritikan dari orang lain I Can. Namun jika seseorang tidak berhasil menetapkan identitas dirinya, ia akan mengalami kebingungan Grotberg, 1999: 72. Orang tersebut tidak akan yakin dengan kepribadian dia yang sesungguhnya dan beralih dari percaya diri ke arah meragukan dirinya. Ia mungkin merasa terasing dan meyakini tidak ada seorangpun yang bisa mengerti dirinya, termasuk dirinya sendiri. Oleh karena itu, pentingnya seorang individu mengerti akan identitas dirinya sendiri. Kelima fakor kepercayaan, otonomi, inisiatif, industri, dan identitas merupakan landasan utama bagi pengembangan resiliensi seseorang.

4. Karakteristik Individu yang Memiliki Resiliensi Tinggi