Epidemiologi Faktor Risiko Kanker Payudara 1. Definisi

2.2. Kanker Payudara 2.2.1. Definisi Kanker sering disebut karsinoma, neoplasma ganas ataupun tumor ganas yaitu jaringan baru yang timbul dalam tubuh pada lokasi tertentu yang dipengaruhi berbagai penyebab sehingga jaringan setempat terjadi pertumbuhan yang tidak normal dan dapat menyebar ke organ lain WHO, 2013. Berdasarkan lokasinya, kanker payudara adalah kanker yang terjadi pada jaringan epitel payudara.

2.2.2. Epidemiologi

Menurut World Health Organization 2013, pada tahun 2012 di seluruh dunia sebanyak 8,2 juta kematian yang penyebab utamanya adalah kanker. Di Asia Tenggara SEA diperkirakan 1,2 juta kematian terjadi akibat kanker di pada tahun 2012, dan diperkirakan juga kematian akibat kanker akan terus meningkat. Setiap tahun di Asia Tenggara diperkirakan memiliki 1,7 juta kasus kanker baru. Di Asia Tenggara kanker payudara dan kanker leher rahim adalah dua jenis kanker yang paling umum terjadi pada wanita , sedangkan kanker paru dan kanker rongga mulut adalah kanker paling umum terjadi pada pria. Banyak kanker yang memiliki kesempatan besar untuk sembuh jika terdeteksi dini dan diobati dengan tepat.

2.2.3. Faktor Risiko

Etiologi kanker payudara belum jelas sampai saai ini, tetapi terjadinya kanker payudara dipengaruhi oleh beberapa faktor risiko, yaitu: 1. Riwayat keluarga dan gen Penelitian menemukan pada wanita yang memiliki saudara primer menderita kanker payudara, maka 2-3 kali lebih besar untuk menderita kanker payudara dibandingkan dengan wanita yang tanpa riwayat keluarga. Gen yang Universitas Sumatera Utara merupakan faktor timbulnya kanker payudara adalah BRCA-1 dan BRCA-2 Desen, 2011. 2. Usia Kanker payudara banyak terjadi pada usia setengah baya dan lansia atau usia menopause usia 40-45 tahun, jarang terjadi pada usia kurang dari 30 tahun, dan sangat jarang terjadi pada usia kurang dari 20 tahun. Wanita postmenopause dengan tingkat estrogen tinggi di atas 20 memiliki risiko kanker payudara dua kali lipat dibandingkan dengan wanita dengan estrogen yang rendah NBOCC, 2009. 3. Reproduksi Usia menarche kecil, henti haid usia lanjut, siklus haid pendek, wanita yang belum atau tidak menikah, dan melahirkan anak pertama berusia lebih dari 30 tahun merupakan faktor resiko besar terjadi kanker payudara. Menurut penelitian Anggorowati 2013, bahwa usia melahirkan anak pertama leboh dari 30 tahun dilaporkan dapat meningkatkan risiko terkena kanker payudara. Menurut Chlebowski 2009 dalam Anggorowati 2013, hal tersebut dapat terjadi dikarenakan periode antara usia menarche dan usia kehamilan pertama terjadi ketidakseimbangan hormon yang merupakan permulaan dari pembentukan kanker payudara. 4. Menyusui Dampak perlindungan dari menyusui pada risiko kanker payudara dijelaskan bahwa menyusui menjaga keseimbangan endokrin yang normal melalui modulasi aktivitas ovarium atau hipofisis Mashram et al, 2009. Menurut Anothaisintawee et al 2013 dalam Anggorowati 2013, wanita yang menyusui akan memproduksi hormon prolaktin yangmana hormon ini dapat menekan paparan hormon estrogen dalam jumlah yang banyak dan dalam waktu lama yang merupakan pemicu terjadinya kanker payudara. Universitas Sumatera Utara 5. Kelainan kelenjar payudara Jika salah satu payudara sudah terkena kanker, maka payudara yang belum terkena satu lagi atau kontralateral akan lebih besar resiko terkena kanker NBOCC, 2009. Pada penderita yang mempunyai riwayat penyakit payudara jinak tipe kistik dapat meningkatkan risiko terjadi kanker payudara Mashram et al, 2009. 6. Radiasi pengion Kelenjar payudara relatif peka terhadap radiasi pengion. Terpapar secara berlebihan menyebabkan peluang terjadinya kanker lebih tinggi Desen, 2011. 7. Diet dan gizi Berbagi studi kasus menunjukan diet tinggi lemak dan kalori berkaitan langsung dengan timbulnya kanker payudara Desen, 2011. Faktor-faktor lain yang berpengaruh seperti ras hitam, obesitas, paparan estrogen dan progesteron pada wanita post menopause, olahraga tidak teratur, toksin lingkungan, dan merokok juga mempunyai faktor risiko terjadinya kanker payudara Tehranian et al, 2010.

2.2.4. Etiologi dan Patogenesis