Tabel 4.18 Reksa Dana saham terbaik dengan metode
Jensen
pada tahun 2014
NO Nama Reksa Dana saham
Kinerja
Jensen
1 Dana Pratama Ekuitas
0,00220 2
OSK Nusadana
Alpha Sector Rotation
0,00188 3
Pratama
Equity
0,00153 4
Pratama Saham 0,00123
5 BNP Infrastruktur Plus
0,00107 6
CIMB-
Principal Equity Aggressive
0,00099 7
Rencana Cerdas 0,00098
8
Lautandhana Equity
Progresif 0,00089
9 TRIM Kapital Plus
0,00054 10
BNP Paribas Solaris 0,00052
Sumber : Lampiran 14 hal 199-200 Reksa Dana saham yang memiliki kinerja paling tinggi adalah
Reksa Dana saham Dana Pratama Ekuitas Ekuitas dari Manajer Investasi PT Pratama
Capital Assets Management
dengan nilai
Jensen
sebesar 0,00220. Hasil kinerja selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 14 hal 199-200.
4. Perbandingan Hasil Kinerja masing-masing Metode
Risk-Adjusted Return
Hasil dari suatu metode sebenarnya tidak dapat dibandingkan secara langsung karena masing-masing metode memiliki asumsi yang berbeda.
Metode
Sharpe
dan metode
Jensen
dapat dibandingkan karena walaupun memiliki asumsi pembagi yang berbeda namun masih memiliki arti yang
sama. Sedangkan metode
Jensen
tidak dapat dibandingkan dengan metode
Sharpe
dan metode
Treynor
karena dalam metode
Jensen
terdapat variabel
perhitungan yang berbeda dengan metode-metode yang lain berupa
return
pasar. Perbandingan hasil kinerja metode
Sharpe
dan metode
Treynor
berdasarkan grafik adalah sebagai berikut :
Grafik 4.4. Perbandingan metode
Sharpe
dan
Treynor
pada tahun 2012
Grafik 4.5. Perbandingan metode
Sharpe
dan
Treynor
pada tahun 2013
Grafik 4.6. Perbandingan metode
Sharpe
dan
Treynor
pada tahun 2014
Berdasarkan grafik 4.4, 4.5, dan 4.6 dapat dilihat bahwa kinerja metode
Sharpe
memiliki hasil yang lebih kompleks dibandingkan dengan kinerja metode
Treynor
pada masing-masing periode. Namun jika ditinjau lebih dalam, nilai yang dihasilkan menunjukkan hasil yang sama dari segi
niai positif maupun peringkat dari Reksa Dana saham. Hasil dari kinerja metode
Sharpe
dan metode
Treynor
sulit untuk ditafsirkan dengan kinerja
benchmark
sehingga belum dapat dijadikan tolok ukur untuk menentukan Reksa Dana yang termasuk
outperform
maupu
underperform.
Untuk menentukan metode mana yang lebih baik antara metode
Sharpe
dan metode
Treynor
dapat dilihat dari portofolio masing-masing Reksa Dana saham. Jika suatu portofolio telah terdiversifikasi dengan baik
maka metode
Treynor
lebih tepat untuk digunakan karena menggunakan
beta
sebagai tolok ukur risiko yang mengindikasikan bahwa
return
yang dihasilkan hanya dipengaruhi oleh risiko pasar. Sedangkan jika suatu
portofolio hanya sebagian kecil yang dipengaruhi oleh pasar maka metode yang lebih tepat adalah metode
Sharpe.
5. Perbandingan Kinerja Reksa Dana Saham dengan Kinerja