Pricing Model
CAPM. Model ini menilai kinerja manajer investasi dalam menghasilkan nilai positif alfa
alpha
. Semakin tinggi nilainya, semakin baik kinerja dari Reksa Dana tersebut.
Metode
Jensen
dapat diukur dengan persamaan sebagai berikut: Jogiyanto, 2010.
̅ ̅
̅ ̅
Dimana : = Nilai perpotongan
Jensen
̅ = Rara-rata
return
Reksa Dana ̅
= Rata-rata
return
investasi bebas risiko ̅
= Rata-rata
return
pasar IHSG
B. Penelitian yang Relevan
Hermeindito 2007 memberikan hasil bahwa secara umum Reksa Dana memiliki kinerja yang lebih baik dari kinerja pembanding
return
pasar
maupun suku bunga bebas risiko.
Sulistyorini 2009 melakukan penelitian mengenai analisis kinerja portofolio saham dengan menggunakan metode
Sharpe, Treynor,
dan
Jensen
saham LQ 45 di Bursa Efek Indonesia tahun 2003-2007 dengan hasil a Indeks kinerja
Sharpe, Treynor,
dan
Jensen
menunjukkan ada 4 saham LQ 45 yang selalu menunjukkan indeks kinerja bernilai negatif paling banyak yaitu
BBCA Bank Central Asia Tbk, INDF Indofood Sukses Makmur Tbk, ISAT Indosat Tbk, dan TLKM Telekomunikasi Indonesia Tbk. b
Pengukuran kinerja portofolio dengan metode
Sharpe, Treynor,
dan
Jensen
akan memiliki karakteristik angka indeks yang berbeda sehingga tidak dapat dibandingkan. c Hasil pengujian perbedaan pengukuran kinerja portofolio
menggunakan metode
Sharpe, Treynor,
dan
Jensen
dengan uji
Kruskal Wallis
tidak menunjukkan adanya pebedaan yang signifikan dalam mengukur kinerja dengan menggunakan metode
Sharpe, Treynor,
dan
Jensen.
d Metode
Treynor
menunjukkan hasil yang paling konsisten dibandingkan dengan metode
Sharpe
dan
Jensen
jika dilihat dari pengukuran selisih
mean rank..
Penelitian oleh Saraswati 2006 yang berjudul Analisis Kinerja Reksa dana saham Di Bursa Efek Jakarta yang bertujuan untuk mengetahui apakah
return
dan risiko Reksa Dana saham lebih baik daripada index LQ-45 dan apakah ada pengaruh positif antara rata-rata
return
dan risiko. Dari 16 sampel Reksa Dana saham diperoleh hasil bahwa keuntungan dan risiko Reksa Dana
Saham tidak ada yang lebih baik dari index LQ-45 dan tidak ada pengaruh positif antara rata-rata
return
dan risiko. Penelitian yang dilakukan oleh Magdalena 2012 dengan penelitian yang
berjudul Penilaian produk Reksa Dana dengan menggunakan metode penghituangan
Jensen alpha, sharpe ratio, Treynor ratio, M-square
dan
information ratio
studi kasus : PT NISP Asset Management Bandung tahun 2008
– 2009, berdasarkan analisis dengan 5 metode diatas diperoleh hasil bahwa terdapat produk-produk Reksa Dana yang memiliki
return
diatas pasar yaitu ISP, Dana Siaga, Dana tetap Likuid, Dana Handal, Dana Tetap II, dan
FlexiGrowth. Reksa Dana yang memiliki kinerja paling baik diantara Reksa
Dana yang telah disebutkan diatas menurut 5 metode yang digunakan adalah Reksa Dana Indek Saham Progresif ISP.
C. Kerangka Pikir