Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
penting bagi karyawan, karena besar kecilnya kompensasi merupakan ukuran prestasi kerja karyawan.
Selain kompensasi, budaya organisasi juga memiliki peran penting dalam membangun kinerja karyawan yang baik. Suatu organisasi dengan budaya
organisasi yang baik, dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih menyenangkan, sehingga akan mendorong semangat kerja. Seperti adanya
disiplin waktu jam kerja karyawan akan mengakibatkan terbentuknya loyalitas dan tanggung jawab dari setiap karyawan dalam melaksanakan tugasnya.
Budaya organisasi juga dapat menumbuhkan identitas dalam diri setiap anggotanya dan keterkaitan terhadap organisasi tersebut karena kesamaan nilai
yang tertanam akan memudahkan setiap anggota organisasi untuk memahami setiap peristiwa dan kegiatan yang dilakukan oleh organisasi. Lingkungan
organisasi yang demikian akan menjadikan kerja sama dan saling berbagi informasi antara anggota organisasi dapat terbentuk dengan baik. Organisasi
tersebut akan mampu meningkatkan semangat kebersamaan diantara anggotanya dan meningkatkan rasa memiliki organisasi, sehingga diharapkan
dapat meningkatkan kinerja dari setiap anggota organisasi. Secara teori pengertian budaya organisasi menurut Anwar P.
Mangkunegara 2005: 113 menyatakan bahwa budaya organisasi merupakan seperangkat asumsi atau sistem keyakinan, nilai-nilai dan norma yang
dikembangkan dalam organisasi yang dijadikan pedoman tingkah laku bagi anggota-anggotanya untuk mengatasi masalah adaptasi eksternal dan internal.
Menurut Pratt Beaulieu 1996 dalam Norayu 2010 perbedaan budaya
disebabkan oleh berbagai aspek organisasi kelompok masyarakat diantaranya ukuran wilayah dan jumlah penduduk dalam sekelompok masyarakat. Budaya
hanya akan terjadi pada sekelompok orang, baik sekelompok orang tersebut merupakan kelompok kecil seperti rukun tetangga, rukun warga, sekolah
maupun perusahaan, maupun kelompok yang lebih besar seperti masyarakat, suku bangsa ataupun sebuah negara. Jika dalam sebuah kelompok sudah
terbentuk budaya, maka anggota-anggota kelompok tersebut akan mempunyai ideologi dan berperilaku sama yang akan membedakan satu kelompok dengan
kelompok lainnya. Rendahnya kinerja karyawan dan ketrampilan seseorang, sering
diakibatkan oleh kesalahan dari pimpinan perusahaan yang tidak membentuk budaya kerja yang dapat dipahami oleh semua karyawan. Selain itu, tantangan
yang cukup kompleks adalah bagaimana mengubah budaya organisasi lama yang sudah tidak sesuai lagi dengan nilai-nilai budaya organisasi baru pada
seluruh karyawan atas keinginan secara sukarela. Kebanyakan orang tidak akan berubah dengan sendirinya hanya karena diperintah dan hanya akan akan
berubah kalau dia menginginkannya secara sukarela dan sadar. Dewasa ini, semakin ketatnya tingkat persaingan bisnis mengakibatkan
perusahaan dihadapkan pada tantangan untuk dapat mempertahankan kelangsungan perusahaan. Salah satu dari perusahaan tersebut adalah CV.
Manfaat, perusahaan ini mulai berdiri sejak tahun 1999. CV. Manfaat berada di Ambarawa dan bergerak di bidang industri makanan, industri minuman,
industri pakaian, dan industri peternakan.
Berdasarkan hasil observasi pada CV. Manfaat di Ambarawa, didapatkan bahwa kinerja karyawan CV. Manfaat belum optimal terlihat dari masih
banyak karyawan yang tidak bisa menyelesaikan pekerjaan pada waktu yang telah ditentukan, misalnya pekerjaan itu diminta selesai pada tanggal 13
Oktober namun kenyataannya pekerjaan itu selesai pada tanggal 18 Oktober. Tidak adanya sanksi yang tegas dari pihak perusahaan bagi karyawan yang
tidak disiplin dalam melaksanakan tugasnya, sehingga produktivitas kerja karyawan menurun. Hal tersebut menyebabkan tidak tercapainya target
perusahaan. Kesejahteraan para karyawan sangat menjadi perhatian khusus oleh pihak
manajemen CV. Manfaat guna menjaga serta meningkatkan kinerja mereka. Program-program yang dilaksanakan dalam menunjang hal tersebut adalah
pembayaran gaji atau upah 2 mingguan sesuai UMR dan upah kerja lembur. Selain itu, CV. Manfaat juga mendaftarkan karyawannya sebagai peserta BPJS
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial, serta memberikan Tunjangan Transportasi, dan Tunjangan Makan kepada setiap karyawannya.
Kompensasi nonfinansial pada CV. Manfaat cukup memadai, seperti lingkungan kerja yang nyaman, rekan kerja yang menyenangkan karena
sebagian besar berasal dari satu daerah yang sama, kebijakan yang sehat, tugas- tugas yang menarik, dan pelatihan kerja training pada setiap karyawan baru.
Meskipun dengan kompensasi finansial dan kompensasi nonfinansial yang diberikan tersebut masih terdapat karyawan yang menunjukkan kinerja kurang
baik dan belum menunjukkan peningkatan kinerjanya, tetapi dengan adanya
sistem kompensasi yang terdapat pada CV. Manfaat tersebut pihak manajemen sangat mengharapkan adanya peningkatan kinerja dari setiap karyawan.
Budaya organisasi pada CV. Manfaat di Ambarawa sudah cukup baik, namun budaya disiplin dalam organisasi tersebut masih perlu untuk
ditingkatkan lagi karena masih ada beberapa karyawan yang masih terlambat hadir. Masalah lain pada CV. Manfaat terkait dengan budaya lokal masyarakat
di lingkungan sekitar perusahaan. Hal tersebut disebabkan karena sebagian besar karyawan berasal dari masyarakat di lingkungan sekitar perusahaan.
Ketika ada kegiatan sosial, hampir sebagian besar karyawan mengikuti kegiatan tersebut meskipun proses kerja sedang berlangsung. Budaya tersebut
dianggap sebagai masalah karena mengganggu proses kerja karyawan yang dapat berakibat menurunkan produktivitas.
Kompensasi finansial dan kompensasi nonfinansial, serta budaya organisasi penting dalam upaya peningkatan kinerja karyawan pada umumnya.
Apabila kompensasi yang diberikan kepada karyawan sesuai dan mencukupi kebutuhan karyawan, serta dengan penerapan budaya organisasi yang ada pada
CV. Manfaat, diharapkan mampu meningkatkan kinerja karyawan pada CV. Manfaat di Ambarawa.
Berdasarkan pemaparan diatas, penulis menjadikan karyawan CV. Manfaat di Ambarawa sebagai subjek penelitian ini dan tertarik untuk meneliti
serta mengkaji masalah tersebut dengan judul “Pengaruh Kompensasi Finansial
dan Kompensasi Nonfinansial terhadap Kinerja Karyawan dengan Budaya Organisasi sebagai Variabel Moderasi.”