2.1.6.1.3 .Pecking Order Theory
Menurut Syahyunan 2013:228, dalam pecking order theory tidak terdapat struktur modal yang optimal. Secara spesifik, perusahaan mempunyai
urutan-urutan preferensi hierarki dalam memilih sumber penggunaan dana untuk membiayai investasinya, yaitu:
1. Perusahaan lebih memilih untuk menggunakan sumber dana internal daripada pendanaan eksternal. Dana internal tersebut diperoleh dari laba ditahan yang
dihasilkan dari kegiatan operasional perusahaan.
2. Jika pendanaan eksternal dibutuhkan, maka perusahaan akan pertama kali memilih sumber pendanaan dari sekuritas yang paling aman, yaitu obligasi,
kemudian saham preferen, dan yang terakhir saham biasa.
3. Terdapat kebijakan dividen yang konstan, yaitu perusahaan akan menetapkan jumlah pembayaran dividen yang konstan, tidak terpengaruh seberapa besar
keuntungan atau kerugian yang dialami perusahaan tersebut.
4. Untuk mengantisipasi kekurangan persediaan kas karena adanya kebijakan dividen yang konstan, fluktuasi tingkat pengembalian, dan kesempatan
investasi, maka perusahaan akan mengambil portofolio investasi yang lancar
tersedia. 2.1.6.1.4. Teori informasi yang tidak simetris
Teori ini diajukan oleh Gordon Donalson yang menyatakan bahwa informasi yang tidak simetris adalah kondisi dimana suatu pihak memiliki
informasi yang lebih banyak daripada pihak lain. Menurut teori ini, pihak manajemen perusahaan lebih mengetahui banyak tentang kondisi perusahaan saat
ini dan prospek perusahaan dimasa yang akan datang dibandingkan investor di pasar modal. Selain itu, terdapat kecenderungan bahwa jika perusahaan memiliki
prospek keuntungan yang cerah, manajemen tidak akan menerbitkan saham baru untuk mendapatkan sumber pendanaan, melainkan menggunakan laba ditahan.
Sementara jika prospek keuntungan perusahaan kurang baik, maka manajemen cenderung untuk menerbitkan saham baru untuk memperoleh pendanaan Horne,
2001:207. Salah satu rasio yang digunakan untuk mengetahui bagaimana perusahaan
mendanai kegiatan usahanya adalah dengan menggunakan rasio leverage
Syahyunan, 2013:92. Rasio leverage yang digunakan dalam penelitian ini adalah debt to equity ratio DER. Menurut Syamsudin 2000:54, debt to
equity ratio adalah rasio yang menunjukkan perbandingan antara jumlah utang
yang digunakan oleh perusahaan terhadap modal sendiri yang diberikan oleh pemilik perusahaan. Rasio ini biasanya digunakan untuk mengukur financial
leverage suatu perusahaan. Debt to equity ratioyang tinggi menunjukkan bahwa
suatu perusahaan menggunakan lebih banyak utang dari pada modal sendiri untuk mendanai kegiatan investasinya.
2.1.6.2.Profitabiltas
Profitabilitas mengukur efektifitas manajemen secara keseluruhan yang ditunjukan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang diperoleh dalam
hubungannya dengan penjualan maupun investasi. Laba yang besar dapat digunakan oleh perusahaan untuk meningkatkan dan memperluas kegiatan
investasinya. Salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat
profitabilitas adalah return on investment ROI. Return on Investment ROI adalah pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan dalam
menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia dalam perusahaan.
2.1.6.3. Likuiditas