keputusan investasi pada Perusahaan Sektor Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
Apakah kebijakan pendanaan, profitabilitas, dan likuiditas berpengaruh signifikan baik secara parsial maupun simultan terhadap keputusan investasi pada
perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
1.3.Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis dan mengetahui pengaruh kebijakan pendanaan, likuiditas, dan
profitabilitas terhadap keputusan investasi pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
1.4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa pihak yaitu:
1. Bagi Perusahaan Emiten Sebagai bahan referensi tambahan dan bahan pertimbangan dalam
pengambilan keputusan keputusan investasi. 2. Bagi Peneliti
Sebagai sarana untuk menambah pengetahuan, wawasan dan mempertajam daya pikir ilmiah mengenai kebijakan pendanaan, likuiditas, dan profitabilitas
dalam pengaruhnya terhadap keputusan investasi di perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya Sebagai bahan referensi oleh peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian
pada ruang lingkup dan kajian yang lebih luas.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pengertian Investasi
Menurut Tandelilin 2001:3, istilah investasi bisa berkaitan dengan berbagai macam aktivitas. Menginvestasikan dana pada aset riil tanah, emas,
mesin, atau bangunan, maupun aset finansial deposito, saham, ataupun obligasi merupakan aktivitas investasi yang pada umumnya dilakukan. Investasi dapat
dilakukan oleh banyak pihak, seperti investor perorangan, perusahaan, maupun sebuah negara.
Menurut Fama dan French dalam Utomo, 2009, investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lain yang dilakukan saat ini dengan tujuan
memperoleh keuntungan di masa yang akan datang. Optimalisasi nilai perusahaan merupakan tujuan utama perusahaan yang dapat dicapai melalui pelaksanaan
fungsi manajemen keuangan, dimana satu keputusan keuangan yang diambil akan mempengaruhi keputusan keuangan lainnya dan akan mempengaruhi nilai
perusahaan. Haming dan Basalamah 2003:3 menyatakan bahwa investasi secara umum
diartikan sebagai keputusan mengeluarkan dana untuk membeli aktva riil tanah, gedung, peralatan, mesin, dan sebagainya atau aktiva keuangan saham, obligasi,
reksadana, wesel, dan sebagainya dengan tujuan untuk memperoleh penghasilan yang lebih besar di masa yang akan datang.
Lebih lanjut, Reilly dan Brown dalam Haming dan Basalamah 2001 menyatakan bahwa investasi adalah suatu komitmen atas penempatan dana pada
saat ini guna memperoleh pembayaran atau hasil yang lebih besar atau lebih baik di masa yang akan datang, sebagai kompensasi atas penundaan penggunaan dana
yang ditempatkan tersebut, ekspektasi tingkat inflasi yang dihadapi serta risiko ketidakpastian pembayaran atau penerimaan di masa yang akan datang.
Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa investasi adalah suatu komitmen atas penempatan sejumlah dana atau sumberdaya lainnya
yang dilakukan pada saat ini dengan tujuan memperoleh pengembalian yang lebih besar di masa depan sebagai kompensasi atas penundaan penggunaan dana yang
diinvestasikan dan risiko kerugian yang dapat menimbulkan ketidakpastian pembayaranpenerimaan di masa yang akan datang.
2.1.2. Penggolongan Investasi
Menurut Noor 2009:9, investasi dapat dikelompokkan menurut jenis dan berdasarkan karakteristik sifat dan pelaku.
2.1.2.1. Investasi berdasarkan jenis
Menurut jenisnya, investasi dapat dikelompokkan menjadi investasi langsung direct investment, dan investasi tidak langsung indirect investment,
dengan uraian sebagai berikut: a. Investasi Langsung direct investment
Adalah investasi pada aset atau faktor produksi untuk melakukan usaha atau bisnis. Pada umumnya, investasi ini disebut juga dengan investasi pada
sektor riil, atau investasi yang jelas wujudnya, dan mudah dilihat dan diukur dampaknya secara keseluruhan.
b. Investasi Tidak Langsung indirect investment Adalah investasi yang bukan pada aset atau faktor produksi, tetapi pada
aset keuangan financial asset seperti investasi pada surat berharga sekuritas, commercial paper
, reksadana, dan sebagainya. Investasi pada aset keuangan juga bertujuan untuk memperoleh keuntungan di masa depan yang dikenal dengan
istilah balas jasa investasi, yang dapat berupa dividen atau capital gain.
2.1.2.2. Investasi berdasarkan Karakteristik Sifat dan Pelaku
Menurut karakteristik sifat dan pelaku, investasi dapat dikelompokkan menjadi beberapa kelompok sebagai berikut:
a. Investasi Publik Public Investment Adalah investasi yang dilakukan negara atau pemerintah untuk
membangun prasarana dan sarana infrastruktur guna memenuhi kebutuhan masyarakat publik. Karena investasi ini dilakukan oleh negara, maka dana atau
pembiayaannya didapatkan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara APBN atau melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD. Tujuan
utama dari investasi publik ini adalah untuk mendorong mobilitas perekonomian dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di suatu negara.
b. Investasi Swasta Private Investment Adalah investasi yang dilakukan oleh pihak swasta, dengan tujuan untuk
mendapatkan manfaat berupa laba. Investasi jenis ini disebut juga dengan istilah investasi profit oriented berorientasi laba. Investasi swasta dapat dilakukan oleh
individu maupun perusahaan, seperti pada usaha mikro, usaha kecil menengah, maupun usaha besar termasuk didalamnya Badan Usaha Milik Negara dan Badan
Usaha Milik Daerah. c. Kerjasama Investasi Pemerintah dan Swasta Public and Private Partnership
Adalah kerjasama investasi antara pemerintah dan swasta dalam melakukan investasi untuk membangun prasarana dan sarana infrastruktur guna
memenuhi kebutuhan masyarakat. Alasan kerjasama investasi antara pemerintah dan pihak swasta ini misalnya karena terjadinya peningkatan kebutuhan sarana
publik sementara keuangan negara sangat terbatas untuk membiayainya, untuk meningkatkan partisipasi swasta dalam aktivitas pembangunan, mengoptimalkan
pemanfaatan sumber daya yang masih menganggur, menciptakan sinergi yang positif antara pemerintah dan swasta, dan lain-lain.
d. Investasi kerjasama antar negara State Partnership Investment Adalah kerjasama investasi antar negara atau antar pemerintah. Hal ini
dipicu oleh berbagai alasan seperti untuk meningkatkan aktivitas ekonomi dan penciptaan nilai tambah di suatu kawasan, untuk mengoptimalkan pemanfaatan
sumberdaya regional, dan lain-lain.
2.1.2.3. Investasi berdasarkan jangka waktu
Menurut Horngren 2007:109, berdasarkan jangka waktunya investasi dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Investasi jangka pendek Merupakan aktiva lancar yang terkadang disebut dengan surat berharga
yang siap dikonversikan ke kas oleh investor dalam jangka waktu relatif pendek.
Investasi jangka pendek disebut juga dengan investasi pada surat berharga yang dapat diperjualbelikan marketable security.
b. Investasi jangka panjang Investasi jangka panjang adalah investasi dalam bentuk saham, obligasi,
tanah, bangunan dan bentuk lain yang diperkirakan akan dimiliki dalam waktu lebih dari satu tahun oleh investor dan umumnya tidak langsung diperjualbelikan.
2.1.3. Tujuan Investasi
Tandelilin 2001:4 menyatakan bahwa investasi memiliki beberapa tujuan, antara lain :
1. Mencapai tingkat kehidupan yang lebih baiksejahtera di masa mendatang. Situasi ini dinyatakan sebagai aktivitas pengelolaan kekayaan yang efektif untuk
melindungi kekayaan. Sehingga nilai kekayaan saat ini dapat ditingkatkan atau sekurang-kurangnya dapat dipertahankan di masa mendatang.
2. Antisipasi inflasi. Penurunan nilai kekayaan pada dasarnya terjadi akibat adanya inflasi. Namun
demikian, karena keberadaan inflasi, maka aktivitas investasi menjadi lebih menarik untuk dilaksanakan. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat dan pembangunan negara, maka tingkat inflasi harus dijaga agar mampu mendorong investasi. Sehingga aktivitas investasi mampu mempertahan-
kan nilai kekayaan serta mampu pula meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 3. Mengurangi ketidakpastian uncertainty.
Masa depan adalah masa yang tidak pasti. Setiap orang tidak akan mengetahui dengan pasti apa yang akan terjadi di masa yang akan datang. Namun demikian,
perubahan pasti terjadi di masa depan. Sehingga dengan melakukan investasi, maka investor berpeluang untuk mengurangi ketidak pastian atau perubahan arah
yang dapat menurunkan kekayaankesejahteraannya yang lebih besar. Sekurang- kurangnya risiko kerugian yang muncul dapat ditekan.
4. Peluang untuk penghematan pembayaran pajak. Banyak negara memberikan insentif penguranganpenghematan pembayaran pajak
bagi setiap investor yang mau memberikan kekayaandana yang dimiliki pada bidang investasi tertentu. Khususnya pada sektor-sektor yang mampu menyerap
jumlah tenaga kerja yang besar.
2.1.4. Pengertian Keputusan Investasi
Banyak keputusan yang harus diambil oleh manajer keuangan dan berbagai kegiatan yang harus dijalankan mereka. Meskipun demikian, kegiatan-
kegiatan tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua kegiatan utama, yaitu kegiatan mencari pendanaan rasing funds, dan kegiatan menggunakan dana
allocation of funds . Pada tahapan selanjutnya, kegiatan menggunakan dana
tergolong kepada keputusan investasi Husnan, 1996:6. Menurut Syahyunan 2001:1, keputusan investasi merupakan keputusan
terpenting dalam manajemen keuangan dalam hubungannya dengan peningkatan nilai perusahaan. Keputusan investasi pada dasarnya adalah keputusan bagaimana
manajer keuangan mengalokasikan dana yang sudah didapatkan kedalam bentuk- bentuk investasi yang dapat mendatangkan keuntungan. Adanya pilihan-pilihan
investasi yang dapat menciptakan arus kas di masa depan merupakan kesempatan bertumbuh bagi perusahaan dalam rangka meningkatkan nilainya. Pilihan-pilihan
investasi di masa yang akan datang dikenal dengan istilah set kesempatan investasi atau Investment Opportunity Set IOS.
Keputusan investasi akan tercermin pada sisi aktiva perusahaan. Dengan demikian akan mempengaruhi struktur kekayaan perusahaan, yaitu perbandingan
antara aktiva lancar dengan aktiva tetap Husnan, 1996:7. Keputusan investasi merupakan keputusan yang diambil untuk menanamkan modal pada satu atau
lebih aset untuk mendapatkan pengembalian yang lebih besar dari apa yang telah diinvestasikan dan yang dikorbankan.
Keputusan investasi merupakan keputusan yang didapatkan dari beberapa alternatif kesempatan investasi yang ada. Akibatnya, dalam pengambilan
keputusan investasi, manajer keuangan akan dihadapkan pada opportunity cost
berupa pendapatan atau penghematan biaya investasi yang hilang akibat memilih alternatif tertentu.
2.1.5. Penilaian Investasi
Menurut Hanafi 2004:150, ada beberapa metode yang dapat dipakai untuk mengevaluasi rencana investasi antara lain:
1. Payback Period Payback Period
suatu investasi menunjukkan berapa lama investasi dapat tertutup kembali dari aliran kas bersihnya. Jadi pada intinya menunjukkan jangka
waktu yang diperlukan untuk memperoleh kembali investasi yang telah dikeluarkan. Untuk menghitung payback period dapat dilakukan dengan cara
mengurangkan investasi dengan aliran kas masuk bersih setiap tahun. Semakin pendek jangka waktu kembalinya dana yang telah diinvestasikan, maka semakin
baik investasi tersebut. Namun, metode ini memiliki kelemahan yaitu tidak memperhitungkan nilai waktu dari uang dan tidak memperhitungkan aliran kas
sesudah periode payback. 2.
Discounted Payback Period Metode discounted payback periodberusaha menghilangkan kelemahan
metode payback periodyang tidak memperhitungkan nilai waktu dari uang. Dengan metode ini, aliran kas di-present-value-kan sebelum menghitung payback
period . Namun metode ini belum mampu menghilangkan kelemahan metode
payback period yang kedua yaitu tidak memperhitungkan aliran kas di luar
payback period .
3. Net Present Value
Net present value adalah present value aliran kas masuk dikurangi dengan
present value aliran kas keluar. Keputusan investasi yang dapat diambil adalah
sebagai berikut: NPV 0, maka usulan investasi diterima
NPV 0, maka usulan investasi ditolak
4. Internal Rate of ReturnIRR
Internal Rate of Return adalah tingkat diskonto discount rateyang menyamakan
aliran present value aliran kas masuk dengan present value aliran kas keluar. Keputusan investasi yang dapat diambil adalah sebagai berikut:
IRR tingkat keuntungan yang disyaratkan, maka usulan investasi diterima
IRR tingkat keuntungan yang disyaratkan, maka usulan investasi ditolak
5. Profitability Index
Profitability Index PI adalah present value aliran kas masuk dibagi
dengan present value aliran kas keluar. Keputusan investasi yang dapat diambil adalah sebagai berikut:
PI 1, maka usulan investasi diterima
PI 1, maka usulan investasi ditolak 2.1.6. Faktor-Faktor Yang MempengaruhiKeputusan Investasi
2.1.6.1. Kebijakan Pendanaan
Pada saat proses merencanakan investasi dilakukan, manajer keuangan juga secara simultan harus melaksanakan perencanaan pendanaan yang akan
digunakan untuk membiayai investasi tersebut. Semakin besar atau semakin banyak investasi yang akan dilakukan, maka akan semakin besar pula dana yang
dibutuhkan. Keputusan pendanaan perusahaan menyangkut keputusan tentang bentuk dan komposisi pendanaan yang akan digunakan oleh perusahaan. Memang
akan sangat ideal apabila perusahaan dapat menggunakan dana internal untuk membiayai seluruh kegiatan investasinya, namun pada kenyataannya investasi
membutuhkan dana yang besar dan seringkali dana internal tidak mencukupi untuk mendanai rencana investasinya Syahyunan, 2013:137. Untuk menyiasati
masalah tersebut, perusahaan dapat mencari pendanaan yang bersumber dari luar perusahaan untuk mendukung rencana investasi yang akan dilakukan, misalnya
dengan melakukan pinjaman berupa utang. Tugas setiap manajer keuangan adalah menentukan struktur modal optimal
yaitu struktur modal yang akan meminimalkan biaya modal sehingga akan
memaksimalkan keuntungan perusahaan. Terdapat beberapa teori tentang struktur modal antara lain:
2.1.6.1.1 . Agency cost
Menurut teori ini, struktur modal disusun sedemikian rupa untuk mengurangi konflik antar berbagai kelompok kepentingan. Konflik pertama dapat
terjadi antara pemegang saham pemilik perusahaan dan kreditor. Jika perusahaan menggunakan utang, ada kemungkinan pemilik perusahaan
melakukan investasi pada proyek-proyek berisiko tinggi untuk meningkatkan keuntungan yang dampaknya merugikan kreditor dimana kreditor masih
menerima bunga yang tetap berapapun keuntungan yang diterima oleh perusahaan. Untuk menghindari kerugian semacam ini, kreditor biasanya
melindungi diri dengan perjanjian-perjanjian pada saat penandatanganan pemberian kredit Hutabarat:2010.
Konflik kedua terjadi antara pihak manajemen dengan pemilik perusahaan. Jika manajemen tidak mempunyai saham di perusahaan, maka keterlibatan
manajer akan semakin berkurang. Dalam situasi tersebut manajer akan cenderung mengambil tindakan yang tidak sesuai dengan kepentingan pemegang saham.
Konflik tersebut bisa dipecahkan jika manajemen mempunyai saham di perusahaan. Dalam kondisi tersebut, kepentingan manajer dengan pemegang
saham akan menyatu sehingga pihak manajemen dapat bekerja dengan lebih hati- hati untuk mencegah terjadinya kerugian.
Konflik agensi juga dapat terjadi apabila perusahaan mempunyai free cash flow
yang terlalu banyak. Free cash flowadalah arus kas lebih yang dibutuhkan
untuk mendanai semua proyek yang memiliki nilai netto sekarang saat didiskonto pada biaya modal yang relevan. Arus kas bebas yang besar akan mengarah pada
perilaku manajer yang salah dan pengambilan keputusan yang buruk bukan demi kepentingan pemegang saham perusahaan. Konflik ini dapat diatasi melalui
penggunaan utang dalam struktur modal. Tingkat utang yang tinggi akan menciptakan insentif bagi pihak manajemen untuk bekerja lebih efisien. Dengan
memperhitungkan posisinya di dalam perusahaan dan kewajiban arus kas untuk membayar utang, dapat dinyatakan bahwa “kaki pihak manajemen diikat dekat
api” agar mereka lebih berhati-hati dalam membuat keputusan dan memunculkan insentif agar tidak menghabiskan dana untuk berbagai keperluan yang bersifat
pemborosan Horne, 2001:245. 2.1.6.1.2
.Trade-off Theory
Menurut teori ini, semakin besar penggunaan utang, maka akan semakin besar keuntungan yang akan dihasilkan dari penggunaan utang tersebut leverage
gain , tetapi biaya financial distress dan agency cost juga akan meningkat.
Financial distress adalah kondisi dimana perusahaan mengalami kesulitan
keuangan dan terancam bangkrut. Kesimpulan dari teori ini adalah: penggunaan utang akan meningkatkan nilai perusahaan, tetapi hanya sampai pada titik tertentu.
Setelah titik tersebut, penggunaan utang justru akan menurunkan nilai perusahaan karena kenaikan keuntungan dari penggunaan utang tidak sebanding lagi dengan
kenaikan biaya financial distress dan agency cost. Titik balik tersebut disebut dengan struktur modal optimal yang menunjukkan jumlah utang optimal yang
sebaiknya diterima perusahaan Sjahrial, 2009:203
2.1.6.1.3 .Pecking Order Theory
Menurut Syahyunan 2013:228, dalam pecking order theory tidak terdapat struktur modal yang optimal. Secara spesifik, perusahaan mempunyai
urutan-urutan preferensi hierarki dalam memilih sumber penggunaan dana untuk membiayai investasinya, yaitu:
1. Perusahaan lebih memilih untuk menggunakan sumber dana internal daripada pendanaan eksternal. Dana internal tersebut diperoleh dari laba ditahan yang
dihasilkan dari kegiatan operasional perusahaan.
2. Jika pendanaan eksternal dibutuhkan, maka perusahaan akan pertama kali memilih sumber pendanaan dari sekuritas yang paling aman, yaitu obligasi,
kemudian saham preferen, dan yang terakhir saham biasa.
3. Terdapat kebijakan dividen yang konstan, yaitu perusahaan akan menetapkan jumlah pembayaran dividen yang konstan, tidak terpengaruh seberapa besar
keuntungan atau kerugian yang dialami perusahaan tersebut.
4. Untuk mengantisipasi kekurangan persediaan kas karena adanya kebijakan dividen yang konstan, fluktuasi tingkat pengembalian, dan kesempatan
investasi, maka perusahaan akan mengambil portofolio investasi yang lancar
tersedia. 2.1.6.1.4. Teori informasi yang tidak simetris
Teori ini diajukan oleh Gordon Donalson yang menyatakan bahwa informasi yang tidak simetris adalah kondisi dimana suatu pihak memiliki
informasi yang lebih banyak daripada pihak lain. Menurut teori ini, pihak manajemen perusahaan lebih mengetahui banyak tentang kondisi perusahaan saat
ini dan prospek perusahaan dimasa yang akan datang dibandingkan investor di pasar modal. Selain itu, terdapat kecenderungan bahwa jika perusahaan memiliki
prospek keuntungan yang cerah, manajemen tidak akan menerbitkan saham baru untuk mendapatkan sumber pendanaan, melainkan menggunakan laba ditahan.
Sementara jika prospek keuntungan perusahaan kurang baik, maka manajemen cenderung untuk menerbitkan saham baru untuk memperoleh pendanaan Horne,
2001:207. Salah satu rasio yang digunakan untuk mengetahui bagaimana perusahaan
mendanai kegiatan usahanya adalah dengan menggunakan rasio leverage
Syahyunan, 2013:92. Rasio leverage yang digunakan dalam penelitian ini adalah debt to equity ratio DER. Menurut Syamsudin 2000:54, debt to
equity ratio adalah rasio yang menunjukkan perbandingan antara jumlah utang
yang digunakan oleh perusahaan terhadap modal sendiri yang diberikan oleh pemilik perusahaan. Rasio ini biasanya digunakan untuk mengukur financial
leverage suatu perusahaan. Debt to equity ratioyang tinggi menunjukkan bahwa
suatu perusahaan menggunakan lebih banyak utang dari pada modal sendiri untuk mendanai kegiatan investasinya.
2.1.6.2.Profitabiltas
Profitabilitas mengukur efektifitas manajemen secara keseluruhan yang ditunjukan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang diperoleh dalam
hubungannya dengan penjualan maupun investasi. Laba yang besar dapat digunakan oleh perusahaan untuk meningkatkan dan memperluas kegiatan
investasinya. Salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat
profitabilitas adalah return on investment ROI. Return on Investment ROI adalah pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan dalam
menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia dalam perusahaan.
2.1.6.3. Likuiditas
Likuditas merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan jangka pendek dengan menggunakan aktiva lancar yang dimilkinya. Aktiva lancar
umumnya meliputi kas, sekuritas, piutang usaha dan persediaan, sedangkan kewajiban lancar terdiri atas utang usaha, wesel tagih jangka pendek, utang jangka
pendek, akrual pajak dan beban-beban akrual lainnya Brigham dan Houston, 2006:95. Salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur likuiditas adalah
current ratio CR . Current Ratio mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan
memenuhi utang jangka pendeknya jatuh tempo kurang dari satu tahun dengan menggunakan aktiva lancar. Semakin tinggi current ratio berarti semakin besar
aset lancar yang dimiliki perusahaan dan semakin besar kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban finansial jangka pendeknya Sartono, 2001:116.
2.2. Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian empiris yang berkaitan dengan keputusan investasi antara lain :
1. Joana L. Saragih 2008 melakukan penelitian yang menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan investasi di perusahaan barang konsumsi di
Bursa Efek Indonesia. Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan investasi
di perusahaan baran konsumsi di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian dari penelitian ini yaitu: 1 secara parsial, struktur modal berpengaruh signifikan
terhadap keputusan investasi, 2 secara parsial, profitabilitas berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap keputusan investasi, 3 secara parsial,
tingkat penjualan berpengaruh signifikan negatif terhadap keputusan investasi. Sementara secara simultan, hanya profitabilitas dan tingkat penjualan yang
berpengaruh signifikan terhadap keputusan investasi. Dari penelitian ini, diketahui bahwa faktor yang paling dominan mempengaruhi keputusan
investasi adalah struktur modal. 2. Rany Anggreny 2010 melakukan penelitian untuk meganalisis pengaruh
rasio likuiditas, rasio profitabilitas, dan rasio aktivitas terhadap keputusan investasi pada perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2003-2008. Sampel dalam penelitian tersebut berjumlah 9 perusahaan. Alat statistik yang digunakan yaitu metode analisis regresi
berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya variabel profitabilitas yang berpengaruh positif terhadap keputusan investasi.
3. Murillo Campello 2010 melakukan penelitian untuk menganalisis manajemen likuiditas dan investasi perusahaan selama krisis finansial yang
terjadi pada tahun 2009. Penelitian dilakukan dengan melakukan survey pada 800 Chief Financial Officer pada perusahaan-perusahaan yang ada di Amerika
Utara, Eropa, dan Asia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perusahaan yang memiliki likuiditas yang baik cenderung mengalami peningkatan investasi.
4. Franklin John. S dan Muthusamy. K 2010 melakukan penelitian untuk menganalisis pengaruh leverage terhadap keputusan investasi pada perusahaan
farmasi yang terdaftar di India Stock Exchange periode 1998-2009. Variabel dependen yang digunakan adalah keputusan investasi. Sedangkan variable
independan yang digunakan adalah leverage, penjualan, arus kas, return on asset
, likuiditas, dan laba ditahan. Hasil dari penelitian ini adalah leverage, penjualan, dan likuiditas menujukkan hubungan yang negatif terhadap
keputusan investasi. Sedangkan arus kas dan laba ditahan memiliki pengaruh yang positif terhadap keputusan investasi.
5. Huijie Bao 2010 melakukan penelitian yang yang menganalisis pengaruh leverage
terhadap keputusan investasi pada perusahaan-perusahaan di seluruh sektor yang terdaftar di Chinese Stock Market. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa financial leverage memiliki pengaruh yang negatif terhadap keputusan investasi.
6. Anggita Langgeng Wijaya dan Juli Murnawati 2011 melakukan penelitian yang menganalisis pengaruh kepemilikan manajerial, leverage dan
profitabilitas terhadap keputusan investasi. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah keputusan investasi, sedangkan variabel
independen yang diteliti terdiri dari kepemilikan manajerial, leverage, dan profitabilitas. Sampel yang digunakan dalam penelitian terdiri dari kelompok
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil dari penelitian ini yaitu: 1 kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap
kebijakan investasi, 2 leverage berpengaruh terhadap kebijakan investasi, 3 profitabilitas berpengaruh terhadap kebijakan investasi.
7. Siti Komariah 2012 melakukan penelitian untuk menganalisis pengaruh biaya agensi, risiko investasi dan profitabilitas terhadap keputusan investasi.
Sampel dalam penelitian ini berasal dari perusahaan yang termasuk kepada industri telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2006-
2010. Jumlah sampel yang digunakan adalah 4 perusahaan. Metode yang digunakan adalah metode regresi. Hasil dari penelitian ini adalah biaya agensi,
risiko investasi dan profitabilitas tidak berpengaruh terhadap keputusan investasi baik secara simultan maupun secara parsial.
8. Hidenobu Okuda 2012 melakukan penelitian untuk menganalisis pengaruh leverage
terhadap keputusan investasi pada state-controlled company di Vietnam tahun 2006-1010. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa leverage
keuangan berpengaruh signifikan negatif terhadap keputusan investasi. 9. Ana Ratmawati dan Lailatul Amanah 2013 melakukan penelitian tentang
“Pengaruh arus kas operasi dan kebijakan pendanaan terhadap keputusan investasi”. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh variabel
independen yang terdiri dari rasio kecukupan arus kas yang mewakili variabel arus kas operasi dan rasio total hutang terhadap total ekuitas yang mewakili
rasio kebijakan pendanaan terhadap keputusan investasi yang diwakili oleh rasio Tobin’s Q.Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI tahun 2006–2010 yaitu sebanyak 131 perusahaan. Simpulan hasil penelitian ini antara lain: 1 Hipotesis
penelitian yang pertama menunjukkan bahwa variabel arus kas operasi yang diwakili oleh rasio kecukupan arus kas tidak mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap keputusan investasi yang diwakili oleh Rasio Tobin’s Q; 2 Hipotesis penelitian yang kedua menunjukkan bahwa variabel kebijakan
pendanaan yang diwakili oleh debt to equity ratio tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan investasi .
10. Mohammad Zaki 2013 melakukan penelitian yang menganalisis pengaruh arus kas, kesempatan investasi, leverage, dan modal kerja terhadap keputusan
investasi aktiva tetap pada perusahaan financially constrained. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah keputusan investasi, sedangkan variabel
independen yang diteliti terdiri dari arus kas, kesempatan investasi, leverage, dan modal kerja.Populasi pada penelitian ini yaitu perusahaan sektor
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang terdaftar dari 2008 sampai 2010. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu arus kas berpengaruh positif
terhadap keputusan investasi aktiva tetap, sedangkan kesempatan investasi, leverage
, dan modal kerja tidak berpengaruh terhadap keputusan investasi aktiva tetap.
11. Riskin Hidayat 2013 melakukan penelitian tentang analisis keputusan investasi dan financial constraints. Populasi dalam penelitian ini adalah
perusahaan publik yang tercatat di Bursa Efek Indonesia dan sampel penelitian ini adalah perusahaan publik non-keuangan yang tercatat di Bursa
Efek Indonesia. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah keputusan investasi, sedangkan variabel independen yang digunakan adalah likuiditas
dan kesempatan investasi. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu: 1 likuiditas berpengaruh positif terhadap keputusan investasi, 2 Kesempatan investasi
berpengaruh terhadap keputusan investasi dan pengaruhnya lebih besar dari pada likuiditas.
12. Yuniar Akwan 2011 melakukan penelitian tentang pengaruh arus kas, kebijakan pendanan, dan laba terhadap keputusan perusahaan untuk
berinvestasi pada perusahaan jasa di Bursa Efek Indonesia. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah keputusan investasi, sedangkan variabel
independen yang diteliti terdiri dari arus kas, kebijakan pendanaan, dan laba. Kesimpulan dari penelitian ini adalah: 1 berdasarkan hasil uji adjusted R
2
yang menghasilkan nilai sebesar 11.3 menunjukkan bahwa pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen mendekati kuat, 2 hasil uji
F menunjukkan bahwa bahwa arus kas operasi, kebijakan pendanaan dan laba secara simultan berpengaruh terhadap keputusan investasi.
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No. Nama
Peneliti Judul
Variabel Penelitian
Metode Analisis
Data Hasil Penelitian
1. Joana L.
Saragih 2008
Faktor-faktor yang mempengaruhi
keputusan investasi di perusahaan barang
konsumsi di Bursa Efek Indonesia.
Dependen : Keputusan investasi
Independen : struktur modal,
profitabilitas, dan tingkat penjualan.
Analisis Regresi
Linear berganda
1 Secara parsial, struktur
modal berpengaruh
signifikan terhadap
keputusan investasi
2 Secara parsial,
profitabilitas berpengaruh
positif tetapi
tidak signifikan terhadap
keputusan investasi
No. Nama
Peneliti Judul
Variabel Penelitian
Metode Analisis
Data Hasil Penelitian
3 Secara parsial, tingkat
penjualan berpengaruh
signifikan negatif terhadap
keputusan investasi
4 Secara simultan, hanya
profitabilitas dan tingkat penjualan
yang berpengaruh
signifikan terhadap
keputusan investasi
2. Rany
Anggreny 2010
Pengaruh rasio likuiditas, rasio
profitabilitas, dan rasio aktivitas
terhadap keputusan investasi pada
perusahaan pertambangan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Dependen: Keputusan investasi
Independen: Rasio likuiditas,
profitabilitas, dan rasio aktivitas.
Analisis regresi
berganda Profitabilitas
berpengaruh positif terhadap
keputusan investasi.
Sedangkan rasio likuiditas dan
aktivitas tidak berpengaruh
terhadap keputusan
investasi.
3.
Murillo Campello
2010 Liquidity
management and coorporate
investment during a financial crisis.
Dependen : Keputusan investasi
Independen: Likuiditas
Regresi Likuiditas
berpengaruh positif terhadap
keputusan investasi.
4. Franklin
John.S dan Muthusamy
2010 Impact of leverage
on firms investment decision
. Dependen :
Keputusan investasi Independen :
Leverage
, penjualan, arus kas,
return on asset ,
likuiditas, dan laba ditahan.
Regresi Linier
Berganda Leverage
, penjualan dan
arus kas memiliki
pengaruh yang negatif terhadap
keputusan investasi.
Sedangkan arus kas dan laba
ditahan memiliki pengaruh yang
positif terhadap keputusan
investasi.
5. Anggita
Langgeng Wijaya dan
Juli Murnawati
2011 Pengaruh
kepemilikan manajerial, leverage
dan profitabilitas terhadap kebijakan
investasi. Dependen :
Keputusan investasi Independen :
Kepemilikan manajerial,
leverage
, dan profitabilitas
Analisis regresi
linier berganda
1 Kepemilikan manajerial tidak
berpengaruh terhadap
kebijakan investasi
perusahaan 2 Leverage
dan profitabilitas berpengaruh
terhadap kebijakan
investasi perusahaan
No. Nama
Peneliti Judul
Variabel Penelitian
Metode Analisis
Data Hasil Penelitian
6. Siti
Komariah 2012
Pengaruh biaya agensi, risiko
investasi, dan profitabilitas
terhadap keputusan investasi.
Dependen: Keputusan investasi
Independen: Biaya agensi, risiko
investasi, dan profitabilitas
Analisis regresi
berganda Biaya agensi,
risiko investasi, dan profitabilitas
tidak berpengaruh
terhadap keputusan
investasi.
7. Hidenobu
Okuda 2012
The impact of leverage on
investment and growth of state-
controlled companies in
Vietnam
. Dependen:
Keputusan investasi Independen:
Leverage
dan growth
3-stage least
square Leverage
berpengaruh signifikan
negatif terhadap keputusan
investasi
8. Ana
Ranawati dan Lailatul
Amanah 2013
Pengaruh arus kas operasi dan
kebijakan pendanaan terhadap keputusan
investasi Dependen :
Keputusan investasi Independen :
Arus kas operasi, kebijakan
pendanaan Analisis
regresi linier
berganda Arus kas operasi
dan kebijakan pendanaan tidak
mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap
keputusan investasi
9. Mohammad
Zaki 2013
Pengaruh arus kas, kesempatan
investasi, leverage, dan modal kerja
terhadap keputusan investasi aktiva tetap
pada perusahaan Dependen :
Keputusan investasi Independen :
Arus kas, kesempatan
investasi, leverage, Analisis
regresi berganda
Arus kas berpengaruh
positif terhadap keputusan
investasi aktiva tetap, sedangkan
kesempatan
financially constrained
. dan modal kerja.
investasi, leverage
, dan modal kerja
tidak berpengaruh
terhadap keputusan
investasi aktiva tetap.
10. Riskin
Hidayat 2013
Analisis keputusan investasi dan
financial constraints studi empiris pada
Bursa Efek Indonesia.
Dependen: Keputusan investasi
Independen: Likuiditas dan
kesempatan investasi
Analisis regresi
linear berganda
1 Likuiditas berpengaruh
positif terhadap keputusan
investasi, 2 Kesempatan
investasi berpengaruh
terhadap keputusan
investasi dan pengaruhnya
lebih besar dari pada likuiditas.
No. Nama
Peneliti Judul
Variabel Penelitian
Metode Analisis
Data Hasil Penelitian
11. Yuniar
Akwan 2011
Pengaruh arus kas, kebijakan pendanan,
dan laba terhadap keputusanperusahaan
untuk berinvestasi pada perusahaan jasa
di Bursa Efek Indonesia
Dependen : Keputusan
investasiIndependen :
arus kas, kebijakan pendanaan, dan
laba. Analisis
regresi linear
berganda 1 Hasil uji
adjusted R
2
menghasilkan nilai sebesar
11.3 menunjukkan
bahwa pengaruh variabel
independen terhadap variabel
dependen mendekati kuat.
2 Hasil uji F menunjukkan
bahwa bahwa arus kas operasi,
kebijakan pendanaan dan
laba secara simultan
berpengaruh terhadap
keputusan investasi.
2.3. Kerangka Konseptual