4.3.1.2. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang
lain.Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas Situmorang dan Lufti, 2012:108. Heteroskedastisitas diuji dengan menggunakan Grafik
Scatterplot dan Uji Glejser.
a. Grafik Scatterplot
Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dengan melihat ada tidaknyapola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y
adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual Y prediksi – Y sesungguhnya yang telah di-studentized. Hasil uji grafik scatterplot ditunjukkan
pada Gambar 4.2 berikut :
Sumber : Hasil Olah Data SPSS.18
Gambar 4.2. Uji Heteroskedastisitas
Scatterplot Variabel dependen keputusan investasi
Gambar 4.2. menunjukkan bahwa penyebaran residual cenderung teratur, plot
yang berpencar dan tidak membentuk pola tertentu, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat gejala heteroskedastisitas dalam model regresi penelitian ini
Situmorang dan Lufti, 2012:108.
b. Uji Glesjer
Uji heterodeksitas dapat dilakukan dengan cara Uji Glesjer, yaitu dengan mengabsolutkan nilai residual kemudian meregresikan dengan variabel
independen. Jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen maka ada indikasi terjadi heterodeksitas. Jika probabilitas
signifikannya di atas tingkat kepercayaan 5 dapat disimpulan model regresi tidak mengarah adanya heterokedastisitas Situmorang dan Lufti, 2012:116. Hasil
uji glesjer ditunjukkan pada Tabel 4.4 berikut :
Tabel 4.4 Uji Heteroskedastisitas
Uji Glesjer
Variabel dependen Absut
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
B Std. Error
Beta 1
Constant ,121
,041 2,958
,004 DER
,018 ,014
,186 1,322
,191 ROI
-,061 ,160
-,053 -,382
,704 CR
-,006 ,009
-,089 -,649
,519 a. Dependent Variable: abs_res1
Sumber : Hasil Olah Data Penelitian SPSS.18
Berdasarkan Tabel 4.4, dapat dilihat bahwa nilai signifikansi variabel independen yang terdiri dari DERsebesar 0,191, ROIsebesar 0,704, dan CRsebesar
0,519 lebih besar dari tingkat signifikan 5 α =0,05 yang artinya tidak
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen absolut Ut absut. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala heteroskedastisitas dalam
model regresi penelitian ini.
4.3.1.3 Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pada periode t dengan periode t-1
sebelumnya Situmorang dan Lufti, 2012:120. Jika terjadi korelasi maka
dinamakan ada problem autokorelasi. Untuk menguji ada tidaknya gejala autokorelasi maka dapat dideteksi dengan uji Durbin-Watson DW test.
Kriteria yang menunjukkan tidak terjadi autokorelasi dalam penelitian ini yaitu : n = jumlah sampel = 64
k = jumlah variabel = 3 pada tingkat signifikansi diperoleh du = 1,6956 dan dl = 1,4990
Hasil uji autokorelasi ditunjukkan pada Tabel 4.5 berikut :
Tabel 4.5 Uji Autokorelasi
Durbin-Watson Variabel dependen
Total Asset Growth
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .493
a
.243 .206
.190702 2.228
a. Predictors: Constant, CR, ROI, DER b. Dependent Variable: TAG
Sumber : Hasil Olah Data Penelitian SPSS.18
Tabel 4.5 menunjukkan nilai Durbin-Watson sebesar 2,228. Kriteria model regresi yang tidak terjadi autokorelasi yaitu du dw 4-du, maka 1,695 2,228
2,305. Berdasarkan kriteria dan hasil yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat autokorelasi pada model regresi penelitian ini.
4.3.1.4. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan yang berarti antara masing-masing variabel bebas dalam model regresi. Untuk
mengetahui ada tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi dapat dilihat dari nilai Variance Inflation Factor VIF danTolerance Situmorang dan Lufti,
2012:162. Hasil uji multikolinearitas diperlihatkan pada Tabel 4.6 berikut :
Tabel 4.6 Uji Multikolinearitas
Collinearity Statistic Variabel dependen
Total Asset Growth
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients T
Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error
Beta Tolerance
VIF Constant
,099 ,060
1,660 ,102
DER ,005
,020 ,029
,225 ,823
,782 1,279
ROI ,950
,232 ,511
4,090 ,000
,807 1,238
CR -,031
,013 -,294
-2,370 ,021
,820 1,219
a. Dependent Variable: TAG
Sumber : Hasil Olah Data Penelitian SPSS.18
Tabel 4.6 menunjukkan nilai Variance Inflation Factor variabel independen DER
sebesar 1,279, ROI sebesar 1,238 dan CR sebesar 1,219. Artinya nilai VIF lebih kecil dari 10 VIF 10 dan nilai Tolerance dari DER, ROI, dan CR secara
berurutan yaitu 0,782, 0,807, dan 0,820 lebih besar dari 0,1 Tolerance 0,1. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat multikolinearitas pada model
regresi penelitian ini.
4.4. Analisis Regresi Berganda