Lebih lanjut, Reilly dan Brown dalam Haming dan Basalamah 2001 menyatakan bahwa investasi adalah suatu komitmen atas penempatan dana pada
saat ini guna memperoleh pembayaran atau hasil yang lebih besar atau lebih baik di masa yang akan datang, sebagai kompensasi atas penundaan penggunaan dana
yang ditempatkan tersebut, ekspektasi tingkat inflasi yang dihadapi serta risiko ketidakpastian pembayaran atau penerimaan di masa yang akan datang.
Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa investasi adalah suatu komitmen atas penempatan sejumlah dana atau sumberdaya lainnya
yang dilakukan pada saat ini dengan tujuan memperoleh pengembalian yang lebih besar di masa depan sebagai kompensasi atas penundaan penggunaan dana yang
diinvestasikan dan risiko kerugian yang dapat menimbulkan ketidakpastian pembayaranpenerimaan di masa yang akan datang.
2.1.2. Penggolongan Investasi
Menurut Noor 2009:9, investasi dapat dikelompokkan menurut jenis dan berdasarkan karakteristik sifat dan pelaku.
2.1.2.1. Investasi berdasarkan jenis
Menurut jenisnya, investasi dapat dikelompokkan menjadi investasi langsung direct investment, dan investasi tidak langsung indirect investment,
dengan uraian sebagai berikut: a. Investasi Langsung direct investment
Adalah investasi pada aset atau faktor produksi untuk melakukan usaha atau bisnis. Pada umumnya, investasi ini disebut juga dengan investasi pada
sektor riil, atau investasi yang jelas wujudnya, dan mudah dilihat dan diukur dampaknya secara keseluruhan.
b. Investasi Tidak Langsung indirect investment Adalah investasi yang bukan pada aset atau faktor produksi, tetapi pada
aset keuangan financial asset seperti investasi pada surat berharga sekuritas, commercial paper
, reksadana, dan sebagainya. Investasi pada aset keuangan juga bertujuan untuk memperoleh keuntungan di masa depan yang dikenal dengan
istilah balas jasa investasi, yang dapat berupa dividen atau capital gain.
2.1.2.2. Investasi berdasarkan Karakteristik Sifat dan Pelaku
Menurut karakteristik sifat dan pelaku, investasi dapat dikelompokkan menjadi beberapa kelompok sebagai berikut:
a. Investasi Publik Public Investment Adalah investasi yang dilakukan negara atau pemerintah untuk
membangun prasarana dan sarana infrastruktur guna memenuhi kebutuhan masyarakat publik. Karena investasi ini dilakukan oleh negara, maka dana atau
pembiayaannya didapatkan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara APBN atau melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD. Tujuan
utama dari investasi publik ini adalah untuk mendorong mobilitas perekonomian dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di suatu negara.
b. Investasi Swasta Private Investment Adalah investasi yang dilakukan oleh pihak swasta, dengan tujuan untuk
mendapatkan manfaat berupa laba. Investasi jenis ini disebut juga dengan istilah investasi profit oriented berorientasi laba. Investasi swasta dapat dilakukan oleh
individu maupun perusahaan, seperti pada usaha mikro, usaha kecil menengah, maupun usaha besar termasuk didalamnya Badan Usaha Milik Negara dan Badan
Usaha Milik Daerah. c. Kerjasama Investasi Pemerintah dan Swasta Public and Private Partnership
Adalah kerjasama investasi antara pemerintah dan swasta dalam melakukan investasi untuk membangun prasarana dan sarana infrastruktur guna
memenuhi kebutuhan masyarakat. Alasan kerjasama investasi antara pemerintah dan pihak swasta ini misalnya karena terjadinya peningkatan kebutuhan sarana
publik sementara keuangan negara sangat terbatas untuk membiayainya, untuk meningkatkan partisipasi swasta dalam aktivitas pembangunan, mengoptimalkan
pemanfaatan sumber daya yang masih menganggur, menciptakan sinergi yang positif antara pemerintah dan swasta, dan lain-lain.
d. Investasi kerjasama antar negara State Partnership Investment Adalah kerjasama investasi antar negara atau antar pemerintah. Hal ini
dipicu oleh berbagai alasan seperti untuk meningkatkan aktivitas ekonomi dan penciptaan nilai tambah di suatu kawasan, untuk mengoptimalkan pemanfaatan
sumberdaya regional, dan lain-lain.
2.1.2.3. Investasi berdasarkan jangka waktu