Analisis Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Keputusan Investasi Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(1)

SKRIPSI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KEPUTUSAN INVESTASI PADA PERUSAHAAN

PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

OLEH M.IKHSANDI

100502065

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(2)

ABSTRAK

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KEPUTUSAN INVESTASI PADA PERUSAHAAN

PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keputusan investasi pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Penelitian ini adalah penelitian assosiatif, yaitu penelitian yang menghubungkan dua variabel atau lebih. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dengan jumlah sampel sebanyak 16 perusahaan yang diambil dengan menggunakan teknik pengambilan sampel sasaran. Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan mendokumentasikan data keuangan perusahaan yang dipublikasikan oleh

Indonesian Capital Market Directory(ICMD).Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis Regresi Linear Berganda dengan nilai signifikansiα= 5% (0,05).

Secara simultan, variabel kebijakan pendanaan, profitabilitas, dan likuiditas berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap variabel keputusan investasi. Secara parsial, kebijakan pendanaan tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan investasi. Sedangkan profitabilitas dan likuiditas secara parsial berpengaruh positif terhadap keputusan investasi. Nilai Adjusted R Squareadalah sebesar 0,206 yang berarti variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen yaitu kebijakan pendanaan, profitabilitas, dan likuiditas adalah sebesar 20,6%, sisanya sebesar 79,4% dijelaskan oleh variabel-variabel lain diluar model.

Kata Kunci : kebijakan pendanaan, profitabilitas, likuiditas, dan keputusan investasi


(3)

ABSTRACT

ANALYSIS OF FACTORS AFFECTING INVESTMENT DECISION ON MINING FIRMS LISTED ON INDONESIA STOCK EXCHANGE

The purpose of this research is to identify factors that influence investment decision on mining firms listed on Indonesia Stock Exchange.

The type of this research is associativeresearch. Population of this research are mining firms listed on Indonesia Stock Exchange and the number of samples are 16 mining firmsdetermined by using targeted sampling method. Process of collecting the secondary data is by documenting firm’s financial report which was published by Indonesian Capital Market Directory (ICMD). The hypothesis of this research is analyzed by using Multiple Linear Regression method with signification level of α = 5% (0,05).

Simultaneously, influences of financing policy, profitability, and liquidity are positively and significant towards investment decision. Partially, financing policy does not have significant influence towards investment decision. Based on the value of Adjusted R square which is 0.206, it shows the variability of dependent variabels can described by independent variables that are financing policy, profitability, and liquidity is about 20,6%, while 79,4% were described by other variables that excluded of this research.


(4)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh...

Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha esa sehingga penulis dapat menyelesaikan perkuliahan dan penulisan skripsi ini yang berjudul “Analisis Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Keputusan Investasi Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”, guna memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orang tua penulis, buat Ayahtercinta Dasrijon dan Ibu tersayang Gusnidaryangtelah membesarkan penulis dengan penuh kasih sayang dan memberi dukungan moril dan materil sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsinya dengan sebaik-baiknya, Orang tua penulis menupakan sosok yang sabar, bijaksana dan menjadi penambah motivasi penulis dalam mengerjakan skripsi ini. Serta saudara penulis Trisna Yulianti, Indra Wahyudi, dan M.Haviz yang penulis sayangi.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini telah banyak mendapat dukungan dan bantuan baik secara moril maupun materil. Untuk itu, melalui kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang setulusnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum,S.E.,M.Ec,Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia,S.E.,ME, selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.


(5)

3. Ibu Dra. Marhayanie,M.si, selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, S.E.,M.si, selaku Ketua Prodi S-1 Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. 5. Bapak Dr. Muslich Lufti, M.B.A, selaku dosen pembimbing yang

telahmemberikan arahan, bimbingan, motivasi dan saran kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Ibu Dra. Nisrul Irawati, M.Si, selaku dosen pembanding I saya yang telah memberikan saran dan masukan untuk kesempurnaan skripsi ini.

7. Ibu Dra. Friska Sipayung, Msi selaku dosen pembanding II saya yang telah memberikan saran dan masukan untuk kesempurnaan skripsi ini.

8. Kepada Bapak dan Ibu dosen Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara yang telah mendidik dan menberikan ilmunya kepada peneliti selama mengikuti perkuliahan serta seluruh staf dan pegawai yang telah banyak membantu selama proses penulisan skripsi ini.

9. Sahabat saya Haviez Abdillah dan Ferdinandus Soray. A saya ucapkan terimakasih karena turut membantu saya dalam penyusunan skripsi. Sahabat sayaElisabet Hutahaean, Wiwit Astriani, Quitsyah Pakpahan, Lidya Theresia Bangun, Adi Marta Yentomi, Andy Sim, Debbyanzah Fahmi Harahap, Reza Aryoedha, M.Nursyah Putra Lubis, Dila Asrini, Annisa Fitria, Toto Sofyan dan seluruh teman-teman seperjuangan yang penulis cintai, teman-teman stambuk 2010.

Medan,08Januari2015 Peneliti


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GAMBAR ... v

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 11

1.3 Tujuan Penelitian ... 11

1.4 Manfaat Penelitian ... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 13

2.1 Landasan Teori. ... 13

2.1.1 Pengertian Investasi ... 13

2.1.2 Penggolongan Investasi ... 14

2.1.3 Tujuan Investasi ... 17

2.1.4Pengertian Keputusan Investasi ... 18

2.1.5 Penilaian Investasi ... 21

2.1.6 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Investasi ... 21

2.2 Penelitian Terdahulu ... 26

2.3 Kerangka Konseptual ... 34

2.4 Hipotesis... 38

BAB III METODE PENELITIAN ... 39

3.1 Jenis Penelitian ... 39

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian... 39

3.3 Batasan Operasional ... 39

3.4 Definisi Operasional Variabel ... 40

3.5 Populasi dan Sampel ... 43

3.6 Jenis dan Sumber Data ... 47

3.7 Metode Pengumpulan Data ... 48

3.8 Teknik Analisis Data ... 48

BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 56

4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 56

4.2 Statistik Deskriptif ... 57

4.3 Analisis Data Penelitian ... 59

4.4 Analisis Regresi Berganda ... 66


(7)

4.6 Pembahasan ... 72

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN ... 75

5.1 Kesimpulan ... 75

5.2 Saran ... 76

DAFTAR PUSTAKA ... 77


(8)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman 1.1 Rata-Rata Kinerja Keuangan Perusahaan Pertambangan

Periode 2008-2011... 9

2.1 Penelitian Terdahulu ... 31

3.1 Operasionalisasi Variabel... 43

3.2 Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar di BEI Periode 2007-2011 ... . 44

3.3 Kriteria Sampel Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar di BEI Periode 2008-2011 ... 45

3.4 Sampel Penelitian ... 46

3.5 Kriteria Pengambilan Keputusan Autokorelasi ... . 51

4.1 Profil Sampel Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar 56

di BEI Periode 2007-2011 ... 4.2 Statistik Deskriptif ... 57

4.3 One Sample Kolmogrov-Smirnov ... 61

4.4 Uji Glesjer ... ... 63

4.5 Durbin-Watson ... 64

4.6 Uji Multikolinearitas ... 65

4.7 Analisis Regresi Berganda ... ... 66

4.8 Koefisien Determinasi R2 ... 68

4.9 Uji F ... 69


(9)

DAFTAR GAMBAR

No. Tabel Judul Halaman 2.1 Kerangka Konseptual... 38 4.1 Normal P-P Plot ... 60 4.2 Scatterplot ... 62


(10)

ABSTRAK

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KEPUTUSAN INVESTASI PADA PERUSAHAAN

PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keputusan investasi pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Penelitian ini adalah penelitian assosiatif, yaitu penelitian yang menghubungkan dua variabel atau lebih. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dengan jumlah sampel sebanyak 16 perusahaan yang diambil dengan menggunakan teknik pengambilan sampel sasaran. Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan mendokumentasikan data keuangan perusahaan yang dipublikasikan oleh

Indonesian Capital Market Directory(ICMD).Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis Regresi Linear Berganda dengan nilai signifikansiα= 5% (0,05).

Secara simultan, variabel kebijakan pendanaan, profitabilitas, dan likuiditas berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap variabel keputusan investasi. Secara parsial, kebijakan pendanaan tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan investasi. Sedangkan profitabilitas dan likuiditas secara parsial berpengaruh positif terhadap keputusan investasi. Nilai Adjusted R Squareadalah sebesar 0,206 yang berarti variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen yaitu kebijakan pendanaan, profitabilitas, dan likuiditas adalah sebesar 20,6%, sisanya sebesar 79,4% dijelaskan oleh variabel-variabel lain diluar model.

Kata Kunci : kebijakan pendanaan, profitabilitas, likuiditas, dan keputusan investasi


(11)

ABSTRACT

ANALYSIS OF FACTORS AFFECTING INVESTMENT DECISION ON MINING FIRMS LISTED ON INDONESIA STOCK EXCHANGE

The purpose of this research is to identify factors that influence investment decision on mining firms listed on Indonesia Stock Exchange.

The type of this research is associativeresearch. Population of this research are mining firms listed on Indonesia Stock Exchange and the number of samples are 16 mining firmsdetermined by using targeted sampling method. Process of collecting the secondary data is by documenting firm’s financial report which was published by Indonesian Capital Market Directory (ICMD). The hypothesis of this research is analyzed by using Multiple Linear Regression method with signification level of α = 5% (0,05).

Simultaneously, influences of financing policy, profitability, and liquidity are positively and significant towards investment decision. Partially, financing policy does not have significant influence towards investment decision. Based on the value of Adjusted R square which is 0.206, it shows the variability of dependent variabels can described by independent variables that are financing policy, profitability, and liquidity is about 20,6%, while 79,4% were described by other variables that excluded of this research.


(12)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Salah satu tujuan utama didirikannya perusahaan berorientasi laba adalah untuk memperoleh keuntungan guna memaksimalkan nilai perusahaan dalam rangka mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan dimasa yang akan datang. Perusahaan yang pada awalnya merupakan perusahaan berskala kecil akan berusaha untuk menjadi perusahaan yang lebih besar agar nilai perusahaan tersebut meningkat. Untuk berkembang ke tahap yang lebih besar, perusahaan perlu melakukan perluasan usaha atau yang dikenal dengan istilah ekspansi. Motif perusahaan melakukan perluasan usahanya sangat beragam, misalnya untuk meningkatkan jumlah konsumen dalam rangka meningkatkan penjualan dan menciptakan arus kas masuk yang lebih besar dimasa depan, motif efisiensi terkait kebijakan perusahaan dalam menghemat biaya operasional, motif untuk meningkatkan daya saing perusahaan, dan lain-lain.

Untuk mewujudkan hal tersebut, perusahaan perlu melakukan investasi. Aktivitas investasi merupakan unsur penting dari operasi perusahaan, dimana penilaian kinerja keuangan perusahaan biasanya merupakan hasil pengukuran dari aktivitas investasi yang telah dilakukan perusahaan dalam suatu periode. Investasi ini pada tahapan selanjutnya akan meningkatkan kegiatan operasional dan biaya modal sehingga dibutuhkan pendanaan yang cukup untuk mendanai setiap kegiatan investasi yang akan dilakukan.


(13)

Haming dan Basalamah (2003:3) menyatakan bahwa investasi secara umum diartikan sebagai keputusan mengeluarkan dana pada saat sekarang untuk membeli aktiva riil atau aktiva keuangan dengan tujuan untuk mendapatkan penghasilan yang lebih besar di masa yang akan datang. Keputusan penanaman modal tersebut dapat dilakukan oleh individu atau suatu perusahaan yang memiliki kelebihan dana. Sebelum melakukkan investasi, diperlukan pertimbangan-pertimbangan terhadap prospek keuntungan dan kelayakan investasi. Pertimbangan-pertimbangan tersebut nantinya akan berkaitan keputusan investasi.

Menurut Syahyunan (2004:2), terdapat tiga fungsi manajemen keuangan yang mencakup 3 (tiga) keputusan keuangan yaitu keputusan investasi (investment decision), keputusan pendanaan (financing decision), dan kebijakan dividen

(dividen policy). Ketiga keputusan ini saling memiliki keterkaitan antara yang satu dengan yang lain dan bersinergi dalam memaksimalkan nilai perusahaan.

Sartono (2001:6) menyatakan bahwa keputusan investasi dalam ruang lingkup perusahaan pada dasarnya adalah keputusan yang menyangkut pengalokasian dana yang berasal dari dalam maupun dana yang berasal dari luar perusahaan pada berbagai bentuk investasi. Secara garis besar, keputusan investasi dapat dikelompokkan ke dalam investasi jangka pendek dan investasi jangka panjang. Keputusan investasi mempunyai dimensi waktu yang panjang, sehingga keputusan yang diambil harus dipertimbangkan dengan baik karena mempunyai konsekuensi berjangka panjang pula (Ratmawati:2013). Oleh sebab itu, manajer keuangan dalam menjalankan fungsi penggunaaan dana harus selalu


(14)

mencari alternatif-alternatif investasi terbaik untuk kemudian dianalisis, dan dari hasil analisis tersebut kemudian diambil keputusan investasi manakah yang terbaik untuk dilaksanakan. Dengan kata lain, manajer keuangan harus dapat mengambil keputusan investasi yang tepat.

Keputusan investasi memiliki keterkaitan dengan keputusan pendanaan. Keputusan pendanaan perusahaan menyangkut keputusan tentang bentuk dan komposisi pendanaan yang akan digunakan oleh perusahaan dalam membiayai kegiatan operasionalnya. Secara umum, dana dapat diperoleh dari luar perusahaan

(external financing) maupun dari dalam perusahaan (internal financing). Hal ini akan memunculkan beberapa pertimbangan mengenai kebijakan pendanaan manakah yang paling ideal dalam memenuhi kebutuhan modal perusahaan, apakah dana yang hanya bersumber dari dana internal saja, atau dari dana eksternal saja, ataukah dana yang bersumber dari kombinasi pendanaan internal dan eksternal (financing mix).

Mungkin akan sangat ideal apabila perusahaan dapat menggunakan dana internal untuk membiayai seluruh kegiatan investasinya. Namun pada kenyataannya, investasi umumnya membutuhkan pendanaan yang jumlahnya besar sehingga dana internal yang dimiliki perusahaan sering kali tidak mencukupi untuk membiayai investasi tersebut. Oleh sebab itu, perusahaan dapat memilih alternatif lain yaitu dengan menggunakan dana yang bersumber dari luar perusahaan (external financing) untuk mendanai operasionalnya yaitu dengan cara melakukan pinjaman berupa utang atau dengan melakukan penjualan sekuritas yang dimiliki perusahaan di pasar modal (Syahyunan, 2013:137).


(15)

Fenomena ekonomi yang belakangan sering dibicarakan adalah tentang merosotnya performa dan kinerja keuangan dari perusahaan yang tergabung dalam Grup Bakrie. Seperti yang dikutip dari website www.news.detik.com terbitan 25 Agustus 2014, sejak krisis global pada tahun 2008, perusahaan yang menjadi induk dari bisnis keluarga Bakrie yaitu Bakrie &Brothers mulai mengalami kesulitan dalam menjaga asetnya. Perusahaan-perusahaan yang tergabung di dalamnya terjerat utang, dan sederet perusahaan di bawah Grup Bakrie dilepas. Padahal sampai 2009, kinerja perusahaan Grup Bakrie tergolong bagus. Saham tujuh perusahaan mereka menjadi rebutan di bursa dan dijuluki “Bakrie Seven”. Saham Bumi Resources misalnya, sempat disebut “saham sejuta umat” karena banyaknya investor di Bursa Efek Indonesia yang memegang sahamnya.

Namun setelah 2009, keadaan berbalik. Bakrie &Brothers mengalami kesulitan, terutama karena terjerat utang yang bertumpuk dan seringnya menggunakan sistem gali lubang tutup lubang. Berita terakhir, salah satu anak usaha andalannya, Bumi Resources, gagal melunasi surat utang yang jatuh tempo pada 5 Agustus 2014 sebesar US$ 375 juta atau sekitar Rp 44,77 triliun (kurs Rp12.000/dollar AS). Akhirnya pada 22 Agustus 2014, Bumi Resources menyatakan mendapat kesepakatan dengan para pemegang obligasi untuk mengundurkan jatuh tempo kewajibannya pada 2018.

Salah satu langkah yang dilakukan oleh Bumi Resources untuk mendapatkan sumber pendanaan baru adalah dengan melaksanakan penerbitan saham baru dengan mekanisme hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau yang dikenal dengan istilah rights issue dengan raupan dana sebesar Rp 3,6


(16)

triliun. Dalam bahan paparan publiknya, yang dikutip detikFinance, Senin (24/11/2014), Bumi Resources melaporkan jumlah penggunaan dananya. Dana hasil rights issue tersebut kurang dari separuh target awal yaitu sebesar Rp 7,7 triliun. Sebagian besar dari dana yang didapatkan tersebut digunakan untuk melunasi kewajiban perusahaan. Akibat dana yang didapatkan lebih kecil dari target awal, banyak rencana yang masuk prospektus terpaksa dibatalkan. Pertama, melunasi pinjaman kepada beberapa kreditur senilai Rp 3,16 triliun. Kedua, merealisasikan anggaran proyek untuk Blok 13 dan Blok R2 dari konsensi hidrokarbon senilai Rp 552 miliar. Dan yang terakhir adalah melakukan feasibility study konsensi tembaga dan emas di Gorontalo sebesar Rp 374,6 miliar.

Dalam manajemen keuangan, hutang diibaratkan seperti sebuah pengungkit (leverage) yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan untuk mendongkrak pertumbuhan investasi dan kinerja keuangannya. Jika perusahaan hanya mengandalkan dana internal saja, tentunya perusahaan akan mengalami kesulitan dalam melakukan kegiatan investasi atau ekspansi usaha seandainya dana yang dibutuhkan sangatlah besar. Bumi Resources adalah salah satu contoh dari sekian banyak perusahaan yang memanfaatkan utang untuk mendanai kegiatan investasinya. Namun pada kasus utang yang menjerat Bumi Resources, tampaknya utang yang besar bukanlah menjadi sebuah jaminan kesuksesan investasi perusahaan dalam jangka panjang. Hal ini dapat dilihat pada saat Bumi Resources mendapatkan dana baru dari hasil rights issue, dimana dana yang didapatkan lebih banyak dihabiskan untuk pembayaran utang dan beban bunga, sehingga beberapa rencana investasi perusahaan banyak yang terhambat.


(17)

Menurut Jensen (1986), penggunaan utang dapat mencegah terjadinya pemborosan dan investasi yang berlebihan karena penggunaan utang dapat mengurangi jumlah arus kas bebas yang dimiliki perusahaan sehingga dapat membatasi manajer dalam melakukan pemborosan atau melakukan investasi yang tidak menguntungkan bagi perusahaan. Selain itu, penggunaan utang juga akan meningkatkan risiko terjadinya financial distresssehingga manajer akan lebih berhati-hati dalam membuat keputusan investasi agar manfaat yang diberikan atas penggunaan utang lebih besar dari risiko yang ditimbulkannya.

Namun pada kasus Bumi Resources, manfaat yang didapatkan atas penggunaan utang tampaknya tidak lagi sebanding dengan risiko kerugian yang ditimbulkan akibat penggunaan utang tersebut, dimana perusahaan mengalami kesulitan dalam membayar bunga maupun pinjaman pokok yang sudah jatuh tempo. Seperti yang disebutkan sebelumnya bahwa utang dalam manajemen keuangan diibaratkan seperti pengungkit (leverage), yang diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan investasi dan ekspansi bisnis perusahaan. Namun pada kasus ini, utang seakan menjadi katrol yang menggiring perusahaan pada ketidakmampuan dalam melunasi kewajibannya dan berdampak pada terhambatnya rencana investasi perusahaan.

Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang menganalisis pengaruh kebijakan pendanaan terhadap keputusan investasi. Penelitian yang dilakukan oleh Saragih (2008) dan Hidayat (2010) menyatakan bahwa kebijakan pendanaan mempunyai pengaruh positif terhadap keputusan investasi. Hasil yang sama juga dikemukakan oleh Wijaya (2011) dan Akwan (2011) yang menyatakan bahwa


(18)

kebijakan pendanaan (leverage) berpengaruh positif terhadap keputusan investasi. Namun hasil yang berbeda dikemukakan oleh Bao (2010), Franklin (2010), Okuda (2012), Ratmawati (2013), dan Zaki (2013) yang menyatakan bahwa kebijakan pendanaan berpengaruh negatif terhadap keputusan investasi.

Profitabilitas juga merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap keputusan investasi. Menurut Syahyunan (2004:83), profitabilitas adalah sebuah ukuran yang digunakan untuk mengukur bagaimana kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba atau seberapa efektif pengelolaan perusahaan oleh pihak manajemen. Perusahaan yang profitable pada umumnya lebih cenderung menggunakan bagian laba ditahan untuk mendanai kegiatan investasi dalam rangka untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar di masa yang akan datang. Artinya, jika laba yang diterima perusahaan semakin besar, maka peluang perusahaan untuk meningkatkan investasinya juga akan semakin besar. Selain itu, analisis profitabilitas juga terkait dengan masalah bagaimana memperkirakan prospek keuntungan suatu investasi dalam jangka pendek maupun jangka panjang agar tidak tejadi kerugian investasi. Suatu investasi dikatakan menguntungkan apabila investasi tersebut dapat memberikan keuntungan dan manfaat yang lebih besar dari apa yang telah yang telah diinvestasikan atau dikorbankan.

Penelitian terdahulu yang menganalisis pengaruh profitabilitas terhadap keputusan investasi dilakukan oleh Franklin (2011), Akwan (2011), dan Wijaya (2011). Penelitian-penelitian tersebut menghasilkan kesimpulan dimana profitabilitas berpengaruh positif terhadap kebijakan investasi. Sedangkan penelitian yang diakukan oleh Saragih (2008) menyatakan bahwa profitabilitas


(19)

berpengaruh positif terhadap keputusan investasi namun pengaruhnya tidak signifikan. Sebaliknya, penelitian yang dilakukan oleh Komariah (2012) menghasilkan kesimpulan bahwa profitabilitas berpengaruh negatif terhadap keputusan investasi.

Keputusan investasi juga dipengaruhi oleh kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek dengan menggunakan aktiva lancar yang dimilki perusahaan atau yang disebut dengan likuiditas perusahaan. Aktiva lancar yaitu aset perusahaan yang mudah diubah menjadi kas yang terdiri dari kas, surat berharga, piutang, dan persediaan. Perusahaan harus dapat menjaga kestabilan likuiditasnya agar tidak menganggu kelancaran aktivitas perusahaan untuk melakukan investasi dan untuk menjaga kepercayaan pihak luar terhadap kinerja perusahaan (Hidayat:2010). Likuiditas yang buruk akan berdampak pada menurunnya kepercayaan pihak luar seperti investor atau kreditur terhadap perusahaan sehingga akan menyulitkan perusahaan dalam mendapatkan pendanaan eksternal guna mendanai kebutuhan investasinya.

Brigham dan Houston (2001:106) menyatakan bahwa likuiditas menunjukkan hubungan antara aktiva lancar dengan utang lancar yang dimiliki perusahaan, dan bagaimana kemampuan perusahaan dalam menghasilkan aktiva lancar untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya yang telah jatuh tempo. Perusahaan dinilai mampu (capable) memenuhi kewajiban yang telah jatuh tempo apabila jumlah harta lancar yang dimiliki lebih besar daripada utang lancar. Pengertian tersebut secara eksplisit mengandung makna apakah perusahaan mengalami kesulitan untuk mendanai investasinya menggunakan aktiva


(20)

lancaratau tidak. Perusahaan yang likuiditasnya rendah berarti memiliki aktiva lancar yang sedikit. Sementara perusahaan dikatakan tidak mengalami kesulitan dalam mendanai investasinya dengan menggunakan modal sendiri apabila perusahaan mampu menghasilkan aktiva lancar yang cukup untuk membiayai investasinya (Hidayat:2010).

Penelitian terdahulu yang meneliti hubungan likuiditas dengan keputusan investasi dilakukan oleh Capello et al. (2010) dan Hidayat (2013) yang menghasilkan kesimpulan bahwa likuiditas berpengaruh positif terhadap keputusan investasi. Hasil yang berbeda dikemukakan oleh Anggraeni (2010) yang menyatakan bahwa likuiditas berpengaruh negatif terhadap keputusan investasi.

Berikut adalah tabel perkembangan kinerja keuanganpada perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia secara berturut-turut pada periode 2008-2011:

Tabel 1.1

Rata-rata Kinerja Keuangan Sampel Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di BEI

Periode 2008-2011

No. Tahun DER ROI CR Investment

Decision

1. 2008 1,51 0,282 3,37 0,088

2. 2009 3,41 0,010 2,83 -0,003

3. 2010 4,82 0,095 2,31 0,113

4. 2011 1,80 0,111 2,78 0,130

Sumber: Indonesian Capital Market Directory (data diolah)

Berdasarkan Tabel 1.1, dapat diamati bahwa kinerja keuangan perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang dilihat dari keputusan investasi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya berfluktuasi selama tahun


(21)

2008-2011. Pada tahun 2008-2009, rata-rata keputusan investasi mengalami penurunan dari 0,088 menjadi -0,003. Rata-rata kebijakan pendanaan mengalami kenaikan dari 1,51 menjadi 3,41. Rata-rata likuiditas mengalami penurunan dari 3,37 menjadi 2,83. Rata-rata profitabilitas mengalami penurunan dari 0,282 menjadi 0,010.

Pada tahun 2009-2010, rata-rata keputusan investasi mengalami kenaikan dari -0,003 menjadi 0,113. Rata-rata kebijakan pendanaan mengalami kenaikan dari 3,41 menjadi 4,82. Rata-rata likuiditas mengalami penurunan dari 2,83 menjadi 2,31. Rata-rata profitabilitas mengalami kenaikan dari 0,010 menjadi 0,095.

Pada tahun 2010-2011, rata-rata keputusan investasi mengalami kenaikan dari 0,113 menjadi 0,130. Rata-rata kebijakan pendanaan mengalami penurunan dari 4,82 menjadi 1,80. Rata-rata likuiditas mengalami kenaikan dari 2,31 menjadi 2,78. Rata-rata profitabilitas mengalami kenaikan dari 0,095 menjadi 0,110.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa perubahan nilai keputusan investasi tidak selalu berbanding lurus dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Berdasarkan fenomena dan uraian yang diungkapkan di atas, maka peneliti tertarikuntuk melakukan penelitian tentang keputusan investasi. Penelitian ini membatasi penelitianterhadap faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan investasi, yaitu kebijakan pendanaan, profitabilitas, dan likuiditas. Selanjutnya penelitian ini diberi judul: “Analisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap


(22)

keputusan investasi pada Perusahaan Sektor Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut :

Apakah kebijakan pendanaan, profitabilitas, dan likuiditas berpengaruh signifikan baik secara parsial maupun simultan terhadap keputusan investasi pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

1.3.Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis dan mengetahui pengaruh kebijakan pendanaan, likuiditas, dan profitabilitas terhadap keputusan investasi pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa pihak yaitu:

1. Bagi Perusahaan (Emiten)

Sebagai bahan referensi tambahan dan bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan keputusan investasi.

2. Bagi Peneliti

Sebagai sarana untuk menambah pengetahuan, wawasan dan mempertajam daya pikir ilmiah mengenai kebijakan pendanaan, likuiditas, dan profitabilitas


(23)

dalam pengaruhnya terhadap keputusan investasi di perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Sebagai bahan referensi oleh peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian pada ruang lingkup dan kajian yang lebih luas.


(24)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pengertian Investasi

Menurut Tandelilin (2001:3), istilah investasi bisa berkaitan dengan berbagai macam aktivitas. Menginvestasikan dana pada aset riil (tanah, emas, mesin, atau bangunan), maupun aset finansial (deposito, saham, ataupun obligasi) merupakan aktivitas investasi yang pada umumnya dilakukan. Investasi dapat dilakukan oleh banyak pihak, seperti investor perorangan, perusahaan, maupun sebuah negara.

Menurut Fama dan French (dalam Utomo, 2009), investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lain yang dilakukan saat ini dengan tujuan memperoleh keuntungan di masa yang akan datang. Optimalisasi nilai perusahaan merupakan tujuan utama perusahaan yang dapat dicapai melalui pelaksanaan fungsi manajemen keuangan, dimana satu keputusan keuangan yang diambil akan mempengaruhi keputusan keuangan lainnya dan akan mempengaruhi nilai perusahaan.

Haming dan Basalamah (2003:3) menyatakan bahwa investasi secara umum diartikan sebagai keputusan mengeluarkan dana untuk membeli aktva riil (tanah, gedung, peralatan, mesin, dan sebagainya) atau aktiva keuangan (saham, obligasi, reksadana, wesel, dan sebagainya) dengan tujuan untuk memperoleh penghasilan yang lebih besar di masa yang akan datang.


(25)

Lebih lanjut, Reilly dan Brown dalam Haming dan Basalamah (2001) menyatakan bahwa investasi adalah suatu komitmen atas penempatan dana pada saat ini guna memperoleh pembayaran atau hasil yang lebih besar atau lebih baik di masa yang akan datang, sebagai kompensasi atas penundaan penggunaan dana yang ditempatkan tersebut, ekspektasi tingkat inflasi yang dihadapi serta risiko ketidakpastian pembayaran atau penerimaan di masa yang akan datang.

Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa investasi adalah suatu komitmen atas penempatan sejumlah dana atau sumberdaya lainnya yang dilakukan pada saat ini dengan tujuan memperoleh pengembalian yang lebih besar di masa depan sebagai kompensasi atas penundaan penggunaan dana yang diinvestasikan dan risiko kerugian yang dapat menimbulkan ketidakpastian pembayaran/penerimaan di masa yang akan datang.

2.1.2. Penggolongan Investasi

Menurut Noor (2009:9), investasi dapat dikelompokkan menurut jenis dan berdasarkan karakteristik (sifat dan pelaku).

2.1.2.1. Investasi berdasarkan jenis

Menurut jenisnya, investasi dapat dikelompokkan menjadi investasi langsung (direct investment), dan investasi tidak langsung (indirect investment), dengan uraian sebagai berikut:

a. Investasi Langsung (direct investment)

Adalah investasi pada aset atau faktor produksi untuk melakukan usaha atau bisnis. Pada umumnya, investasi ini disebut juga dengan investasi pada


(26)

sektor riil, atau investasi yang jelas wujudnya, dan mudah dilihat dan diukur dampaknya secara keseluruhan.

b. Investasi Tidak Langsung (indirect investment)

Adalah investasi yang bukan pada aset atau faktor produksi, tetapi pada aset keuangan (financial asset) seperti investasi pada surat berharga (sekuritas),

commercial paper, reksadana, dan sebagainya. Investasi pada aset keuangan juga bertujuan untuk memperoleh keuntungan di masa depan yang dikenal dengan istilah balas jasa investasi, yang dapat berupa dividen atau capital gain.

2.1.2.2. Investasi berdasarkan Karakteristik (Sifat dan Pelaku)

Menurut karakteristik (sifat dan pelaku), investasi dapat dikelompokkan menjadi beberapa kelompok sebagai berikut:

a. Investasi Publik (Public Investment)

Adalah investasi yang dilakukan negara atau pemerintah untuk membangun prasarana dan sarana (infrastruktur) guna memenuhi kebutuhan masyarakat (publik). Karena investasi ini dilakukan oleh negara, maka dana atau pembiayaannya didapatkan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) atau melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Tujuan utama dari investasi publik ini adalah untuk mendorong mobilitas perekonomian dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di suatu negara.

b. Investasi Swasta (Private Investment)

Adalah investasi yang dilakukan oleh pihak swasta, dengan tujuan untuk mendapatkan manfaat berupa laba. Investasi jenis ini disebut juga dengan istilah investasi profit oriented (berorientasi laba). Investasi swasta dapat dilakukan oleh


(27)

individu maupun perusahaan, seperti pada usaha mikro, usaha kecil menengah, maupun usaha besar (termasuk didalamnya Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah).

c. Kerjasama Investasi Pemerintah dan Swasta (Public and Private Partnership)

Adalah kerjasama investasi antara pemerintah dan swasta dalam melakukan investasi untuk membangun prasarana dan sarana (infrastruktur) guna memenuhi kebutuhan masyarakat. Alasan kerjasama investasi antara pemerintah dan pihak swasta ini misalnya karena terjadinya peningkatan kebutuhan sarana publik sementara keuangan negara sangat terbatas untuk membiayainya, untuk meningkatkan partisipasi swasta dalam aktivitas pembangunan, mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya yang masih menganggur, menciptakan sinergi yang positif antara pemerintah dan swasta, dan lain-lain.

d. Investasi kerjasama antar negara (State Partnership Investment)

Adalah kerjasama investasi antar negara atau antar pemerintah. Hal ini dipicu oleh berbagai alasan seperti untuk meningkatkan aktivitas ekonomi dan penciptaan nilai tambah di suatu kawasan, untuk mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya regional, dan lain-lain.

2.1.2.3. Investasi berdasarkan jangka waktu

Menurut Horngren (2007:109), berdasarkan jangka waktunya investasi dibedakan menjadi dua, yaitu:

a. Investasi jangka pendek

Merupakan aktiva lancar yang terkadang disebut dengan surat berharga yang siap dikonversikan ke kas oleh investor dalam jangka waktu relatif pendek.


(28)

Investasi jangka pendek disebut juga dengan investasi pada surat berharga yang dapat diperjualbelikan (marketable security).

b. Investasi jangka panjang

Investasi jangka panjang adalah investasi dalam bentuk saham, obligasi, tanah, bangunan dan bentuk lain yang diperkirakan akan dimiliki dalam waktu lebih dari satu tahun oleh investor dan umumnya tidak langsung diperjualbelikan.

2.1.3. Tujuan Investasi

Tandelilin (2001:4) menyatakan bahwa investasi memiliki beberapa tujuan, antara lain :

1. Mencapai tingkat kehidupan yang lebih baik/sejahtera di masa mendatang. Situasi ini dinyatakan sebagai aktivitas pengelolaan kekayaan yang efektif untuk melindungi kekayaan. Sehingga nilai kekayaan saat ini dapat ditingkatkan atau sekurang-kurangnya dapat dipertahankan di masa mendatang.

2. Antisipasi inflasi.

Penurunan nilai kekayaan pada dasarnya terjadi akibat adanya inflasi. Namun demikian, karena keberadaan inflasi, maka aktivitas investasi menjadi lebih menarik untuk dilaksanakan. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pembangunan negara, maka tingkat inflasi harus dijaga agar mampu mendorong investasi. Sehingga aktivitas investasi mampu mempertahan-kan nilai kekayaan serta mampu pula meningkatmempertahan-kan kesejahteraan masyarakat. 3. Mengurangi ketidakpastian (uncertainty).

Masa depan adalah masa yang tidak pasti. Setiap orang tidak akan mengetahui dengan pasti apa yang akan terjadi di masa yang akan datang. Namun demikian,


(29)

perubahan pasti terjadi di masa depan. Sehingga dengan melakukan investasi, maka investor berpeluang untuk mengurangi ketidak pastian atau perubahan arah yang dapat menurunkan kekayaan/kesejahteraannya yang lebih besar. Sekurang-kurangnya risiko kerugian yang muncul dapat ditekan.

4. Peluang untuk penghematan pembayaran pajak.

Banyak negara memberikan insentif pengurangan/penghematan pembayaran pajak bagi setiap investor yang mau memberikan kekayaan/dana yang dimiliki pada bidang investasi tertentu. Khususnya pada sektor-sektor yang mampu menyerap jumlah tenaga kerja yang besar.

2.1.4. Pengertian Keputusan Investasi

Banyak keputusan yang harus diambil oleh manajer keuangan dan berbagai kegiatan yang harus dijalankan mereka. Meskipun demikian, kegiatan-kegiatan tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua kegiatan-kegiatan utama, yaitu kegiatan mencari pendanaan (rasing funds), dan kegiatan menggunakan dana

(allocation of funds). Pada tahapan selanjutnya, kegiatan menggunakan dana tergolong kepada keputusan investasi (Husnan, 1996:6).

Menurut Syahyunan (2001:1), keputusan investasi merupakan keputusan terpenting dalam manajemen keuangan dalam hubungannya dengan peningkatan nilai perusahaan. Keputusan investasi pada dasarnya adalah keputusan bagaimana manajer keuangan mengalokasikan dana yang sudah didapatkan kedalam bentuk-bentuk investasi yang dapat mendatangkan keuntungan. Adanya pilihan-pilihan investasi yang dapat menciptakan arus kas di masa depan merupakan kesempatan bertumbuh bagi perusahaan dalam rangka meningkatkan nilainya. Pilihan-pilihan


(30)

investasi di masa yang akan datang dikenal dengan istilah set kesempatan investasi atau Investment Opportunity Set (IOS).

Keputusan investasi akan tercermin pada sisi aktiva perusahaan. Dengan demikian akan mempengaruhi struktur kekayaan perusahaan, yaitu perbandingan antara aktiva lancar dengan aktiva tetap (Husnan, 1996:7). Keputusan investasi merupakan keputusan yang diambil untuk menanamkan modal pada satu atau lebih aset untuk mendapatkan pengembalian yang lebih besar dari apa yang telah diinvestasikan dan yang dikorbankan.

Keputusan investasi merupakan keputusan yang didapatkan dari beberapa alternatif kesempatan investasi yang ada. Akibatnya, dalam pengambilan keputusan investasi, manajer keuangan akan dihadapkan pada opportunity costberupa pendapatan atau penghematan biaya investasi yang hilang akibat memilih alternatif tertentu.

2.1.5. Penilaian Investasi

Menurut Hanafi (2004:150), ada beberapa metode yang dapat dipakai untuk mengevaluasi rencana investasi antara lain:

1. Payback Period

Payback Periodsuatu investasi menunjukkan berapa lama investasi dapat tertutup kembali dari aliran kas bersihnya. Jadi pada intinya menunjukkan jangka waktu yang diperlukan untuk memperoleh kembali investasi yang telah dikeluarkan. Untuk menghitung payback period dapat dilakukan dengan cara mengurangkan investasi dengan aliran kas masuk bersih setiap tahun. Semakin pendek jangka waktu kembalinya dana yang telah diinvestasikan, maka semakin


(31)

baik investasi tersebut. Namun, metode ini memiliki kelemahan yaitu tidak memperhitungkan nilai waktu dari uang dan tidak memperhitungkan aliran kas sesudah periode payback.

2. Discounted Payback Period

Metode discounted payback periodberusaha menghilangkan kelemahan metode payback periodyang tidak memperhitungkan nilai waktu dari uang. Dengan metode ini, aliran kas di-present-value-kan sebelum menghitung payback period. Namun metode ini belum mampu menghilangkan kelemahan metode

payback period yang kedua yaitu tidak memperhitungkan aliran kas di luar

payback period.

3. Net Present Value

Net present value adalah present value aliran kas masuk dikurangi dengan

present value aliran kas keluar. Keputusan investasi yang dapat diambil adalah sebagai berikut:

NPV > 0, maka usulan investasi diterima NPV < 0, maka usulan investasi ditolak

4. Internal Rate of Return(IRR)

Internal Rate of Return adalah tingkat diskonto (discount rate)yang menyamakan aliran present value aliran kas masuk dengan present value aliran kas keluar. Keputusan investasi yang dapat diambil adalah sebagai berikut:

IRR > tingkat keuntungan yang disyaratkan, maka usulan investasi diterima


(32)

5. Profitability Index

Profitability Index (PI) adalah present value aliran kas masuk dibagi dengan present value aliran kas keluar. Keputusan investasi yang dapat diambil adalah sebagai berikut:

PI > 1, maka usulan investasi diterima PI < 1, maka usulan investasi ditolak

2.1.6. Faktor-Faktor Yang MempengaruhiKeputusan Investasi 2.1.6.1. Kebijakan Pendanaan

Pada saat proses merencanakan investasi dilakukan, manajer keuangan juga secara simultan harus melaksanakan perencanaan pendanaan yang akan digunakan untuk membiayai investasi tersebut. Semakin besar atau semakin banyak investasi yang akan dilakukan, maka akan semakin besar pula dana yang dibutuhkan. Keputusan pendanaan perusahaan menyangkut keputusan tentang bentuk dan komposisi pendanaan yang akan digunakan oleh perusahaan. Memang akan sangat ideal apabila perusahaan dapat menggunakan dana internal untuk membiayai seluruh kegiatan investasinya, namun pada kenyataannya investasi membutuhkan dana yang besar dan seringkali dana internal tidak mencukupi untuk mendanai rencana investasinya (Syahyunan, 2013:137). Untuk menyiasati masalah tersebut, perusahaan dapat mencari pendanaan yang bersumber dari luar perusahaan untuk mendukung rencana investasi yang akan dilakukan, misalnya dengan melakukan pinjaman berupa utang.

Tugas setiap manajer keuangan adalah menentukan struktur modal optimal yaitu struktur modal yang akan meminimalkan biaya modal sehingga akan


(33)

memaksimalkan keuntungan perusahaan. Terdapat beberapa teori tentang struktur modal antara lain:

2.1.6.1.1. Agency cost

Menurut teori ini, struktur modal disusun sedemikian rupa untuk mengurangi konflik antar berbagai kelompok kepentingan. Konflik pertama dapat terjadi antara pemegang saham (pemilik perusahaan) dan kreditor. Jika perusahaan menggunakan utang, ada kemungkinan pemilik perusahaan melakukan investasi pada proyek-proyek berisiko tinggi untuk meningkatkan keuntungan yang dampaknya merugikan kreditor dimana kreditor masih menerima bunga yang tetap berapapun keuntungan yang diterima oleh perusahaan. Untuk menghindari kerugian semacam ini, kreditor biasanya melindungi diri dengan perjanjian-perjanjian pada saat penandatanganan pemberian kredit (Hutabarat:2010).

Konflik kedua terjadi antara pihak manajemen dengan pemilik perusahaan. Jika manajemen tidak mempunyai saham di perusahaan, maka keterlibatan manajer akan semakin berkurang. Dalam situasi tersebut manajer akan cenderung mengambil tindakan yang tidak sesuai dengan kepentingan pemegang saham. Konflik tersebut bisa dipecahkan jika manajemen mempunyai saham di perusahaan. Dalam kondisi tersebut, kepentingan manajer dengan pemegang saham akan menyatu sehingga pihak manajemen dapat bekerja dengan lebih hati-hati untuk mencegah terjadinya kerugian.

Konflik agensi juga dapat terjadi apabila perusahaan mempunyai free cash flow yang terlalu banyak. Free cash flowadalah arus kas lebih yang dibutuhkan


(34)

untuk mendanai semua proyek yang memiliki nilai netto sekarang saat didiskonto pada biaya modal yang relevan. Arus kas bebas yang besar akan mengarah pada perilaku manajer yang salah dan pengambilan keputusan yang buruk bukan demi kepentingan pemegang saham perusahaan. Konflik ini dapat diatasi melalui penggunaan utang dalam struktur modal. Tingkat utang yang tinggi akan menciptakan insentif bagi pihak manajemen untuk bekerja lebih efisien. Dengan memperhitungkan posisinya di dalam perusahaan dan kewajiban arus kas untuk membayar utang, dapat dinyatakan bahwa “kaki pihak manajemen diikat dekat api” agar mereka lebih berhati-hati dalam membuat keputusan dan memunculkan insentif agar tidak menghabiskan dana untuk berbagai keperluan yang bersifat pemborosan (Horne, 2001:245).

2.1.6.1.2.Trade-off Theory

Menurut teori ini, semakin besar penggunaan utang, maka akan semakin besar keuntungan yang akan dihasilkan dari penggunaan utang tersebut (leverage gain), tetapi biaya financial distress dan agency cost juga akan meningkat.

Financial distress adalah kondisi dimana perusahaan mengalami kesulitan keuangan dan terancam bangkrut. Kesimpulan dari teori ini adalah: penggunaan utang akan meningkatkan nilai perusahaan, tetapi hanya sampai pada titik tertentu. Setelah titik tersebut, penggunaan utang justru akan menurunkan nilai perusahaan karena kenaikan keuntungan dari penggunaan utang tidak sebanding lagi dengan kenaikan biaya financial distress dan agency cost. Titik balik tersebut disebut dengan struktur modal optimal yang menunjukkan jumlah utang optimal yang sebaiknya diterima perusahaan (Sjahrial, 2009:203)


(35)

2.1.6.1.3.Pecking Order Theory

Menurut Syahyunan (2013:228), dalam pecking order theory tidak terdapat struktur modal yang optimal. Secara spesifik, perusahaan mempunyai urutan-urutan preferensi (hierarki) dalam memilih sumber penggunaan dana untuk membiayai investasinya, yaitu:

1. Perusahaan lebih memilih untuk menggunakan sumber dana internal daripada pendanaan eksternal. Dana internal tersebut diperoleh dari laba ditahan yang dihasilkan dari kegiatan operasional perusahaan.

2. Jika pendanaan eksternal dibutuhkan, maka perusahaan akan pertama kali memilih sumber pendanaan dari sekuritas yang paling aman, yaitu obligasi, kemudian saham preferen, dan yang terakhir saham biasa.

3. Terdapat kebijakan dividen yang konstan, yaitu perusahaan akan menetapkan jumlah pembayaran dividen yang konstan, tidak terpengaruh seberapa besar keuntungan atau kerugian yang dialami perusahaan tersebut.

4. Untuk mengantisipasi kekurangan persediaan kas karena adanya kebijakan dividen yang konstan, fluktuasi tingkat pengembalian, dan kesempatan investasi, maka perusahaan akan mengambil portofolio investasi yang lancar tersedia.

2.1.6.1.4. Teori informasi yang tidak simetris

Teori ini diajukan oleh Gordon Donalson yang menyatakan bahwa informasi yang tidak simetris adalah kondisi dimana suatu pihak memiliki informasi yang lebih banyak daripada pihak lain. Menurut teori ini, pihak manajemen perusahaan lebih mengetahui banyak tentang kondisi perusahaan saat


(36)

ini dan prospek perusahaan dimasa yang akan datang dibandingkan investor di pasar modal. Selain itu, terdapat kecenderungan bahwa jika perusahaan memiliki prospek keuntungan yang cerah, manajemen tidak akan menerbitkan saham baru untuk mendapatkan sumber pendanaan, melainkan menggunakan laba ditahan. Sementara jika prospek keuntungan perusahaan kurang baik, maka manajemen cenderung untuk menerbitkan saham baru untuk memperoleh pendanaan (Horne, 2001:207).

Salah satu rasio yang digunakan untuk mengetahui bagaimana perusahaan mendanai kegiatan usahanya adalah dengan menggunakan rasio

leverage(Syahyunan, 2013:92). Rasio leverage yang digunakan dalam penelitian ini adalah debt to equity ratio (DER). Menurut Syamsudin (2000:54), debt to equity ratio adalah rasio yang menunjukkan perbandingan antara jumlah utang yang digunakan oleh perusahaan terhadap modal sendiri yang diberikan oleh pemilik perusahaan. Rasio ini biasanya digunakan untuk mengukur financial leverage suatu perusahaan. Debt to equity ratioyang tinggi menunjukkan bahwa suatu perusahaan menggunakan lebih banyak utang dari pada modal sendiri untuk mendanai kegiatan investasinya.

2.1.6.2.Profitabiltas

Profitabilitas mengukur efektifitas manajemen secara keseluruhan yang ditunjukan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang diperoleh dalam hubungannya dengan penjualan maupun investasi. Laba yang besar dapat digunakan oleh perusahaan untuk meningkatkan dan memperluas kegiatan investasinya. Salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat


(37)

profitabilitas adalah return on investment (ROI). Return on Investment (ROI)

adalah pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia dalam perusahaan.

2.1.6.3. Likuiditas

Likuditas merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan jangka pendek dengan menggunakan aktiva lancar yang dimilkinya. Aktiva lancar umumnya meliputi kas, sekuritas, piutang usaha dan persediaan, sedangkan kewajiban lancar terdiri atas utang usaha, wesel tagih jangka pendek, utang jangka pendek, akrual pajak dan beban-beban akrual lainnya (Brigham dan Houston, 2006:95). Salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur likuiditas adalah

current ratio (CR). Current Ratio mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan memenuhi utang jangka pendeknya (jatuh tempo kurang dari satu tahun) dengan menggunakan aktiva lancar. Semakin tinggi current ratio berarti semakin besar aset lancar yang dimiliki perusahaan dan semakin besar kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban finansial jangka pendeknya (Sartono, 2001:116).

2.2. Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian empiris yang berkaitan dengan keputusan investasi antara lain :

1. Joana L. Saragih (2008) melakukan penelitian yang menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan investasi di perusahaan barang konsumsi di Bursa Efek Indonesia. Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan investasi


(38)

di perusahaan baran konsumsi di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian dari penelitian ini yaitu: (1) secara parsial, struktur modal berpengaruh signifikan terhadap keputusan investasi, (2) secara parsial, profitabilitas berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap keputusan investasi, (3) secara parsial, tingkat penjualan berpengaruh signifikan negatif terhadap keputusan investasi. Sementara secara simultan, hanya profitabilitas dan tingkat penjualan yang berpengaruh signifikan terhadap keputusan investasi. Dari penelitian ini, diketahui bahwa faktor yang paling dominan mempengaruhi keputusan investasi adalah struktur modal.

2. Rany Anggreny (2010) melakukan penelitian untuk meganalisis pengaruh rasio likuiditas, rasio profitabilitas, dan rasio aktivitas terhadap keputusan investasi pada perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2003-2008. Sampel dalam penelitian tersebut berjumlah 9 perusahaan. Alat statistik yang digunakan yaitu metode analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya variabel profitabilitas yang berpengaruh positif terhadap keputusan investasi.

3. Murillo Campello (2010) melakukan penelitian untuk menganalisis manajemen likuiditas dan investasi perusahaan selama krisis finansial yang terjadi pada tahun 2009. Penelitian dilakukan dengan melakukan survey pada 800 Chief Financial Officer pada perusahaan-perusahaan yang ada di Amerika Utara, Eropa, dan Asia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perusahaan yang memiliki likuiditas yang baik cenderung mengalami peningkatan investasi.


(39)

4. Franklin John. S dan Muthusamy. K (2010) melakukan penelitian untuk menganalisis pengaruh leverage terhadap keputusan investasi pada perusahaan farmasi yang terdaftar di India Stock Exchange periode 1998-2009. Variabel dependen yang digunakan adalah keputusan investasi. Sedangkan variable independan yang digunakan adalah leverage, penjualan, arus kas, return on asset, likuiditas, dan laba ditahan. Hasil dari penelitian ini adalah leverage, penjualan, dan likuiditas menujukkan hubungan yang negatif terhadap keputusan investasi. Sedangkan arus kas dan laba ditahan memiliki pengaruh yang positif terhadap keputusan investasi.

5. Huijie Bao (2010) melakukan penelitian yang yang menganalisis pengaruh

leverage terhadap keputusan investasi pada perusahaan-perusahaan di seluruh sektor yang terdaftar di Chinese Stock Market. Hasil penelitian menunjukkan bahwa financial leverage memiliki pengaruh yang negatif terhadap keputusan investasi.

6. Anggita Langgeng Wijaya dan Juli Murnawati (2011) melakukan penelitian yang menganalisis pengaruh kepemilikan manajerial, leverage dan profitabilitas terhadap keputusan investasi. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah keputusan investasi, sedangkan variabel independen yang diteliti terdiri dari kepemilikan manajerial, leverage, dan profitabilitas. Sampel yang digunakan dalam penelitian terdiri dari kelompok perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil dari penelitian ini yaitu: (1) kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap


(40)

kebijakan investasi, (2) leverage berpengaruh terhadap kebijakan investasi, (3) profitabilitas berpengaruh terhadap kebijakan investasi.

7. Siti Komariah (2012) melakukan penelitian untuk menganalisis pengaruh biaya agensi, risiko investasi dan profitabilitas terhadap keputusan investasi. Sampel dalam penelitian ini berasal dari perusahaan yang termasuk kepada industri telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2006-2010. Jumlah sampel yang digunakan adalah 4 perusahaan. Metode yang digunakan adalah metode regresi. Hasil dari penelitian ini adalah biaya agensi, risiko investasi dan profitabilitas tidak berpengaruh terhadap keputusan investasi baik secara simultan maupun secara parsial.

8. Hidenobu Okuda (2012) melakukan penelitian untuk menganalisis pengaruh

leverage terhadap keputusan investasi pada state-controlled company di Vietnam tahun 2006-1010. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa leverage

keuangan berpengaruh signifikan negatif terhadap keputusan investasi.

9. Ana Ratmawati dan Lailatul Amanah (2013) melakukan penelitian tentang “Pengaruh arus kas operasi dan kebijakan pendanaan terhadap keputusan investasi”. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh variabel independen yang terdiri dari rasio kecukupan arus kas yang mewakili variabel arus kas operasi dan rasio total hutang terhadap total ekuitas yang mewakili rasio kebijakan pendanaan terhadap keputusan investasi yang diwakili oleh rasio Tobin’s Q.Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2006–2010 yaitu sebanyak 131 perusahaan. Simpulan hasil penelitian ini antara lain: (1) Hipotesis


(41)

penelitian yang pertama menunjukkan bahwa variabel arus kas operasi yang diwakili oleh rasio kecukupan arus kas tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan investasi yang diwakili oleh Rasio Tobin’s Q; (2) Hipotesis penelitian yang kedua menunjukkan bahwa variabel kebijakan pendanaan yang diwakili oleh debt to equity ratio tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan investasi .

10. Mohammad Zaki (2013) melakukan penelitian yang menganalisis pengaruh arus kas, kesempatan investasi, leverage, dan modal kerja terhadap keputusan investasi aktiva tetap pada perusahaan financially constrained. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah keputusan investasi, sedangkan variabel independen yang diteliti terdiri dari arus kas, kesempatan investasi, leverage, dan modal kerja.Populasi pada penelitian ini yaitu perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang terdaftar dari 2008 sampai 2010. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu arus kas berpengaruh positif terhadap keputusan investasi aktiva tetap, sedangkan kesempatan investasi,

leverage, dan modal kerja tidak berpengaruh terhadap keputusan investasi aktiva tetap.

11. Riskin Hidayat (2013) melakukan penelitian tentang analisis keputusan investasi dan financial constraints. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan publik yang tercatat di Bursa Efek Indonesia dan sampel penelitian ini adalah perusahaan publik non-keuangan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah keputusan investasi, sedangkan variabel independen yang digunakan adalah likuiditas


(42)

dan kesempatan investasi. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu: (1) likuiditas berpengaruh positif terhadap keputusan investasi, (2) Kesempatan investasi berpengaruh terhadap keputusan investasi dan pengaruhnya lebih besar dari pada likuiditas.

12. Yuniar Akwan (2011) melakukan penelitian tentang pengaruh arus kas, kebijakan pendanan, dan laba terhadap keputusan perusahaan untuk berinvestasi pada perusahaan jasa di Bursa Efek Indonesia. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah keputusan investasi, sedangkan variabel independen yang diteliti terdiri dari arus kas, kebijakan pendanaan, dan laba. Kesimpulan dari penelitian ini adalah: (1) berdasarkan hasil uji adjusted R2 yang menghasilkan nilai sebesar 11.3 % menunjukkan bahwa pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen mendekati kuat, (2) hasil uji F menunjukkan bahwa bahwa arus kas operasi, kebijakan pendanaan dan laba secara simultan berpengaruh terhadap keputusan investasi.

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No. Nama

Peneliti

Judul Variabel Penelitian

Metode Analisis Data

Hasil Penelitian

1. Joana L.

Saragih (2008)

Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan investasi di perusahaan barang konsumsi di Bursa Efek Indonesia. Dependen : Keputusan investasi Independen : struktur modal, profitabilitas, dan tingkat penjualan. Analisis Regresi Linear berganda (1) Secara parsial, struktur modal berpengaruh signifikan terhadap keputusan investasi (2) Secara parsial, profitabilitas berpengaruh positif tetapi


(43)

tidak signifikan terhadap keputusan investasi

No. Nama Peneliti

Judul Variabel Penelitian Metode Analisis Data Hasil Penelitian (3) Secara parsial, tingkat penjualan berpengaruh signifikan negatif terhadap keputusan investasi (4) Secara simultan, hanya profitabilitas dan tingkat penjualan yang berpengaruh signifikan terhadap keputusan investasi

2. Rany

Anggreny (2010) Pengaruh rasio likuiditas, rasio profitabilitas, dan rasio aktivitas terhadap keputusan investasi pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dependen: Keputusan investasi Independen: Rasio likuiditas, profitabilitas, dan rasio aktivitas. Analisis regresi berganda Profitabilitas berpengaruh positif terhadap keputusan investasi. Sedangkan rasio likuiditas dan aktivitas tidak berpengaruh terhadap keputusan investasi.

3. Murillo

Campello (2010)

Liquidity management and coorporate

investment during a financial crisis.

Dependen :

Keputusan investasi Independen: Likuiditas

Regresi Likuiditas

berpengaruh positif terhadap keputusan investasi.

4. Franklin

John.S dan Muthusamy (2010)

Impact of leverage on firms investment decision.

Dependen :

Keputusan investasi Independen : Leverage,

penjualan, arus kas, return on asset, likuiditas, dan laba ditahan. Regresi Linier Berganda Leverage, penjualan dan arus kas memiliki pengaruh yang negatif terhadap keputusan investasi. Sedangkan arus kas dan laba


(44)

ditahan memiliki pengaruh yang positif terhadap keputusan investasi.

5. Anggita

Langgeng Wijaya dan Juli Murnawati (2011) Pengaruh kepemilikan manajerial, leverage dan profitabilitas terhadap kebijakan investasi. Dependen : Keputusan investasi Independen : Kepemilikan manajerial, leverage, dan profitabilitas Analisis regresi linier berganda (1) Kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap kebijakan investasi perusahaan (2) Leverage dan profitabilitas berpengaruh terhadap kebijakan investasi perusahaan No. Nama

Peneliti

Judul Variabel Penelitian

Metode Analisis Data

Hasil Penelitian

6. Siti

Komariah (2012) Pengaruh biaya agensi, risiko investasi, dan profitabilitas terhadap keputusan investasi. Dependen: Keputusan investasi Independen: Biaya agensi, risiko investasi, dan profitabilitas Analisis regresi berganda Biaya agensi, risiko investasi, dan profitabilitas tidak berpengaruh terhadap keputusan investasi.

7. Hidenobu

Okuda (2012)

The impact of leverage on investment and growth of state-controlled companies in Vietnam. Dependen: Keputusan investasi Independen: Leverage dan growth 3-stage least square Leverage berpengaruh signifikan negatif terhadap keputusan investasi

8. Ana

Ranawati dan Lailatul Amanah (2013)

Pengaruh arus kas operasi dan kebijakan pendanaan terhadap keputusan investasi Dependen : Keputusan investasi Independen : Arus kas operasi, kebijakan pendanaan Analisis regresi linier berganda

Arus kas operasi dan kebijakan pendanaan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan investasi

9. Mohammad

Zaki (2013)

Pengaruh arus kas, kesempatan investasi, leverage, dan modal kerja terhadap keputusan investasi aktiva tetap pada perusahaan Dependen : Keputusan investasi Independen : Arus kas, kesempatan investasi, leverage,

Analisis regresi berganda Arus kas berpengaruh positif terhadap keputusan investasi aktiva tetap, sedangkan kesempatan


(45)

financially constrained.

dan modal kerja. investasi,

leverage, dan modal kerja tidak berpengaruh terhadap keputusan investasi aktiva tetap.

10. Riskin

Hidayat (2013)

Analisis keputusan investasi dan financial constraints (studi empiris pada Bursa Efek Indonesia). Dependen: Keputusan investasi Independen: Likuiditas dan kesempatan investasi Analisis regresi linear berganda (1) Likuiditas berpengaruh positif terhadap keputusan investasi, (2) Kesempatan investasi berpengaruh terhadap keputusan investasi dan pengaruhnya lebih besar dari pada likuiditas.

No. Nama Peneliti

Judul Variabel Penelitian

Metode Analisis Data

Hasil Penelitian

11. Yuniar

Akwan (2011)

Pengaruh arus kas, kebijakan pendanan, dan laba terhadap keputusanperusahaan untuk berinvestasi pada perusahaan jasa di Bursa Efek Indonesia

Dependen : Keputusan

investasiIndependen :

arus kas, kebijakan pendanaan, dan laba. Analisis regresi linear berganda

(1) Hasil uji adjusted R2 menghasilkan nilai sebesar 11.3 % menunjukkan bahwa pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen mendekati kuat. (2) Hasil uji F menunjukkan bahwa bahwa arus kas operasi, kebijakan pendanaan dan laba secara simultan berpengaruh terhadap keputusan investasi.


(46)

2.3. Kerangka Konseptual

Keputusan investasi selalu menjadi isu penting yang dibicarakan dalam manajemen keuangan, terutama dalam kaitannya dengan peningkatan nilai perusahaan. Keputusan investasi pada dasarnya adalah keputusan untuk mengalokasikan sumber dana atau akan digunakan untuk apa dana yang sudah didapatkan oleh perusahaan (Syahyunan, 2001:1).

Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan investasi dapat secara internal maupun eksternal. Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan investasi secara internal adalah faktor yang bersifat fundamental, yang meliputi tentang kemampuan manajemen dalam mengelola kegiatan operasional perusahaan dan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan investasi secara eksternal adalah faktor-faktor yang bersifat teknis, meliputi faktor sosial, ekonomi dan politik yang berpengaruh baik secara langsung maupun tidak langsung.Faktor fundamental dalam penelitian ini yaitu kebijakan pendanaan, likuiditas, dan profitabilitas.

Korelasi antara kebijakan pendanaan dengan keputusan investasi didasarkan pada set kesempatan investasi atau investment opportunity set (IOS). Semakin besar jumlah dana yang dimiliki oleh sebuah perusahaan, maka kesempatan investasi yang dapat dilakukan oleh perusahaan tersebut juga akan semakin besar. Sumber pendanaan dapat berupa modal sendiri ataupun utang. Penggunaan modal saham ataupun utang memiliki konsekuensi masing-masing. Penggunaan saham yang terlalu banyak dengan mengabaikan pemanfaatan utang akan berdampak


(47)

pada tingginya kewajiban bagi perusahaan untuk membayarkan dividen kepada pemegang saham. Apabila pemegang saham menuntut dividen dibayarkan sebesar-besarnya, tentunya akan berdampak pada menurunnya proporsi laba ditahan. Hal ini akan menyebabkan hilangnya kesempatan bagi perusahaan dalam memanfaatkan laba untuk meningkatkan investasinya . Demikian juga sebaliknya, apabila pendanaan perusahaan hampir seluruhnya dibiayai oleh utang, perusahaan juga akan menanggung beban kewajiban yang tinggi kepada kreditur. Utang yang besar akan meningkatkan pengembalian yang besar jika investasi yang dilakukan menguntungkan. Namun jika investasi yang dilakukan mengalami kegagalan atau tidak menguntungkan misalnya akibat kesalahan dalam melakukan keputusan investasi, maka risiko kerugian yang harus ditanggung perusahaan juga akan sangat besar sehingga dapat menghambat rencana dan proses investasi perusahaan.

Selain itu, hubungan kausal antara kebijakan pendanaan dengan keputusan investasi juga dapat didasarkan pada teori agensi yang dikemukakan oleh Myers (1977) yang menyatakan bahwa mengurangi rasio utang dapat mengurangi masalah underinvestment (debt-overhang problem), yaitu suatu kondisi dimana perusahaan yang memiliki utang yang sangat besar sehingga perusahaan tidak dapat lagi meminjam lebih banyak uang, bahkan disaat pinjaman yang baru tersebut akan digunakan untuk mendanai investasi yang baik yang mungkin dapat meningkatkan kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajibannya dari waktu ke waktu. Konflik ini terjadi antara pemegang saham, manajer, dan kreditur dimana pemegang saham tidak mau menginvestasikan dana yang dimilikinya


(48)

pada rencana investasi yang memiliki NPV positif. Hal ini karena pemegang saham sebagai bagian dari pemilik perusahaan khawatir jika nilai dari investasi tersebut hanya akan dinikmati oleh pemberi pinjaman sehingga rencana investasi batal dilaksanakan (keputusan investasi mengalami penurunan).

Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dalam kaitannya dengan penjualan, total aktiva, maupun modal sendiri. Oleh sebab itu, bagi investor jangka panjang akan sangat berkepentingan dengan analisis profitabilitas karena profitabilitas dapat memberi gambaran tentang keuntungan yang akan diterima dalam bentuk dividen (Sartono, 2001:122). Semakin tinggi profitabilitas suatu perusahaan, artinya semakin tinggi laba yang didapatkan sehingga laba tersebut dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif sumber pendanaan untuk meningkatkan kegiatan investasi pada masa mendatang. Penelitian yang dilakukan oleh Saragih (2008) dan Wijaya (2011) menjelaskan bahwa profitabilitas berpengaruh positif terhadap keputusan investasi.

Likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban jangka pendeknya tepat waktu. Posisi kas atau likuiditas dari suatuperusahaan merupakan faktor penting yang harusdipertimbangkan sebelum mengambil keputusan untuk melakukan kegiatan investasi, karena posisi kas atau likuiditas dapat menunjukkan apakah dengan kas yang tersedia perusahaan mengalami kesulitan untuk mendanai investasinya atau tidak. Likuiditas yang buruk akan membuat perusahaan kesulitan dalam melunasi utang jangka pendeknya yang sudah jatuh tempo dan akan mempengaruhi kelayakan kredit dari perusahaan tersebut. Bernake dan Gerler (1990) menyatakan bahwa “jumlah


(49)

pengeluaran untuk investasi maupun return dari investasi tersebut adalah faktor yang sensitif terhadap kelayakan kredit peminjam”. Sehingga dapat disimpulkan bahwa keputusan investasi perusahaan sensitif terhadap likuiditas perusahaan. Bagaimanapun juga, perusahaan yang likuiditasnya baik akan memberikan sinyal bahwa pendanaan investasinya lebih banyak berasal dari modal internal perusahaan. Perusahaan dikatakan tidak mengalami kesulitan dalam mendanai investasinya apabila perusahaan mampu menghasilkan kas untuk membiayai investasi. Semakin liquid suatu perusahaan, berarti semakin besar aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan dan akan semakin tinggi kemampuan perusahaan tersebut dalam membiayai kegiatan investasinya. Penelitian yang dilakukan oleh Campello (2010) menyatakan bahwa likuiditas berpengaruh positif terhadap keputusan investasi.

Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah dan didukung tinjauan teoritis dan tinjauan penelitian terdahulu, maka kerangka konseptual dalam penelitian ini digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.2

Keputusan Investasi

(Y) Kebijakan

Pendanaan(X1)

Profitabilitas (X2)

Likuiditas (X3)


(50)

Kerangka Konseptual

2.4. Hipotesis

Berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalah, tinjauan teori, dan kerangka konsep, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah :

Kebijakan pendanaan, profitabilitas, dan likuiditas berpengaruh signifikan baik secara parsial terhadap keputusan investasi. Secara parsial, kebijakan pendanaan tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan investasi. Sedangkan profitabilitas dan likuiditas secara parsial berpengaruh signifikan dan positif terhadap keputusan investasi

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Metodologi penelitian merupakan alat yang digunakan untuk mempermudah peneliti memahami objek penelitian serta untuk memecahkan masalah di dalam penelitian yang dilakukan. Metodologi penelitian dapat mengarahkan peneliti agar dapat melakukan langkah- langkah analisis dengan tepat.

Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian asosiatif, yaitu untuk menganalisis hubungan-hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya (Erlina, 2011:20).


(51)

Kerangka Konseptual

2.4. Hipotesis

Berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalah, tinjauan teori, dan kerangka konsep, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah :

Kebijakan pendanaan, profitabilitas, dan likuiditas berpengaruh signifikan baik secara parsial terhadap keputusan investasi. Secara parsial, kebijakan pendanaan tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan investasi. Sedangkan profitabilitas dan likuiditas secara parsial berpengaruh signifikan dan positif terhadap keputusan investasi

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Metodologi penelitian merupakan alat yang digunakan untuk mempermudah peneliti memahami objek penelitian serta untuk memecahkan masalah di dalam penelitian yang dilakukan. Metodologi penelitian dapat mengarahkan peneliti agar dapat melakukan langkah- langkah analisis dengan tepat.

Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian asosiatif, yaitu untuk menganalisis hubungan-hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya (Erlina, 2011:20).


(52)

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Berdasarkan jenis data yang digunakan dalam penelitian, peneliti tidak datang langsung ke setiap perusahaan, melainkan dengan mendokumentasikan data keuangan perusahaan yang dipublikasikan oleh Indonesian Capital Market Directory(ICMD). Sedangkan waktu penelitian adalah mulai bulan Juni 2014 sampai dengan bulan Januari 2015.

3.3 Batasan Operasional

Batasan operasional berguna agar peneliti dapat lebih fokus dalam melakukan penelitian. Batasan operasional dalam penelitian ini adalah :

1. Sampel penelitian yang diteliti adalah perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2007-2011. 2. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah keputusan

investasi yang diproksikan dengan Total Asset Growth (TAG).Sedangkan variabel independen yang digunakan adalah kebijakan pendanaan yang diproksikan dengan Debt to Equity Ratio (DER), profitabilitasyang diproksikan denganReturn On Investment (ROI),dan likuiditas yang diproksikan denganCurrent Ratio (CR).

3.4. Definisi Operasional Variabel

Pemberian definisi operasional dilakukan dengan tujuan agar tidak terjadi hal-hal yang bias terhadap obyek penelitian, pengukuran penelitian, instrument penelitian, dan pengumpulan data. Oleh karena itu diperlukan variabel-variabel yang jelas untuk mendefinisikannya.


(53)

Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini ada empat yang terdiri dari satu variabel dependen yaitu keputusan investasi, dan tiga variabel independen yaitu Debt to Equity Ratio (DER) ,Return On Investment (ROI), dan

Current Ratio (CR). Masing-masing variabel penelitian secara operasional dapat didefiniskan sebagai berikut:

3.4.1. Variabel Dependen

Variabel dependen adalah variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :

Keputusan Investasi (Investment Decision)

Keputusan investasi didefinisikan sebagai suatu kebijakan atau keputusan yang diambil untuk menanamkan modal pada satu atau lebih aset dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar di masa yang akan datang, dimana keputusan ini berkaitan dengan bagaimana manajer keuangan mengalokasikan dana ke dalam bentuk-bentuk investasi yang menguntungkan. Keputusan investasi dalam penelitian ini diproksikan dengan menggunakan total asset growth(TAG). Total asset growth merupakan ukuran besarnya pertumbuhan investasi pada aktiva tetap yang dilakukan oleh perusahaan pada satu periode. Secara sistematis, total asset growth dapat dihitung sebagai berikut (Saragih: 2008) :

���������������ℎ= ����������� − �����������−1


(54)

3.4.2. Variabel Independen

Variabel independen adalah variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel yang lain. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Kebijakan Pendanaan

Kebijakan pendanaan perusahaan menyangkut keputusan tentang bentuk dan komposisi pendanaan yang akan digunakan oleh perusahaan dalam membiayai kegiatan operasionalnya (Husnan, 1996 : 253). Kebijakan pendanaan berhubungan dengan analisis leveragekeuangan. Analisis leveragekeuangan digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang. Dalam penelitian ini, tinggi rendahnya leverage keuangan diukur dengan menggunakan debt to equity ratio. Secara sistematis, debt to equity ratio dihitung sebagai berikut (Kasmir, 2008) :

�����������������= ����������������

�����������

2. Profitabilitas

Profitabilitas didefinisikan sebagai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba atau seberapa efektif pengelolaan perusahaan oleh pihak manajemen. Dalam penelitian ini, profitabilitas diproksikan dengan return on investment (ROI) yang merupakan perbandingan antara laba yang tersedia bagi para pemegang saham dengan aset total. Secara sistematis, return on investmentdihitung sebagai berikut (Sartono, 2003:123) :

������������������ (���) =Laba bersih setelah pajak


(55)

3. Likuiditas

Likuiditas adalah bagaimana kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya secara tepat waktu. Dalam penelitian ini, likuiditas diproksikan dengan current ratio (CR)yang merupakan perbandingan antara aset lancar perusahaan dengan hutang lancar perusahaan. Secara sistematis, current ratio (CR) dihitung sebagai berikut (Sartono, 2001:116) :

������������ (��) = Aktiva Lancar

Hutang Lancar

Variabel-variabel penelitian dan definisi operasional dalam penelitian ini dapat disajikan dalam Tabel 3.1 sebagai berikut:

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Definisi Pengukuran Skala

Keputusan Investasi

Pertumbuhan total aset perusahaan dari tahun ke tahun yang menunjukkan perkembangan investasi perusahaan

Total Asset Growth

=�����������− �����������−1

�����������−1

Rasio Kebijakan Pendanaan Keputusan tentang bentuk dan komposisi pendanaan yang akan digunakan oleh perusahaan dalam membiayai kegiatan investasinya

Debt to Equity Ratio

= ����������������

�����������

Rasio

Profitabilitas Kemampuan perusahaan dalam


(56)

menghasilkan laba

= Laba bersih setelah pajak Total Assets

Likuiditas Kemampuan perusahaan menghasilkan kas yang dapat memenuhi

kebutuhan jangka panjang maupun jangka pendek

Current Ratio

= Aktiva Lancar Hutang Lancar

Rasio

3.5. Populasi dan Sampel

Populasi adalah sekelompok entitas yang lengkap yang dapat berupa orang, kejadian, atau benda yang mempunyai karakteristik tertentu, yang berada dalam suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah penelitian (Erlina, 2011:80). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam rentang tahun 2007-2011 yaitu sebanyak 27 perusahaan.

Tabel 3.2

Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar di BEI Periode 2007-2011

No Nama Perusahaan Kode Perusahaan

1. Adaro Energy Tbk ADRO

2. ATPK Resources Tbk. ATPK

3. Atlas Resources Tbk. ARII

4. Bayan Resources Tbk. BYAN

5. Berau Coal Energy Tbk. BRAU

6. Borneo Lumbung Energi dan Metal Tbk. BORN

7. Bumi Resources Tbk. BUMI

8. Garda Tujuh Buana Tbk. GTBO

9. Golden Energy Mines Tbk. GEMS

10. Harum Energy Tbk. HRUM

11. Perusahaan Gas Negara ( Persero ) Tbk. PGAS

12. Petrosea Tbk. PTRO


(1)

3.

0,28

0,137

3,81

0,193

4.

0,16

0,130

5,57

-0,022

5.

1,05

0,017

0,67

0,946

6.

1,74

-0,153

0,85

-0,260

7.

0,72

0,020

1,82

0,140

8.

0,69

0,011

2,21

0,004

9.

0,21

-0,132

3,86

-0,077

10.

0,34

-0,207

2,81

-0,124

11.

0,70

-0,175

2,34

-0,171

12.

1,98

-0,100

1,38

-0,289

13.

2,02

0,121

1,17

0,544

14.

3,95

0,026

9,69

0,167

15.

4,06

0,035

1,56

0,122

16.

4,70

0,032

1,61

-0,166

17.

0,91

0,217

1,09

0,250

18.

0,71

0,055

0,90

0,030

19.

0,98

0,070

0,69

0,477

20.

0,96

0,083

0,91

0,250

21.

3,46

0,017

0,85

0,112

22.

2,04

0,088

0,97

-0,073

23.

1,66

0,064

1,13

0,050

24.

1,63

0,032

1,19

0,072

25.

2,39

-0,003

1,82

0,257

26.

4,87

-0,169

0,47

-0,232

27.

1,00

-0,005

0,61

0,128

28.

1,19

-0,003

0,60

0,084

29.

0,21

0,195

4,89

0,119

30.

0,29

0,084

7,23

-0,050

31.

0,30

0,200

4,50

0,022

32.

0,34

0,128

5,22

0,106

33.

0,82

0,180

2,37

0,228

34.

0,81

0,117

2,05

0,175

35.

0,72

0,315

2,50

0,482

36.

0,73

0,263

2,43

0,354

37.

1,68

0,142

2,22

0,067

38.

1,85

0,009

1,55

-0,127

39.

1,86

0,036

2,04

0,059

40.

1,86

0,010

1,73

-0,021


(2)

42.

5,50

0,000

0,72

0,027

43.

2,83

0,082

1,19

-0,169

44.

2,57

0,014

1,25

-0,020

45.

2,47

0,025

2,17

0,204

46.

1,35

0,217

2,48

0,109

47.

1,22

0,194

3,43

0,106

48.

0,88

-0,157

5,03

-0,096

49.

0,51

0,280

3,65

0,357

50.

0,40

0,338

4,91

0,244

51.

0,36

0,230

5,79

0,074

52.

0,39

0,220

5,05

0,176

53.

1,52

0,010

1,22

0,283

54.

1,43

0,008

0,0013

-0,064

55.

0,84

0,190

1,03

0,082

56.

1,15

0,110

1,08

0,246

57.

2,07

0,049

1,98

0,333

58.

1,67

0,033

2,17

-0,098

59.

1,78

0,022

1,49

0,053

60.

3,84

0,012

1,08

0,442

61.

0,51

0,232

2,62

0,130

62.

0,42

0,065

2,94

-0,191

63.

0,40

0,161

3,23

0,174

64.

0,46

0,129

2,97

0,115

Sumber : Indonesian Capital Market Directory (2008-2011, data diolah)

LAMPIRAN 3

HASIL PENGOLAHAN DATA

UJI ASUMSI KLASIK

A. Uji Normalitas


(3)

1.

Grafik P-P Plot

2.

One Sample Kolmogrov-Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 64

Normal Parametersa,b Mean ,0000000

Std. Deviation ,18610652

Most Extreme Differences Absolute ,130

Positive ,130

Negative -,069

Kolmogorov-Smirnov Z 1,036

Asymp. Sig. (2-tailed) ,233

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

B.

Uji Heteroskedestisitas


(4)

2.

Uji Glesjer

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) ,121 ,041 2,958 ,004

DER ,018 ,014 ,186 1,322 ,191

ROI -,061 ,160 -,053 -,382 ,704

CR -,006 ,009 -,089 -,649 ,519

a. Dependent Variable: abs_res1


(5)

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .493a .243 .206 .190702 2.228

a. Predictors: (Constant), CR, ROI, DER b. Dependent Variable: TAG

D.

Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

(Constant) ,099 ,060 1,660 ,102

DER ,005 ,020 ,029 ,225 ,823 ,782 1,279

ROI ,950 ,232 ,511 4,090 ,000 ,807 1,238

CR -,031 ,013 -,294 -2,370 ,021 ,820 1,219


(6)

PENGUJIAN HIPOTESIS

A.

Uji Koefisien Determinasi (R

2

)

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .493a .243 .206 .190702

a. Predictors: (Constant), CR, ROI, DER b. Dependent Variable: TAG

B.

Uji F

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression ,702 3 ,234 6,437 ,001a

Residual 2,182 60 ,036

Total 2,884 63

a. Predictors: (Constant), CR, ROI, DER b. Dependent Variable: TAG

C.

Uji t

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) ,099 ,060 1,660 ,102

DER ,005 ,020 ,029 ,225 ,823

ROI ,950 ,232 ,511 4,090 ,000

CR -,031 ,013 -,294 -2,370 ,021