Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian
dan mengukur penyimpangan-penyimpangan serta mengambil tindakan koreksi yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya
perusahaan dipergunakan dengan cara yang paling efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan-tujuan perusahaan.
Dari beberapa pendapat di atas mengenai pengawasan dapat disimpulkan bahwa pengawasan merupakan salah satu fungsi
manajemen dan suatu kegiatan yang dilakukan oleh pimpinan untuk mengetahui
apakah kegiatan-kegiatan
yang berada
dalam tanggungjawabnya berada dalam keadaan yang sesuai dengan rencana
ataukah tidak. Apabila tidak sesuai dengan rencana maka perlu dilakukan tindakan tertentu untuk menanganinya. Namun, jika telah
sesuai dengan rencana maka perlu perhatian untuk peningkatan kualitas hasil dalam mencapai tujuan organisasi. Pengawasan bukan mencari
siapa yang salah namun apa yang salah dan bagaimana membetulkannya.
2 Proses Pengawasan
Proses pengawasan perlu diketahui agar pelaksanaan pengawasan berjalan dengan baik. Beberapa ahli berpendapat bahwa
dalam proses pengawasan harus memiliki unsur-unsur atau syarat- syarat dalam pelaksanaannya. T. Hani Handoko 2003:26,
mengemukakan apabila fungsi pengawasan tersebut pada dasarnya mencakup 4 unsur, yaitu meliputi sebagai berikut :
1. Penetapan standar pelaksanaan 2. Penetapan ukuran-ukuran pelaksanaan
3. Pengukuran pelaksanaan nyata dan membandingkan dengan standar yang telah ditetapkan
4. Pengambilan tindakan koreksi yang diperlukan bila pelaksanaan menyimpang dari standar
Sedangkan menurut Manullang 2005: 184, proses pengawasan dimanapun juga atau pengawasan yang berobjekkan
apapun terdiri dari fase sebagai berikut : 1. Menetapkan alat pengukur standar
2. Mengadakan penilaian mengukur ketercapaian dan membandingkan dengan standar yang telah ditetapkan
3. Mengadakan tindakan perbaikan Proses awal dari sebuah pengawasan seperti yang
dikemukakan oleh Manullang yaitu menetapkan alat pengukur atau standar. Dalam menilai sesuatu, maka tugas itu baru dapat dilaksanakan
apabila terlebih dahulu mempunyai alat pengukur sesuatu tersebut. Standar ini harus ditetapkan terlebih dahulu sebelum pihak yang akan
diawasi melaksanakan kegiatannya dan pihak yang diawasi harus mengetahui benar alat penilai standar yang dipergunakan. Agar alat
penilai itu diketahui benar oleh pihak yang akan diawasi, maka alat penilai itu harus dikemukakan dan dijelaskan. Agar dengan demikian
pihak yang diawasi mengetahui apa yang harus dicapainya dengan melaksanakan kegiatannya. Dalam garis besarnya, menurut Manullang
2005:186, mengemukakan
bahwa standar-standar
itu dapat
digolongkan seperti berikut ini : a. Standar dalam bentuk fisik :
1. Kuantitas hasil 2. Kualitas hasil
3. Waktu b. Standar dalam bentuk uang :
1. Standar biaya 2. Standar penghasilan
3. Standar investasi c. Standar intangiable
Setelah itu apabila sudah mempunyai standar, proses selanjutnya yaitu mengadakan penilaian. Hal yang pertama dilakukan
dalam penilaian ini ialah mengukur pelaksanaan atau hasil yang telah dicapai, baru selanjutnya membandingkan pelaksanaan tersebut
dengan standar atau menentukan penyimpangan jika ada. Dalam mengukur pelaksanaan ini seperti yang dikatakan oleh Manullang
2005:188 bahwasannya dapat dilakukan dengan dua cara yakni, “melalui laporan tertulis yang disusun bawahan, baik laporan rutin
maupun laporan istimewa dan langsung mengunjungi bawahan untuk menanyakan hasil pekerjaannya, atau bawahan dipanggil untuk
member laporan lisan”. Kemudian yang terakhir yaitu mengadakan tindakan perbaikan jika terdapat penyimpangan agar pelaksanaan dan
tujuan sesuai dengan rencana. Dari pendapat diatas, dapat diketahui bahwa pengawasan tidak bisa dipisahkan dengan standar. Standar
adalah suatu alat pengukuran yang dapat digunakan sebagai pedoman untuk penilaian hasil-hasil kegiatan.
3 Tujuan Pengawasan
Pada dasarnya pengawasan merupakan suatu proses untuk menerapkan pekerjaankinerja apa yang sudah dilaksanakan,
mengukur dan menilainya kemudian bila perlu mengoreksi dengan