Sumber dan Jenis Data Teknik Pengumpulan Data

8. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis interaktif yang diungkapkan oleh Miles dan Huberman dalam Sugiyono, 2011:246 yaitu proses analisis yang dilakukan bersamaan dengan proses pengumpulan data. Proses analisis data ini menggunakan empat tahap yaitu : 1. Pengumpulan Data Data dikumpulkan diawali dengan melakukan pengamatan di tempat penelitian. Selanjutnya dilakukan wawancara dengan informan penelitian. Sebagai tambahannya, peneliti mengambil data dokumentasi yang dapat mendukung data - data penelitian. 2. Reduksi Data Miles dan Huberman Sugiyono, 2011:247, menyatakan bahwa proses reduksi merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari hasil wawancara. Setelah melakukan pengumpulan data, maka peneliti melakukan proses reduksi terhadap data-data yang diperoleh terkait dengan pengawasan penyelenggaraan reklame di wilayah Kota Yogyakarta. 3. Penyajian Data Penyajian data adalah sejumlah informasi yang tersusun dan memberikan kemungkinan-kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan lebih lanjut. Dengan melihat penyajian data, kita akan dapat memahami apa yang sedang terjadi dan apa yang harus dilakukan selanjutnya. Setelah dilakukan reduksi data, peneliti menyusun dan menyajikan data terkait dengan pelaksanaan pengawasan reklame di wilayah Kota Yogyakarta. 4. Penarikan Kesimpulan Kesimpulan merupakan langkah akhir dalam pembuatan suatu laporan. Penarikan kesimpulan adalah usaha untuk mencari atau memahami makna, keteraturan pola-pola penjelasan, alur sebab akibat atau proposisi. 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Kebijakan dan Aktor yang terlibat

a. Gambaran Umum Kebijakan tentang Reklame

Penyelenggaraan reklame disamping menyangkut kegiatan perekonomian juga erat kaitannya dengan tata ruang kota khususnya dari segi ketertiban, keindahan, kenyamanan dan kerapian. Sesuai dengan motto Yogyakarta Berhati Nyaman, maka penyelenggaraan reklame di Kota Yogyakarta harus sesuai dengan tata nilai kehidupan lahir maupun batin masyarakat Yogyakarta yang dijiwai oleh slogan sesanti Mangayu Hayuning Bawana, yaitu cita-cita untuk menyempurnakan tata nilai kehidupan masyarakat. Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 8 Tahun 1998 tentang Ijin Penyelenggaraan Reklame di Kota Yogyakarta merupakan kebijakan publik yang mengatur mengenai penyelenggaraan reklame yang memiliki tujuan untuk penertiban penyelenggaraan reklame. Peraturan Daerah ini secara garis besar mengatur tentang hak dan kewajiban penyelenggara reklame agar dalam pelaksanaannya tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan, kesusilaan dan ketertiban umum. Hal-hal teknis tidak diatur di dalam Peraturan Daerah ini tetapi diatur oleh Kepala Daerah sebagai aturan pelaksanaannya yang disesuaikan dengan perkembangan dan dinamika masyarakat. Aturan pelaksanaan tersebut adalah Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 75 Tahun 2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Yogyakarta Nomor 8 Tahun 1998 Tentang Izin Penyelenggaraan Reklame. Pelaksanaan Perda Reklame di atas juga tidak dapat dipisahkan dengan Peraturan Daerah Kota Yogyakarta mengenai Pajak Daerah. Hal ini dikarenakan keduanya saling mendukung dan melengkapi dalam rangka pengaturan penyelenggaraan reklame di Kota Yogyakarta, sebagaimana tercantum dalam Peraturan Daerah Kota Yogyakarta No. 1 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah pasal 2 yang menyebutkan ruang lingkup yang diatur dalam Perda, yaitu: 1 Pajak Hotel 2 Pajak Restoran 3 Pajak Hiburan 4 Pajak Reklame 5 Pajak Penerangan Jalan 6 Pajak Parkir 7 Pajak Air Tanah 8 Pajak Sarang Burung Walet Pada Peraturan Daerah tersebut juga disebutkan macam-macam objek yang dipungut pajak reklame, yaitu: 1 Reklame papan billboardvideotronmegatron dan sejenisnya Yang dimaksud reklame papanbillboard dan sejenisnya adalah reklame berbentuk bidang dengan bahan terbuat dari kayu, logam, fiber, glaskaca, dan bahan lain yang sejenis sesuai dengan perkembangan jaman, yang pemasangannya berdiri sendiri, menempel bangunan dengan konstruksi tetap dan reklame tersebut bersifat permanen. Sedangkan yang dimaksud reklame videotronmegatron dan sejenisnya adalah reklame berbentuk bidang dengan komponen elektronik yang pemasangannya berdiri sendiri,