Penilaian Penyelenggaraan Reklame Deskripsi Hasil Penelitian a. Pengawasan Reklame

melaporkan penyimpangan-penyimpangan sehingga berdasarkan penyimpangan-penyimpangan itu dapat diambil tindakan pelaksanaan untuk selanjutnya agar pelaksanaan keseluruhan benar- benar dapat sesuai atau mendekati apa yang direncanakan sebelumnyaā€¯. Tujuan umum dari suatu pengawasan ialah mengusahakan agar apa yang direncanakan menjadi kenyataan. Oleh karena itu, agar sistem pengawasan itu benar-benar efektif artinya dapat merealisasikan tujuan-tujuannya, maka suatu sistem pengawasan setidak-tidaknya harus dapat dengan segera melaporkan adanya penyimpangan-penyimpangan dari rencana. Hal inilah yang sudah diterapkan di DPDPK Kota Yogyakarta dalam melaksanakan pengawasan izin penyelenggaraan reklame.

2. Hambatan dalam Pengawasan Reklame

Pengawasan penyelenggaraan reklame oleh DPDPK dan Dinas Ketertiban tidak lepas dari faktor-faktor yang menghambat, antara lain: a. Jumlah personalia DPDPK terbatas Hambatan ini sebenarnya merupakan hambatan yang cukup berpengaruh yang dihadapi oleh DPDPK Kota Yogyakarta. Hal ini dikarenakan staf pada Dinas Pajak Daerah dan Pengelolaan Keuangan juga merangkap sebagai petugas dinas luar dalam hal pengawasan reklame. Petugas dinas luar tersebut berjumlah 14 orang. Namun, dikarenakan jabatan dan porsi pekerjaan masing- masing petugas berbeda maka proses pengawasan di lapangan belum dapat berjalan maksimal. Terlebih lagi, DPDPK merupakan dinas paling berwenang dalam malaksanakan pengawasan reklame. Dalam regulasi yang ada yaitu pada Perda No.8 tahun 1998 tentang Izin Penyelenggaraan Reklame memang tidak disebutkan jumlah petugas khusus dalam pengawasan reklame. Pada perda tersebut hanya menyebutkan bahwa pengawasan ditugaskan kepada instansi yang berwenang sesuai perundang-undangan yang berlaku. Hal ini berarti setiap pegawai di dinas terkait mempunyai kewenangan untuk melakukan pengawasan, tergantung dari kebijakan Kepala Dinas masing-masing. b. Kurangnya Anggaran Pengawasan Reklame Masalah anggaran adalah masalah penting yang dihadapi oleh DPDPK dan Dinas Ketertiban sebagai eksekutor dalam pengawasan reklame. Kurangnya anggaran untuk pengawasan reklame ini sebenarnya menjadi catatan penting mengenai komitmen Pemerintah Kota Yogyakarta dalam pengawasan reklame. Disamping itu semakin banyaknya pelanggaran-pelanggaran penyelenggaran reklame setiap tahun, dikhawatirkan ruang publik di wilayah Kota Yogyakarta tidak dapat difungsikan secara maksimal. Selain itu, potensi Pendapatan Asli Daerah PAD dari sektor Pajak Reklame juga menurun. Hal ini tentu saja dapat berpengaruh pada penilaian masyarakat terhadap kinerja Pemerintah Kota Yogyakarta terkait penyelenggaraan reklame. Karena pemasangan reklame