Perbaikan Penyelenggaraan Reklame Deskripsi Hasil Penelitian a. Pengawasan Reklame
dapat berjalan maksimal. Terlebih lagi, DPDPK merupakan dinas paling berwenang dalam malaksanakan pengawasan reklame. Dalam
regulasi yang ada yaitu pada Perda No.8 tahun 1998 tentang Izin Penyelenggaraan Reklame memang tidak disebutkan jumlah petugas
khusus dalam pengawasan reklame. Pada perda tersebut hanya menyebutkan bahwa pengawasan ditugaskan kepada instansi yang
berwenang sesuai perundang-undangan yang berlaku. Hal ini berarti setiap pegawai di dinas terkait mempunyai kewenangan untuk
melakukan pengawasan, tergantung dari kebijakan Kepala Dinas masing-masing.
b. Kurangnya Anggaran Pengawasan Reklame Masalah anggaran adalah masalah penting yang dihadapi
oleh DPDPK dan Dinas Ketertiban sebagai eksekutor dalam pengawasan reklame. Kurangnya anggaran untuk pengawasan
reklame ini sebenarnya menjadi catatan penting mengenai komitmen Pemerintah
Kota Yogyakarta
dalam pengawasan
reklame. Disamping itu semakin banyaknya pelanggaran-pelanggaran
penyelenggaran reklame setiap tahun, dikhawatirkan ruang publik di wilayah Kota Yogyakarta tidak dapat difungsikan secara maksimal.
Selain itu, potensi Pendapatan Asli Daerah PAD dari sektor Pajak Reklame juga menurun. Hal ini tentu saja dapat berpengaruh pada
penilaian masyarakat terhadap kinerja Pemerintah Kota Yogyakarta terkait penyelenggaraan reklame. Karena pemasangan reklame
tersebut pada dasarnya melanggar perwal yang merupakan produk politik Pemerintah Kota Yogyakarta. Pemerintah Kota Yogyakarta
seharusnya dalam perencanaanya harus benar-benar memperhatikan pengadaan anggaran penertiban sebagai bentuk keseriusan
Pemerintah Kota dalam rangka pengawasan reklame. c. Sanksi dalam Regulasi lemah.
Dari berbagai hambatan yang dihadapi dalam pengawasan penyelenggaraan reklame, yang perlu ditinjau ulang yakni mengenai
regulasi yang lemah. Karena dalam hal ini, untuk pelanggaran terhadap ketentuan penyelenggaraan reklame, sanksi yang diberikan
masih tergolong rendah. Pemerintah Kota Yogyakarta sendiri memberikan target Pendapatan Asli Daerah kepada Dinas Pajak
terkait Pajak Reklame cukup tinggi yakni sekitar delapan milliar. Jika sanksi yang diberikan kepada pelanggar masih lemah, maka
target PAD tersebut akan sulit terealisasi. Seharusnya Pemerintah Daerah secepatnya mengubah regulasi tersebut, mengingat saat ini
kondisi perekonomian di wilayah Kota Yogyakarta telah berkembang pesat. Dengan demikian, tidak dapat dipungkiri bahwa
persaingan yang terjadi antar pelaku usaha semakin ketat dan berdampak pada kegiatan promosi yang banyak melibatkan
pemasangan reklame. Jika saja dibuat ancaman atau sanksi yang tegas, misalnya seperti yang dilakukan kepolisian terkait pengendara
lalu lintas, maka dapat dipastikan pihak-pihak penyelenggara
reklame akan lebih patuh dalam menyelenggarakan reklame. Hal tersebut tentu saja juga akan berdampak positif terhadap Pendapatan
Asli Daerah PAD yang ditargetkan oleh Pemerintah Kota Yogyakarta.