Hambatan-hambatan dalam Pengawasan Reklame

B. Pembahasan 1. Pelaksanaan Pengawasan Reklame

Pengawasan yang diterapkan oleh Dinas Pajak Daerah dan Pengelolaan Keuangan DPDPK dan Dinas Ketertiban Kota Yogyakarta terkait penyelenggaraan reklame di wilayah Kota Yogyakarta termasuk jenis pengawasan langsung. Bentuk pengawasan langsung tersebut adalah dengan melaksanakan pengawasan secara langsung dan berkelanjutan ke seluruh wilayah Kota Yogyakarta melalui kegiatan operasi rutin. Pengawasan reklame dilakukan terhadap tiga aspek yaitu 1 Pemasangan reklame, 2 Biro jasa penyelenggara reklame, dan 3 Pelaku usaha penyelenggara reklame. Selain melalui kegiatan operasi rutin di atas, DPDPK juga melakukan pengawasan langsung ketika mendapat laporan pengaduan dari masyarakat terkait pelanggaran penyelenggaraan reklame. Pengaduan tersebut diterima melalui email maupun pesan singkat yang telah disediakan. Layanan pengaduan tersebut dikelola oleh DPDPK dan Pemerintah Kota Yogyakarta. Pengawasan yang dilakukan oleh DPDPK Kota Yogyakarta terkait dengan penyelenggaraan reklame pada dasarnya telah sesuai dengan tujuan dari pengawasan seperti yang dikemukakan oleh Brantas 2009:190, yaitu agar proses pelaksanaan yang dilakukan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang telah direncanakan serta dapat melakukan tindakan perbaikan, jika terdapat penyimpangan-penyimpangan. Proses pengawasan yang dilaksanakan oleh DPDPK Kota Yogyakarta secara keseluruhan sudah terlaksana secara teratur, karena pada pelaksanaannya sudah mencakup beberapa hal yang menjadi syarat dalam melaksanakan suatu pengawasan. Hal tersebut seperti pendapat Manullang 2005: 184, bahwa proses pengawasan harus memperhatikan syarat-syarat pengawasan : 1. Menetapkan alat pengukur standar 2. Mengadakan penilaian mengukur ketercapaian dan membandingkan dengan standar yang telah ditetapkan 3. Mengadakan tindakan perbaikan Berikut ini adalah pembahasan berdasarkan setiap proses dalam pengawasan izin penyelenggaraan reklame tersebut.

a. Standar Pengawasan

Dalam melaksanakan pengawasan, hal pertama yang diperhatikan adalah penentuan standar pengawasan yang akan menjadi pedoman dalam pelaksanaan kegiatan tersebut. Dengan adanya suatu standar pengawasan yang baku, maka penilaian terhadap objek pengawasan akan mudah dilaksanakan. Standar pengawasan tersebut tentunya harus mempunyai kedudukan dan legalitas yang kuat dan telah disepakati bersama oleh pihak pengawas maupun penyelenggara biro reklame dan pelaku usaha. Dalam rangka melaksanakan pengawasan penyelenggaraan reklame di Kota Yogyakarta, DPDPK telah memiliki standar baku sebagai pedomannya. Standar yang digunakan adalah Peraturan Daerah no 8 tahun 1998 tentang Izin Penyelenggaraan Reklame dan Peraturan Walikota Yogyakarta No 75 tahun 2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Yogyakarta Nomor 8 Tahun 1998 Tentang Izin Penyelenggaraan Reklame. Selain perlunya standar yang jelas dalam melaksanakan pengawasan, uraian tugas yang jelas juga perlu dipahami untuk mempermudah pelaksanaan pengawasan. Hal ini diperlukan agar pengawas dapat mengetahui dan memahami tugas pokok dan fungsi yang harus dilakukan oleh masing-masing pihak, sehingga dalam pelaksanaan tidak hanya sekedar mengawasi saja, namun juga dapat memberi arahan-arahan apabila diperlukan. Uraian tugas tersebut sebagaimana yang tercantum dalam perwal mengenai petunjuk pelaksanaan penyelenggaraan reklame. Oleh karena itu sudah sewajarnya pihak-pihak yang terlibat dapat menjalankan tugas dan wewenang sesuai dengan regulasi yang ada. Penggunaan standar pengawasan di atas juga telah diketahui pihak penyelenggara reklame yaitu biro jasa reklame dan pelaku usaha. Hal ini seperti yang dijelaskan oleh Kepala Bidang Pajak Daerah DPDPK, bahwasannya ketika hendak mengurus izin reklame, pihak penyelenggara dijelaskan mengenai kewajiban, teknis dan ketentuan-ketentuan yang wajib dipenuhi dalam penyelenggaraan reklame.