2.3.5 Macam-Macam Terapi Penunjang Bagi Anak Atis
Anak autis dapat dilatih melalui terapi sesuai dengan kondisi dan kebutuhan anak
antara lain: 1. Metode Lovas atau ABA
Metode Lovas atau ABA merupakan bentuk dari applied behaviourial analisys ABA. Di mana dasar metode ini adalah dengan menggunakan pendekatan perilaku
behavioural yang pada setiap tahap intervensi dini anak pada autis ditekankan pada
kepatuhan, keterampilan dalam meniru dan membangun kontak mata. 2. Metode TEACCH Treatment and Education of Autistic and Communication
Handicapped Children
TEACCH dilakukan dan ditujukan untuk anak-anak autis secara terstruktur dan bersifat rutin dalam kehidupan sehari-hari anak. Inti dari program ini adalah agar
anak-anak dapat bekerja dengan tujuan yang jelas dalam komunitasnya. Dengan cara membuat lingkungan teratur dan terstruktur, jadwal kerja yang jelas, membuat sistem
kerja yang dibantu melalui instruksi-instruksi berbentuk gambar atau simbol.
3. Terapi Okupasi
Terapi okupasi berfokus unuk membentuk kemampuan hidup sehari-hari. Penekanan terapi ini adalah pada sensomotorik dan proses neurologi dengan cara
memanipulasi, memfasilitasi lingkungan, sehingga tercapai peningkatan, perbaikan dan pemeliharaan kemampuan anak. Metode pendekatan terapi okupasi ini
menggunakan beberapa kerangka acuan yang terstandarisasi oleh WFOT World Federation of Occupational Therapy, meliputi:
Universitas Sumatera Utara
a. Kerangka Acuan Psikososial:
1. Behaviorperilaku
2. Object relation
3. Cognitive behavior
b. Kerangka Acuan Sensorimotorik-Multisensoris:
1. NDT Neuro Development treatment
2. Sensori integrasi Sensory Treatment
3. Movement therapy
Terapi tersebut sangat dibutuhkan seorang anak autis untuk dapat berinteraksi secara aktif dengan lingkungannya seperti di sekolah, di rumah maupun dengan
masyarakat.
5. Terapi PECS Picture Exchange Communicaton System
PECS dirancang untuk mengajarkan anak autis dapat mengembalikan fungsi komunikasinya dengan fokus awal pada spontanitas. PECS hanya menggunakan
simbol gambar sebagai modalitas.
6. Terapi Wicara
Terapi wicara dapat dilakukan, seperti bertepuk tangan dengan ritme yang berbeda-beda, mengimitasi bunyi vocal, kata dan kalimat, belajar mengenal kata
benda dan sifat, merespon bunyi-bunyi dari lingkungan sekitar dan belajar membedakannya, mengembangkan kemampuan organ artikulasi, belajar berbagai
ekspresi yang mewakili perasaan sedih, senang, cemas, sakit, dan marah. Berlatih mengangguk untuk mengatakan “ya”, menggeleng untuk “tidak”, dan lain-lain.
Universitas Sumatera Utara
7. Terapi Diet atau Makanan
Melalui makanan, orangtua dapat melakukan terapi bagi anak-anak dengan gejala autis. Makanan yang disajikan tentu terdiri atas bahan-bahan yang bebas dari zat-zat
pemicu autisme. Terapi diet dapat dilakukan dengan terapi biomedical yaitu berupa pengaturan makanan karena anak dengan autisme umumnya alergi terhadap makanan.
8. Terapi Medikamentosa