namun ada juga yang hypoactive sehingga seringkali duduk bengong dan melamun atau terpukau benda tertentu
c. Perilaku yang kaku, berulang, monoton dan merasa terganggu terhadap
perubahan
5. Gangguan Persepsi Sensoris
a. Gangguan persepsi taktil sehingga sebagian anak tidak merasakan rasa sakit
berlebihan, sebagian merasa terganggu menggunakan pakaian berbahan kasar b.
Gangguan persepsi pengecapan c.
Gangguan persepsi auditor
2.3.3 Penyebab Autis
a. Terjadinya kelainan struktur sel otak yang disebabkan virus rubella,
toxoplasma, herpes, jamur, pendarahan, keracunan makanan.
b. Faktor genetik ada gen tertentu yang mengakibatkan kerusakan pada sistem
limbic.
c.
Faktor sensory interpretation errors.
Sampai sekarang belum terdeteksi faktor yang menjadi penyebab tunggal timbulnya gangguan autis. Namun demikian ada beberapa faktor yang dimungkinkan
dapat menjadi penyebab timbulnya autism, sebagai berikut : 1.
Menurut Teori Psikososial Beberapa ahli Kanner dan Bruno Bettelhem autis dianggap sebagai akibat
hubungan yang dingin, tidak akrab antara orang tua ibu dan anak. Demikian juga dikatakan, orang tuapengasuh yang emosional, kaku, obsesif, tidak
hangat bahkan dingin dapat menyebabkan anak asuhnya menjadi autistik.
Universitas Sumatera Utara
2. Teori Biologis
a. Faktor genetik, yaitu keluarga yang terdapat anak autistik memiliki resiko
lebih tinggi dibanding populasi keluarga normal. b.
Pranatal, natal dan post natal, yaitu pendarahan pada kehamilan awal, obat- obatan, tangis bayi terlambat, gangguan pernapasan, anemia.
c. Neuro anatomi, yaitu gangguan atau disfungsi pada sel-sel otak selama dalam
kandungan yang mungkin disebabkan terjadinya gangguan oksigenasi, pendarahan, atau infeksi.
d. Struktur dan biokimiawi, yaitu kelainan pada cerebellum dengan sel-sel
purkinje yang jumlahnya terlalu sedikit, padahal sel-sel purkinje mempunyai kandungan serotinin yang tinggi. Demikian juga kemungkinan tingginya
kandungan dapomin atau opioid dalam darah. 3.
Keracunan logam berat misalnya terjadi pada anak yang tinggal dekat tambang batu bara, dll.
4. Gangguan pencernaan, pendengaran dan penglihatan. Menurut data yang ada
60 anak autis mempunyai sistem pencernaan kurang sempurna. Dan kemungkinan timbulnya gejala autistik karena adanya gangguan dalam
pendengaran dan penglihatan.
2.3.4 Hambatan-hambatan Anak Autis
Ada beberapa permasalahan yang dialami oleh anak autis yaitu : anak autis memiliki hambatan kualitatif dalam interakasi social, artinya bahwa anak auitistik
memiliki hambatan dalam kualitas interaksi dengan individu di sekitar
Universitas Sumatera Utara
lingkungannya, seperti sering terlihat menarik diri, acuh tak acuh, lebih senang bermain sendiri, menunjukkan perilaku yang tidak hangat, tidak ada kontak mata
dengan orang lain, dan bagi mereka yang keterlekatannya dengan orang tua tinggi, anak akan cemas apabila ditinggalkan olh orang tuanya.
Sekitar 50 persen anak autis yang mengalami keterlambatan dalam berbicara dan berbahasa. Mereka mengalami kesulitan dalam memahami pembicaraan orang lain
yang dilakukan pada mereka, kesulitan dalam memahami arti kata-kata dan apabila berbicara tidak pada konteks yang tepat. Sering mengulang kata-kata tanpa
bermaksud untuk berkomunikasi, dan sering salah dalam menggunakan kata ganti orang, contohnya menggunakan kata saya untuk orang lain dan kata kamu untuk diri
sendiri. Mereka tidak mengkompensasikan ketidakmampuannya dalam berbicara dengan
bahasa yang lain, sehingga apabila mereka menginginkan sesuatu tidak meminta dengan bahasa lisan atau menunjuk dengan tubuh, tetapi menarik tangan orang tuanya
untuk mengambil objek yang diinginkannya. Mereka juga sukar mengatur volume suaranya, kurang dapat menggunakan bahasa tubuh untuk berkomunikasi seperti :
menggeleng, mengangguk, melambaikan tangan, dan lain sebagainya. Anak autis memiliki minat yang terbatas, mereka cenderung menyenangi lingkungan yang rutin
dan menolak perubahan lingkungan, minat mereka terbatas artinya apabila mereka menyukai suatu perbuatan maka akan terus – menerus mengulangi perbuatan itu.
Anak autis juga menyenangi keteraturan yang berlebihan.
Universitas Sumatera Utara
2.3.5 Macam-Macam Terapi Penunjang Bagi Anak Atis