Tanggung Jawab Pelaku Usaha Jasa Kepada Konsumen Atas Kerugian

dapat dibebaskan dari pertanggungjawaban untuk memberikan ganti rugi kepada konsumen. Hal-hal yang harus dibuktikan oleh produsen atau pelaku usaha agar dapat bebas dari pertanggungjawaban atas kerugian yang diderita oleh konsumen ialah dengan membuktikan hal-hal yang telah disebut dalam Pasal 27 UUPK, yaitu karena faktor cacat yang timbul di kemudian hari, kesalahan konsumen, dan kadaluwarsa hak konsumen untuk menuntut. Pertanggungjawaban yang diberikan kepada pelaku usaha adalah konsep dari penerapan product liabitlity. Dalam sistem pertanggungjawaban secara konvensional, tanggung gugat produk didasarkan dengan adanya wanprestasi default dan perbuatan melawan hukum fault. Berdasarkan Pasal 1365 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata KUHPerdata, konsumen yang menderita kerugian akibat produk barangjasa yang cacat bisa menuntut pihak produsen pelaku usaha secara langsung. Dengan didampingi adanya penerapan konsep strict liability tanggung jawab mutlak, maka produsen seketika itu juga harus bertanggung jawab atas kerugian yang diderita konsumen tanpa mempersoalkan kesalahan dari pihak produsen. 58

B. Tanggung Jawab Pelaku Usaha Jasa Kepada Konsumen Atas Kerugian

yang Dialami Akibat Pemakaian Jasa 1. Jasa Jasa adalah sesuatu yang diproduksi dan dikonsumsi secara stimultan. Jadi, jasa tidak pernah ada dan hasilnya dapat dilihat setelah terjadi. Contoh; 58 Happy Susanto, Ibid., hlm. 39. Universitas Sumatera Utara apabila potong rambut, jasa dikonsumsi ketika dipotong, tetapi hasil jasa akan tampak dan berakhir dalam beberapa waktu. Jasa tidak dapat diproduksi di satu tempat dan dikirim ke tempat lain seperti barang, juga tidak dapat disimpan. Semua karakteristik ini dapat dihubungkan dengan keserentakan produksi dan konsumsi. 59 Di dalam Pasal 1 angka 5 UUPK, disebutkan bahwa jasa adalah setiap layanan yang berbentuk pekerjaan atau prestasi yang disediakan bagi masyarakat untuk dimanfaatkan oleh konsumen. 2. Pemakaian jasa Pemakaian jasa dalam hal ini adalah suatu proses dari adanya penggunaan jasa yang telah disediakan oleh pelaku usaha kepada konsumen. Telah disebutkan bahwa dalam Pasal 1 angka 2 UUPK, konsumen adalah pihak yang menggunakan atau pemakai dari setiap barang atau jasa yang disediakan oleh pelaku usaha. 3. Kerugian Rugi adalah loss yaitu kerugian, dengan arti kata jumlah pengeluaran atau biaya yang lebih besar dibandingkan dengan pendapatan yang diterima. 60 Kerugian dalam perlindungan konsumen dapat terjadi dalam dua bentuk, yaitu apabila konsumen rugi maka penyebabnya adalah karena penggunaan barang atau jasa dari pelaku usaha, sedangkan apabila pelaku usaha rugi maka hal itu disebabkan karena konsumen itu sendiri. 4. Tanggung jawab pelaku usaha jasa kepada konsumen atas kerugian yang dialami akibat pemakaian jasa 59 Hey Prasetya dan Fitri Lukiastuti, Manajemen Operasi Yogyakarta: Medpress, 2009, hlm. 72. 60 Kamus Bisnis dan Bank, “Rugi” dalam http:www.mediabpr.comkamus-bisnis- bankrugi.aspx, Diakses pada tanggal 10 Oktober 2014. Universitas Sumatera Utara Di dalam Pasal 19 Ayat 1 UUPK disebutkan bahwa pelaku usaha bertanggung jawab memberikan ganti rugi atas kerusakan, pencemaran atau kerugian yang diderita konsumen akibat mengonsumsi barangjasa yang dihasilkan atau diperdagangkan. Demikian juga pada Pasal 28 UUPK disebutkan bahwa pembuktian terhadap ada atau tidaknya unsur kesalahan dalam gugatan ganti rugi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19, Pasal 22 dan Pasal 23 merupakan beban dan tanggung jawab pelaku usaha. Tanggung jawab pelaku usaha kepada konsumen sebenarnya sudah tertuang di dalam pasal-pasal yang telah disebutkan di atas yaitu di dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Hal ini dapat dilihat bahwa tanggung jawab pelaku usaha jasa kepada konsumen atas kerugian yang dialami akibat pemakaian jasa berdasarkan tanggung jawab mutlak strict liability, dimana pelaku usaha harus bertanggung jawab secara langsung atas kerugian yang di alami konsumen akibat menggunakan barang atau jasa dari pelaku usaha tersebut ataupun juga konsumen dapat menuntut ganti rugi tanpa harus mempermasalahkan ada atau tidaknya unsur kesalahan yang dilakukan pelaku usaha.

C. Upaya Hukum yang Dapat Ditempuh Konsumen Atas Kerugian yang

Dokumen yang terkait

Eksistensi Presidential Threshold Paska Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 14/Puu-Xi/2013

6 131 94

Analisis Putusan Mahkamah Agung Nomor 101/K.Pdt.Sus/Bpsk/2013 Tentang Penolakan Klaim Asuransi Kendaraan Bermotor

22 248 119

Analisis Yuridis Terhadap Putusan Mahkamah Agung No. 981K/PDT/2009 Tentang Pembatalan Sertipikat Hak Pakai Pemerintah Kota Medan No. 765

4 80 178

Eksekusi Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia No. 609 K/Pdt/2010 Dalam Perkara Perdata Sengketa Tanah Hak Guna Bangunan Dilaksanakan Berdasarkan Penetapan Ketua Pengadilan Negeri

3 78 117

Analisis Hukum Terhadap Putusan Mahkamah Konstitusi Tentang Calon Independen Di Dalam Undang-Undang No.32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah

0 68 130

Penetapan Luas Tanah Pertanian (Studi Kasus : Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 11/Puu-V/2007 Mengenai Pengujian Undang-Undang No: 56 Prp Tahun 1960 Terhadap Undang-Undang Dasar 1945)

4 98 140

Sikap Masyarakat Batak-Karo Terhadap Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia (MA-RI) No.179/K/SIP/1961 Dalam Persamaan Kedudukan Anak Laki-Laki Dan Anak Perempuan Mengenai Hukum Waris (Studi Pada Masyarakat Batak Karo Desa Lingga Kecamatan Simpang...

1 34 150

Efektifitas Penyelesaian Perselisihan Hasil Pemilukada oleh Mahkamah Agung dan Mahkamah Konstitusi

3 55 122

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Pertanggung Jawaban atas Pemblokiran Rekening Nasabah Bank (Studi Terhadap Putusan Mahkamah Agung No.43 K/Pdt.Sus/2013)

0 0 17

PERTANGGUNG JAWABAN BANK ATAS PEMBLOKIRAN REKENING NASABAH BANK (STUDI TERHADAP PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NO.43 KPdt.Sus2013)

0 0 10