Profil Informan DESKRIPSI LOKASI DAN PROFIL INFORMAN

40 Tabel 5 Jumlah Rumah Berdasarkan Kategori Jenis Dinding Rumah Dinding Rumah Jumlah rumah Tembok 265 unit Kayu 430 unit Bambu 250 unit JUMLAH 945 unit Sumber: Data Kependudukan Desa Timbang Lawan 2011 Berdasarkan tabel diatas jumlah masyarakat yang rumahnya berdinding kayu dan bambu lebih banyak dengan tebok, dimana yang berdinding tembok sebanyak 265 unit, sedangkan yang berdindingkan kayu sebanyak 430 unit, dan yang berdindingkan bambu sebanyak 250 unit.

4.2. Profil Informan

1. Nama : Mahzarani Umur : 28 tahun Jenis Kelamin : Perempuan Suku : Melayu Pekerjaan : Pengrajin bambu Pendidikan : SMP Ibu Mahzarani merupakan penduduk yang sudah lama menetap tinggal di desa timbang lawan sejak beliau dilahirkan sampai sekarang dan mempunyai anak 1 orang, beliau mempunyai kebun bambu sendiri, sehingga dengan mudah beliau mendapatkan bambu tanpa harus mengeluarkan biaya lagi untuk membeli bahan mentah. Namun bambu tersebut tidak gampang untuk dijangkau karena jarak 41 tempuh yang sangat jauh, sehingga ia harus membutuhkan bantuan suaminya untuk pengangkutan bambu dari hutan sampai rumah, pengangkutan bambu tersebut menggunakan sepeda motor. Penebangan bambu dari hutan dilakukan dengan sistem tebang pilih, karena bambu yang mereka gunakan biasanya bambu yang sudah tua. Beliau menggeluti pekerjaan ini sekitar 10 tahun yang lalu , alat yang digunakan ialah pisau dan pisau tokokan. Suami beliau bekerja sebagai petani deres, peranan beliau sebagai pengrajin bambu karena ini merupakan hobinya yang dapat dikembangkan dan menambah pendapatan rumah tangga dan membantu suami dalam memenuhi ekonomi. Pengrajin ini beliau ketahui dari orang tuanya, sehingga dengan gampang beliau mengerjakannya tanpa ada pelatihan khusus dari pemerintah. Beliau memilih pekerjaan ini karena tidak merasa terganggu dengan pekerjaan rumah tangga, dan dapat ia kerjakan kapan saja dia mau, tanpa ada unsur paksaan dari siapapun. Keuntungan yang diperoleh bekiau dari bambu tersebut sekitar Rp 20.000 dari setiap batang bambu. 2. Nama : Ela Umur : 37 tahun Jenis Kelamin : Perempuan Suku : Karo Pekerjaan : Pengrajin bambu Pendidikan : SMP Ibu Ela adalah seorang ibu yang tinggal di Dusun tujuh Desa Timbang Lawan, beliau merupakan seorang ibu yang baik dan ramah sehingga membuat peneliti tidak canggung untuk menanyakan segala sesuatunya yang berkaitan 42 dengan penelitian, beliau mempunyai 1 orang anak yang sudah duduk dibangku SD. Alasan beliau memnpunyai anak hanya satu orang karena beliau mengikuti program pemerintah yang disebut dengan KB keluarga berencana Suami beliau bekerja disalah satu bengkel di desa timbang lawan, sedangkan beliau bekerja sebagai pengrajin bambu. Semenjak beliau menikah dengan salah seorang penduduk desa timbang lawan maka beliau memposisikan dirinya sebagai pengrajin bambu karena ingin membantu suami dalam memenuhi kebutuhan keluarganya, bagi beliau pekerjaan pengrajin ini merupakan pekerjaan utama baginya selain gampang dikerjakan juga tidak mengganggu pekerjaan rumah lainnya bahkan malam hari pun bisa dikerjakan. Dengan gampang beliau dulunya langsung mengerti dan paham dengan pekerjaan ini karena melihat tetangganya yang baru sedang mengerjakan kerajinan bambu tersebut. Beliau sangat bersyukur karena adanya kerajinan ini karena dikerjakan dengan tanpa unsur keterpaksaan sehingga beliau dapat membagi waktunya dengan baik. Beliau tidak mempunyai lahan bambu dihutan, sehingga ibu ini harus membeli bambu dari masyarakat desa untuk diolah, bambu dibeli perbatang, yang besar harganya Rp. 6000 perbatang sedangkan yang kecil dengan harga Rp. 5000 perbatang. Nama alat yang digunakan ialah pisau dan pisau sorong. 43 3. Nama : Anizar Umur : 40 tahun Jenis Kelamin : Perempuan Suku : Melayu Pekerjaan : Pengrajin bambu Pendidikan : SMP Ibu Anizar dimasa gadisnya tinggal di brandan, kemudian beliau menikah dengan pemuda Desa Timbang Lawan. Beliau mempunyai 3 orang anak yang masih dalam tanggungan. Ibu ini mulai dari awal berumah tangga sudah menjadi pengrajin bambu. Pekerjaan menjadi pengrajin sudah menjadi kebiasaan nya sehari-hari. Sudah 20 tahun ibu ini menjadi pengrajin.Alasannya bekerja menjadi pengrajinkarena faktor ingin membantu suami dalam memenuhi kebutuhan keluarga, Suami beliau bekerja sebagai supir. Untuk memenuhi kebutuhan sehari- hari rumah tangga mereka,beliau bercerita banyak tentang pekerjaan yang sudah dilaluinya mulai dari penjual es, buruh PPLH pusat pendidikan lingkungan hidup tukang masak para Guide, hingga mengantarkan makanan setiap hari ke Bukit Lawang untuk makanan para guide. Tetapi sekarang ini beliau lebih memilih menjadi pengrajin bambu karena mudah dikerjakan dan bekerjanya tidak ada semacam unsur pemaksaan dari siapapun. Ibu Anizar menjual kerajinannya tidak jauh dari sekitar rumahnya, karena toke langganannya adalah tetangganya, dijual sekali dalam satu minggu tepatnya pada hari sabtu, keuntungan yang beliau dapat sekitar Rp 15.000. dari setiap 1 bambu. 44 4. Nama : As Umur : 32 Jenis Kelamin : Perempuan Suku : Melayu Pekerjaan : Pengrajin bambu Pendidikan : SMP Ibu As merupakan salah satu perempuan pengrajin bambu yang mempunyai dua orang anak. Suami Beliau bekerja sebagai buruh tani. Keikutsertaan ibu ini menjadi pengrajin bambu karena ini merupakan pekerjaan yang sudah menjadi turun temurun. Bekerja sebagai perempuan pengrajin bambu sejak usia 12 tahun beliau ikut mengerjakan bambu tersebut. Selain itu, karena keterbatasan pendidikan yang hanya tamatan sekolah menengah pertama, maka dengan pertimbangan itu beliau memutuskan dirinya untuk menjadi pengrajin bambu. Setelah menikah Ibu As tetap melanjutkan kegiatannya senagai pengrajin bambu, suaminya juga mendukung pekerjaannya tersebut. Ibu As melakukan kegiatan tersebut setiap hari, bahkan malam hari, selagi stok bambu masih ada hingga bisa menghasilkan Rp 300.000 setiap minggu. Tetapi dengan pekerjaan tersebut beliau bukan berarti meninggalkan pekerjaan rumah seperti memasak, membersihkan rumah dan mengurus anak. Suami beliau juga tutut berperan dalam kerajinan tersebut, dan selalu meluangkan waktunya untuk pengambilan bambu ke hutan, karena pengambilan bambu sangat jauh, sehingga bapak tersebut tidak mengizinkan istrinya untuk ikut mengambil bambu ke hutan. Bambu tersebut dibeli dari pemilik kebun bambu sekitar Rp. 5000 batang. Setelah penebangan, kemudian bambu dihanyutkan 45 melalui sungai, dari sungai diangkut dengan menggunakan sepeda motor sampai kerumah. 5. Nama : Arlianti Umur : 40 tahun Jenis Kelamin : Perempuan Suku : Melayu Pekerjaan : Pengrajin bambu Pendidikan : SMP Ibu Arlianti merupakan salah satu perempuan pengrajin bambu yang mempunyai satu orang anak. Walaupun hanya mempunyai satu orang anak namun tanggungannya tetap saja b banyak karena Ayah dan Ibunya yang sudah tua memilih tinggal bersamanya, sementara suami beliau hanya bekerja sebagai petani. Beliau menjadi pengrajin sekitar 30 tahun yang lalu sampai sekarang. Beliau mengetahui pekerjaan pengrajin bambu ini sejak beliau kecil, karena sering melihat orang tuanya yang sedang bekerja sebagai pengrajin bambu juga,dan bagi keluarganya ini merupakan pekerjaan yang sudah turun temurun, selain itu, gampang dikerjakan, tidak terlalu melelahkan, dan bisa dikerjakan setiaap saat, tergantung dengan stok bambu yang tersedia, karena mudah untuk dikerjakan maka beliau juga mengharapkan bantuan dari anak beliau yang masih berumur 12 tahun. Dalam kerajinan tersebut alat yang digunakan sangat sederhana,seperti pisau, pisau sorong, dan pisau tokokan. Bambu yang digunakan merupakan bambu yang ditanam di kebun bambu beliau yang berada didekat sekitar aliran 46 sungai, namun jarak tempuh dari rumah cukup lama yang bahkan masyarakat tetangga juga sering membeli bambu dari beliau. 6. Nama : Fatmawati Umur : 58 Jenis Kelamin : Perempuan Suku : Melayu Pekerjaan : Pengrajin bambu Pendidikan : SD. Ibu Fatmawati merupakan warga desa Timbang Lawan.Ia mempunyai 7 orang anak diantaranya 5 orang yang sudah berumah tangga dan 2 orang yang baru tamat SMA. Suaminya bekierja sebagai pedagang pekanan, beliau mengerjakan kerajinan tersebut dibantu dengan anak – anak beliau. Walaupun suami beliau mempunyai waktu luang beliau tidak mengharapkan bantuan dari suaminya, seperti perempuan pengrajin lainnya yang bisa mengharapkan suaminya untuk membelah bambu, dikarenakan suami beliau tidak mahir dalam pemotongan dan pembelahan bambu. Sehingga beliau mengerjakannya dengan mandiri. Bambu beliau beli dari masyarakat desa yang mempunyai kebun bambu sendiri dibeli dengan harga Rp. 6000 batang, bambu tersebut diambil dari pemilik bambu didekat sungai yang tidak jauh jaraknya dari perumahan penduduk desa timbang lawan, beliau memikul bambu tersebut hingga sampai dirumah, walaupun beliau mengerjakan pekerjaan ini namun beliau tidak pernah untuk meninggalkan pekerjaan rumah, biasanya beliau terlebih dahulu mengerjakan 47 pekerjaan rumah, setelah selesai mengurus rumah dan anak maka beliau melanjutkan kegiatannya dengan kegiatan menokok bambu, beliau menggeluti pekerjaan ini sudah lebih dari 20 tahun, kerajinan ini sangat beliau nikmati karena menghasilkan uang yang jumlahnya lumayan banyak menurutnya.beliau bisa mendapat keuntungan Rp. 200.000 setiap minggu. 7. Nama : Ilah Umur : 33 Jenis Kelamin : Perempuan Suku : Melayu Pekerjaan : Pengrajin bambu Pendidikan : SMP Ibu Ilah adalah salah seorang Perempuan yang berdomisili di Desa timbang lawan beliau mempunyai 2 orang anak dan sedang mengandung anak ke 3, suami beliai bekerja sebagai petani, beliau bekerja sebagai pengrajin sejak beliau masih anak – anak, karena orangtua beliau juga dulunya bekrrja sebagai pengrajin bambu, dengan kondisi yang hamil tua, beliau tidak membuang-buang waktu yang hanya bermalas-malasan dirumah. Beliau bekerja sebagai pengrajin bambu bukan hanya karena faktor ekonomi dengan alasan beliau ingin membantu suami untuk mendapatkan uang, tetapi juga ini merupakan hobby beliau, agar tidak suntuk dirumah setiap hari, sehingga beliau lebih memilih menjadi pengrajin bambu dan tidak melupakan pekerjaan rumah lainnya. Beliau mendapat dukungan dari suami dan suami juga turut membantu pengambilan bambu dari hutan, bambu tersebut dibeli sekitar Rp 5000 batang, setelah diolah dijual dalam1 ikatan sekitar 48 500 biji dengan harga Rp 6000ikat. Beliau menjual kerajinannnya setiap hari sabtu, namun uang yang diterima sebagai hasil dari toke diserahkan pada hari minggu karena didesa ini ada sistem saling percaya antara pengrajin dan langganan. Selama beliau bekerja sebagai pengrajin bambu beliau tidak pernah mendapat kendala-kendala dalam mengerjakan kegiatannya hanya saja bambu sangat sulit ditemukan dengan kaitan banjir bandang yang pernah melanda sungai sehingga harga bambu naik dari Rp 2000 menjadi Rp 6000 batang. Padahal sebelum banjir bandang, beliau dengan gampang mendapatkan bambu karena disepanjang sungai bambu tumbuh dengan suburnya. 8. Nama : Ayu Umur : 30 tahun Jenis Kelamin : Perempuan Suku : Melayu Pekerjaan : Pengrajin bambu Pendidikan : SD Ibu Ayu adalah seorang Perempuan pengrajin yang tinggal di Desa Timbang Lawan, beliau memiliki 1 orang anak. Sejak menikah beliau menjadi pengrajin bambu, karena mudah dikerjakan, tanpa ada pelatihan beliau bisa mengerjakan kegiatannya, awalnya beliau hanya melihat tetangganya yang lagi menokok-nokokbambu, tapi lama kelamaan beliau juga mahir dalam mengerjakan kerajinan. Alasan beliau memilih bekerja sebagai perempuan pengrajin bambu karena faktor ekonomi yang tidak mencukupi, beliau bekerja mulai dari hari selasa sampai hari jumat, sementara hari senin pengambilan bambu dari hutan 49 dibantu oleh suaminya dan hari sabtu adalah hari penjualan hasil kerajinan kepada toke yang datang ke desa Timbang Lawan. Beliau mengumpulkan hasil kerajinannya setiap minggunya sekitar Rp 400.000 sehingga beliau merasa kebutuhan rumah tangganya tercukupi. Beliau mendapati kendala yang dirasakan pada saat pencarian bambu karena saat ini sudah banyak lahan yang di alihfungsikan dari tanaman bambu sekarang sudah ditanami kelapa sawit, beliau juga berharap agar pembudidayaan bambu segera dilakukan oleh pemerintah, jangan sempat bambu nantinya menjadi musnah dikawasan daerah desa timbang lawan tersebut. 9. Nama : Nurmalawati Umur : 34 tahun Jenis Kelamin : Perempuan Suku : Aceh Pekerjaan : Pengrajin bambu Pendidikan : SMP Ibu Nurmalawati adalah seorang perempuan pengrajin bambu yang mempunyai 2 orang anak. Beliau merupakan seorang ibu yang sangat ramah, sehingga beliau sendirilah yang menawarkan dirinya untuk diwawancara pada saat peneliti hendak mewawancarai tetangga beliau. Suami beliau bekerja sebagai petani, tetapi suami beliau selalu meluangkan waktunya untuk membantu Ibu Nurmalawati, beliau bekerja sebagai pengraajin bambu sekitar lebih dari 10 tahun yang lalu, beliau sangat bersyukur karena adanya kerajinan ini kondisi ekonomi keluarganya sangat tertolong, hasil yang didapat beliau sangat memuaskan bagi beliau, karena ia bekerja sebagai pengrajin sangat bersungguh- sungguh bahkan 50 malam hari pun beliau selalu memberi waktunya untuk mengolah bambu tersebut, sebelum melakukan pekerjaan kerajinan tersebut, beliau terlebih dahulu untuk mengurusi anak dan pekerjaan rumah, usaha beliau untuk mendapatkan uang tidak sia – sia, beliau bisa mengumpulkan hasil kerajinannya sekitar Rp 1000.000 lebih setiap minggunya, dan hasil kerajinannya bisa beliau tabung untuk biaya anak saat sekolah nanti, maka pekerjaan pengrajin ini merupakan pekerjaan utama bagi keluarganya, dan penghasilan tambahannya ialah usaha tani suami beliau. Beliau mendapat keuntungan sekitar Rp 30.000 tiap batang bambu, namun alat yang digunakan sangatlah sederhana, alat yang digunakan beliau ialah untuk memotong bambu digunakan gergaji, untuk membelah bambu digunakan pisau, untuk menghaluskan bambu disebut dengan nama pisau tokokan. Untuk saat ini beliau belum ada menghadapi kendala-kendala. Beliau menjual hasil kerajinannya kepada toke yang datang ke Desa Timbang Lawan tersebut. Ukuran bambu yang beliau kerjakan bermacam-macam, masing – masing ukurannya ialah 13 cm, 43 cm, dan 48 cm. 10. Nama : Yus Umur : 30 tahun Jenis Kelamin : Perempuan Suku : melayu Pekerjaan : Pengrajin bambu Pendidikan : SMP Ibu Yus beralamat di desa Timbang Lawan yang mempunyai 2 orang anak. Suami beliau bekerja sebagai petani, pengrajin bambu merupakan pekerjaan 51 utama bagi keluarga beliau. Beliau memilih pekerjaan ini karena awalnya beliau ingin membantu suami, selain itu beliau tidak mau tinggal diam dirumah hanya bermalas – malasan saja. Tetapi seiring berjalannya waktu pekerjaan tersebut menjadi hoby bagi beliau, dan sulit untuk ditinggalkan karena pengerjaannya tidak ada ikatan dan aturan dari siapapun, tergantung pekerjanya, jika banyak dikerjakan, maka banyak pula penghasilan yang didapat dan sebaliknya jika sedikit bambu yang diproduksi maka sedikit pula penghasilan yang didapat setiap minggunya. Untuk mendapatkan bambu, beliau membeli bambu dari pemilik kebun bambu didaerah sungai, bambu tersebut ditebang dengan sistem pilih dengan bantuan suami beliau, bahkan suami beliau juga sangat berperan mulai dari pemotongan bambu, penghanyutan bambu sampai pengangkutan bambu hingga sesampainya di Rumah. 52 Matriks Data Informan Informan Suku Keterampilan Pendidikan Cara Mendapatkan Bambu 1. Mahzarani Melayu Pengrajin bambu SMP Memunyai kebun bambu sendiri 2. Ela Karo Pengrajin bambu SMP Membeli bambu 3. Anizar Melayu Pengrajin bambu SMP Membeli bambu 4. As Melayu Pengrajin bambu SMP Membeli bambu 5. Arlianti Melayu Pengrajin bambu SMP Mempunyai kebun bambu sendiri 6. Fatmawati Melayu Pengrajin bambu SD Membeli bambu 7. Ilah Melayu Pengrajin bambu SMP Membeli bambu 8. Ayu Melayu Pengrajin bambu SD Membeli bambu 9. Nurmalawati Aceh Pengrajin bambu SMP Membeli bambu 10. Yus Melayu Pengrajin bambu SMP Membeli bambu 53

BAB V TEMUAN DAN INTERPRETASI DATA