Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Perempuan Pengrajin Bambu

75 Hal yang sama juga dapat dilihat dari hasil wawancara berikut ini: “ Ibu biasanya bekerja mulai dari pukul 08.00 hingga sekitar pukul 12.00 siang, pokoknya tidak ada ikatan waktu, suka – suka ibulah mengerjainya mau kapan saja, bahkan malam hari pun bisa juga dikerjakan. Hasil yang di dapat ndak menentu, kalau lagi rajin mengerjakan banyak didapat, tapi kalau lagi bermalas – malasan dikit juga didapat, bila lagi bersemangat dapat dikerjakatus biji bambu yang diolah kecil – kecil hingga menyerupai lidi.”. Nurmalawati.

5.6. Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Perempuan Pengrajin Bambu

Perempuan bekerja sebagai pengrajin bambu biasanya disebabkan karena faktor ekonomi dan tradisi pengrajin yang sudah turun menurun. Dengan kata lain, perempuan bekerja sebagai pengrajin karena alasan ingin membantu suami dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Apabila pendapatan keluarga kurang mencukupi untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari - hari, hal ini yang mendorong perempuan untuk bekerja di sektor publik. Selain itu, ketertarikan perempuan sebagai aktor pelaku kegiatan ekonomi juga ditandai dengan kegiatan yang dilakukan perempuan dalam penguasaan sumber daya alam lokal, mulai dari proses pemotongan bambu hingga penjualan bambu kepada para toke. “Hari senin pengambilan bambu dari hutan oleh suami, kemudian pada hari selasa hingga hari jumat pengolahan bambu, kemudian hari sabtu penjualan bambu kepada toke yang datang ke setiap rumah, dan uang hasil kerajinan tersebut bisa diambil pada hari minggu.” Ilah 76 5.6.1 Faktor Ekonomi Keluarga Salah satu penyebab perempuan bekerja di luar rumah tangga dan bertujuan menghasilkan uang adalah untuk menambah penghasilan keluarga. Walaupun masih banyak faktor penyebab lainnya, namun yang paling dominan adalah masalah kesulitan dalam memenuhi kebutuhan hidup menyebabkan perempuan hidup dengan berperan ganda. Demikian juga halnya dengan posisi perempuan yang bekerja sebagai pengrajin di desa Timbang Lawan, dilatarbelakangi dengan keadaan ekonomi yang sulit sebagai akibat penghasilan dari suami selaku kepala rumah tangga tidak mencukupi. Hal ini dapat dilihat dari wawancara berikut ini: “ Hasil yang didapat dari suami tidak menetap, kerjanya juga tidak menetap, mocok – mocoklah istilahnya, kalau ibu membantu suami memang karena kemauan ibu sendiri, karena melihat kondisi penghasian suami sangat minim, kalau ibu bekerja setidaknya sedikit beban ekonomi terbantu”. As Pada umumnya wanita terdorong untuk mencari nafkah karena tuntutan ekonomi rumah tangga. Penghasilan suami saja belum dapat mencukupi kebutuhan keluarga yang senantiasa meningkat, sedangkan pendapatan riil tidak selalu meningkat.oleh karena itu, terlihat bahwa wanita dari lapisan sosial ekonomi bawah memberikan sumbangan yang besar terhadap rumah tangga. Faktor ekonomi yang menjadi salah satu pendorong utama perempuan ikut menjadi pengrajin. Berikut hasil wawancara : “Kalau ibu tidak memiliki pekerjaan atau keahlian siapa lagi yang menolong ekonomi keluarga ibu selain suami sebagai kepala rumah tangga. Walaupun suami ibu tidak menuntut ibu harus bekerja, tapi sudah sewajarnya lah ibu ikut serta berperan dalam perekonomian.”Ayu 77 Hal yang sama juga ditegaskan oleh informan berikut ini: “Jadi pengrajin ini enak sekali, cara kerjanya santai, cocoklah untuk pekerjaan ibu – ibu yang diselingi dengan pekerjaan rumah bisa sambil cerita – cerita, ketawa ketawa dengan tetangga ibu yang sedang mengerjakan bambu juga. Mahzarani 5.6.2. Faktor alam tanaman bambu yang mendukung Komoditas utama yang dibutuhkan untuk bahan baku pengrajin bambu, yakni bambu itu sendiri. Di Desa Timbang Lawan luas tanaman bambu tujuh Ha dengan produksi tiga ton per bulan dengan demikian maka produksi tanaman bambu untuk memenuhi kebutuhan bagi pengrajin bambu sangat mendukung. Tumbuhan bambu di Desa Timbang Lawang dapat dikategorikan tumbuh subur dan tersebar di sepanjang aliran sungai, dengan status kepemilikan bersama, artinya siapa saja dapat menebangnya dan mengolahnya, seperti telah diuraikan pada bagian terdahulu, tanaman bambu memiliki karakter pertumbuhan yang cukup tinggi yang memberikan dampak positif bagi pemenuhan kebutuhan bahan baku pengrajin bambu. Tumbuh suburnya tanaman bambu di desa tersebut, menjadi salah satu faktor pendukung bagi pengrajin bambu untuk eksistensinya dalam menggantungkan harapan hidup pada dunia kerajinan bambu di satu sisi. Sementara pada sisi lainnya, dengan tersedinya komoditas tanaman bambu ini merupakan faktor alam yang mendukung bagi kelangsungan usaha-usaha pengrajij bambu kedepan . Hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara berikut: “ Desa ini memang banyak penghasilan dek mulai dari hasil pertanian, perkebunan, tetapi profesi seperti pengrajin bambu sepertinya lebih gampang dilakukan, bahan baku bambu 78 tidak terlalu sulit untuk didapatkan disebabkan faktor lingkungan yang sangat mendukung, hal ini dapat dikatakan karena desa ini merupakan desa aliran sungai” Ayu . 5.6.3. Pengrajin bambu ditekuni secara turun menurun Salah seorang pengrajin bambu kepada penulis mengaku sudah berpuluh-puluh tahun telah menekuni usaha kerajinan bambu. Berikut hasil wawancaranya: “ Mulai sekolah SD sekolah dasar saya sudah ikut mengerjakannya bersama dengan Ibu saya, jadi pekerjaan ini sudah menjadi pekerjaan yang turun temurun,karena memang hanya ini lah yang gampang untuk dikerjakan, jadi mengerjainya setelah pulang sekolah” Ilah Hal tersebut dapat dikatakan bahwa sebagai pengrajin bambu di Desa Timbang Lawan merupakan suatu pekerjaan secara turun-temurun. Walau dilakukan secara turun- temurun, namun motif-motif atau bentuk-bentuk produk kerajinan bambu dapat dikatakan mengikuti perkembangan permintaan pasar. Setiap permintaan yang menyangkut bentuk-bentuk atau motif-motif, mereka dapat memenuhi, dengan demikian maka dapat dikatakan bahwa tingkat keterampilan yang berkembang sejalan dengan tingkat kebutuhan motif dari para pembeli. Pada sisi lain keterampilan ini perlu tetap dipertahankan dan dikembangkan sehingga dapat memenuhi permintaan yang diprediksi akan selalu berkembang dari waktu ke waktu.

5.7. Menjadi Pengrajin Tidak Membutuhkan Keahlian