Pembagian Kerja Pada Rumah Tangga Pengrajin Bambu.

70

5.4. Pembagian Kerja Pada Rumah Tangga Pengrajin Bambu.

Pengaturan atau pengelolaan rumah tangga merupakan tugas utama para perempuan pengrajin, khususnya para ibu rumah tangga. Kegiatan ini seolah-olah tidak mengenal waktu dalam pelaksanaannya. Tugas ini antara lain berkaitan dengan penyiapan makan dan minum bagi segenap anggota keluarga seperti mengasuh, mendidik, menjaga, dan mengarahkan anak-anak terutama bagi yang belum dewasa mengurus, membersihkan dan membereskan rumah termasuk perabot rumah tangga dan menjaga kebersihan dan kerapian pakaian segenap anggota keluarga. Melihat tugas kerumah tanggaan yang harus dipikul oleh seorang ibu rumah tangga tidak mempunyai waktu lagi untuk kegiatan yang lain. Begitu bangun dari tidur mereka telah dihadapkan dengan setumpuk tugas yang harus dilakukan. Meskipun pada beberapa sistem perekonomian perempuan dapat mengkombinasikan fungsi subsistem dan memelihara anak. Dalam pengambilan bambu dihutan yang jaraknya sangat jauh dari pemukinan warga dengan menyebrangi sungai.,Sulit bagi perempuan ikut terlibat di dalamnya. Oleh karena itu, perempuan biasanya di batasi pada kegiatan-kegiatan saat melakukan kerajinan, dimana pekerjaan itu tidak akan bertentangan dengan pengurusan anak dan pekerjaan rumah. Peran perempuan pengrajin sangat dibutuhkan dalam peningkatan ekonomi keluarga di desa Timbang Lawan. Hal ini dapat terlihat dari wawancara berikut ini. “Keterlibatan ibu dalam pengrajin , karena tidak menghalangi pekerjaan rumah, kerjaannya tidak terlalu berat, dan gampang ngerjainya, tidak ada tuntutan waktu dalam pengerjaannya dek.” .” Anizar 71 Hal yang sama juga di pertegas oleh informan berikut ini: “pande – padelah mengatur waktu, terkadang dibantu sama anak, kadang – kadang kalau ibu lagi ada kerjaan kerajinan ini anak saya yang masak. Lumayanlah hasilnya bisa bantu suami untuk mencari uang.”Fatimah Hal ini seperti wawancara berikut ini: “kegiatan kerajinan ini tidak banyak resikonya, hanya saja debu bambu bisa menyebabkan jadi batuk, dan penggunaan pisau pada saat membelah bambu, menggunakan pisau itu harus hati – hati, kalau tidak bisa jadi tangan yang terbelah.” Arlianti Dari sisi input tenaga kerja, pada umumnya rumah tangga tani besar kemungkinan peran lelaki dan perempuan bersama-sama melakukan proses produksi. Sementara itu, pada rumah tangga pengrajin bambu, pengolahan bambu merupakan suatu pekerjaan yang dilakukan perempuan. Desa Timbang Lawan adalah salah satu Desa yang termasuk terletak dipinggiran sungai. Proses pengambilan bambu dilakukan oleh para laki-laki, sedangkan para Perempuan berperan setelah hasil penebangan bambu tersebut sampai dirumah. Peran tersebut mencakup proses pengolahan, penjualan. Hal ini disebakan karena pekerjaan perempuan pengrajin di Desa ini merupakan pekerjaan yang telah diwarisi secara turun menurun oleh para perempuan di Desa Timbang Lawan disebabkan oleh kebutuhan yang semakin kompleks, harga kebutuhan yang semakin mahal. Faktor Ekonomi merupakan faktor utama yang melatarbelakangi para Perempuan memilih menjadi pengrajin, rendahnya pendidikan, kebiasaan, dan warisan orang tua juga merupakan faktor pendorong lainnya. Kondisi pekerjaan sebagai 72 pengrajin menurut mereka lebih menjanjikan dibanding dengan pekerjaan lainnya. Menjadi pengrajin adalah hal yang sudah mereka anggap menjadi pekerjaan yang terbiasa mereka lakukan, karena hobi atau mencari uang tambahan untuk ditabung. Untuk itu, selain faktor ekonomi, faktor kebiasaan juga menyebabkan para perempuan di desa ini memilih menjadi pengrajin. Untuk peran domestik, seperti mengurus anak dan membersihkan rumah juga menjadi tugas mereka, Namun ada juga yang mengalihkan pekerjaan ini kepada anak mereka yang sudah mulai dewasa. Untuk proses distribusi para perempuan pengrajin di desa ini juga ada yang mendistribusikannya langsung kepada toke yang ada didesa tersebut atau toke khusus yang datang ke desa Timbang Lawan. Seperti penuturan wawancara berikut ini: “Perempuan pengrajin bambu di desa ini hanya sebagai pengolah bambu saja, toke bambu setiap hari sabtu datang kerumah - rumah jadi kami tidak capek membawanya ke pasar.”Ayu

5.5 Beban Ganda Perempuan Pengrajin Bambu