Peran Tradisional Peran Transisi

61

1. Peran Tradisional

Peran ini merupakan semua pekerjaan rumah, dari membersihkan rumah, memasak, mencuci, mengasuh anak serta segala hal yang berkaitan dengan rumah tangga. Bila ditinjau secara luas tentang peranan perempuan sebagai ibu rumah tangga, perempuan telah memberikan peranannya yang sungguh mahal dan penting artinya dalam pembentukan keluarga sejahtera. Tidak ada kedudukan yang lebih tinggi dan lebih rendah antara ibu dengan ayah. Pekerjaan-pekerjaan ibu rumah tangga dalam mengatur rumah, memasak, mencuci, serta membimbing dan mengasuh anak tidak dapat diukur dengan nilai uang. Ibu merupakan figur yang paling menentukan dalam membentuk pribadi anak. Hal ini disebabkan keterikatan anak terhadap ibunya sudah berawal sejak anak masih dalam kandungan. Di dalam rumah tangga pengrajin juga masih terdapat sangat dominan peran perempuan yang tetap menjalankan tanggung jawab mengurus keperluan rumah tangganya. Hal ini dapat terlihat dari hasil wawancara sebagai berikut : “ Biasanya setiap pagi sebelum memulai pekerjaan mengolah bambu, terlebih dahulu ibu memasak untuk sarapan anak – anak dan suami ibu. Setelah anak – anak pergi ke sekolah, baru ibu mulai mengerjakan pekerjaan ibu, biasanya ibu memulainya dari jam 8 pagi kemudian istirahat jam 12 siang, setelah itu ibu lanjut lagi mengerjakan kerajinan jam 2 sampai malam hari.”Ayu

2. Peran Transisi

Peran transisi ini merupakan peran perempuan yang juga mengarah atau terbiasa bekerja untuk mencari nafkah. Partisipasi tenaga kerja perempuan atau ibu-ibu disebabkan oleh beberapa faktor, misalnya bidang pertanian dalam 62 memenuhi kebutuhan pokoknya tenaga kerja. Perempuan dibutuhkan untuk menambah tenaga yang ada. Sedangkan dibidang industri yang membuka peluang bagi para perempuan untuk bekerja karena dengan berkembangnya industri berarti tersedianya pekerjaan yang cocok bagi perempuan sehingga terbukalah kesempatan kerja bagi perempuan. Dalam penelitian ini dapat dilihat alasan keterlibatan perempuan dalam masalah ekonomi dan ketersediaan sumber daya alam yang ada di sekitar tempat tinggal mereka mendorong lebih banyak perempuan untuk bekerja mencari nafkah sebagai pengrajin bambu. Hal ini terlihat dari hasil wawancara sebagai berikut : “Bila saya tidak bekerja sebagai pengrajin, rasanya waktu itu sayang sekali, terbuang begitu saja, jadi lebih baik ibu mengambil kesibukan sendiri, dimana kesibukan tersebut sangat bermanfaat bagi keluarga saya, lumayanlah untuk biaya anak sekolah.”Ilah Hal ini juga diperkuat oleh penuturan informan berikut ini: “ Ibu sangat bersyukur dengan adanya kerjaan ini, karena tidak menghalangi pekerjaan rumah, seperti mengurus anak, memasak dan lain sebagainya. Kerajinan tersebut bisa dikerjakan sembari melakukan pekerjaan rumah.”Ayu. Kegiatan perempuan pengrajin dalam peningkatan ekonomi banyak terkonsentrasi pada sektor informal. Mereka memiliki cara-cara atau terobosan- terobosan yang sangat berarti dalam membantu suami untuk menunjang kelangsungan ekonomi keluarga mereka. Bias jender dalam kehidupan ekonomi keluarga sudah tampak kabur karena para istri juga dituntut untuk ikut berperan dalam mencari tambahan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga, 63 sehingga mereka tidak hanya tinggal diam di rumah untuk menanti dan membelanjakan penghasilan suami mereka dari hasil tani, namun mereka juga ikut terlibat dalam kegiatan mencari nafkah. Ini tergambar sangat jelas pada masyarakat yang ada di Desa Timbang lawan, dimana beberapa perempuan memiliki penghasilan yang berbeda-beda. dapat dilihat dari hasil wawancara berikut “Begini dek kalau bicara soal kenapa ibu ikut berperan sebagai pencari nafkah itu lebih disebabkan karena kondisi ekonomi keluarga ibu yang menurun, terlebih lagi untuk biaya anak-anak sekolah dan juga keperluan rumah tangga lainnya. Ibu rasa dengan hanya mengandalkan penghasilan dari suamiitu tidak cukup untuk memenuhi segala kebutuhan keluarga ibu, makanya ibu memilih jalan jadi pengrajin bambu.”Nurmalawati Kesetaraan gender yang terjadi pada masyarakat desa Timbang lawan dimana adanya kesamaan kondisi bagi laki-laki dan perempuan untuk memperoleh kesempatan serta hak-haknya sebagai manusia, agar mampu berperan dan berpartisipasi dalam kegiatan politik, hukum, ekonomi, sosial budaya, pendidikan dan pertahanan dan keamanan nasional, serta kesamaan dalam menikmati hasil pembangunan tersebut. Adapun yang menjadi motivasi para pengrajin untuk ikut terjun melakukan kegiatan ekonomi yaitu: 1. Memenuhi kebutuhan rumah tangga. 2. Memanfatkan keterampilan yang ia miliki. 3. Merasa bertanggung jawab terhadap keluarga . 64

5.3. Bentuk Peran Perempuan Dalam Peningkatan Ekonomi Keluarganya