21
Kerusakan lingkungan adalah perbuatan manusia yang sadar atau tidak sadar, langsung maupun tidak langsung mengakibatkan rusaknya suatu
lingkurngan. Ilmu lingkungan bisa secara obyektif dan subyektif untuk kepentingan manusia. Tidak dapat disangkal bahwa manusia berperan sebagai
obyek tetapi pada waktu yang sama bisa juga berperan sebagai subjek. Sebenarnya jika sumber daya alam dimanfaatkan kalau hanya mengikuti
kebutuhan masing-masing secara individu, ia akan memiliki kemampuan meregenerasi dengan sendirinya. Hanya yang terjadi, penggunaan sumber daya
alam tidak memerhatikan daya dukung lingkungan, akibatnya lingkungan rusak dimana-mana dan besar kemungkinan tidak terselamatkan. Persoalan ini logis
terjadi. Jumlah populasi manusia yang meningkat,jelas akan diikuti meningkatnya konsumsi atas sumber daya alam manusia. Memang tidak mudah untuk
menyatakan siapa sebenarnya yang pertama-tama dan utama harus bertanggung jawab atas kerusakan-kerusakan lingkungan yang sekarang ini bisa dinyatakan
telah masuk ke area krisis.
2.4. Peran Perempuan dalam Peningkatan Ekonomi Keluarga
Ketika perempuan memutuskan untuk bekerja, setidaknya tedapat tiga alasan yaitu sebagai bentuk aktualitas diri, sebagai pengisi waktu dan upaya
keluar dari rutinitas rumah tangga, dan sebagai upaya mencari nafkah. Kesulitan hidup yang dialami sering kali memaksa perempuan mencari altenatif pekerjaan.
Sedangkan konsep lain menyatakan bahwa gender merupakan suatu sifat yang melekat pada kaum laki-laki maupun perempuan yang dikonstruksikan secara
sosial maupun kultural. Misalnya, perempuan itu dikenal lemah lembut, cantik,
22
emosional,dan keibuan. Sementara laki-laki dianggab kuat, rasional, jantan,
perkasa. Dan masing-masing ciri dari sifat-sifat tersebut dapat dipertukarkan.
Pada masyarakat yang ada di negara berkembang, dalam kenyataannya tidak hanya laki-laki dan tidak dapat menggandalkan laki-laki sepenuhnya yang
menjadi pencari nafkah. Ketika negara semakin miskin, tekanan terhadap perempuan untuk turut dalam mencari uang semakin intensif. Namun, pada
kondisi seperti itu pula kaum perempuan dipaksa menyiapkan dirinya untuk memperoleh upah yang murah, baik dalam pertanian, pabrik, atau sebagai pekerja
rumah tangga. Hal ini karena adanyapembagian kerja secara seksual yang mengandung makna bahwa perempuan kerap dipandang sebagai pencari nafkah
sekunder dalam keluarga, sedangkan laki-laki penafkah utama tanpa memandang fakta apakah memang begitu kenyataannya. Dalam kenyataannya, di negara-
negara selatan kerja yang dilakukan oleh sebagian besar perempuan miskinlah yang memungkinkan keluarga mereka dapat tetap bertahan hidup: semakin miskin
suatu keluarga semakin bergantung pada produktifitas ekonomi seorang perempuan Mosse, 2002: 46.
Pada umumnya yang mendorong perempuan terdorong untuk mencari nafkah memang adalah karena persoalan ekonomi rumah tangga. Dimana bila
hanya mengandalkan penghasilan suami saja belum dapat mencukupi kebutuhan keluarga yang senantiasa meningkat. Turut sertanya perempuan dalam mencari
nafkah ini memperlihatkan bahwa penghasilan rumah tangga meningkat sehingga pemenuhan kebutuhan keluarga dapat terpenuhi Suratiyah, 1996: 16-18.
23
2.5. Pengaruh Pengelolaan Alam Terhadap Mutu Lingkungan.