Investasi Regional Ekspor dan Impor Regional

Perkembangan Ekonomi Makro Regional 13 Grafik 1.6. Konsumsi Pemerintah dan Lembaga Nirlaba Menurut PDRB Harga Konstan di Provinsi Bengkulu juta rupiah kecuali dinyatakan lain Kons. Pemerintah 3.36 6.65 275,000 280,000 285,000 290,000 295,000 300,000 305,000 I II III IV I II 2008 2009 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00 9.00 10.00 g YOY Kons. Lemb. Nirlaba 30.06 20.74 - 5,000 10,000 15,000 20,000 25,000 I II III IV I II 2008 2009 0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 gYOY Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu, angka perkiraan, diolah Grafik 1.7. Perkembangan Dana Pemerintah di Bank Umum dan Belanja Pegawai Pemerintah Daerah di Provinsi Bengkulu juta rupiah kecuali dinyatakan lain Giro Milik Pemerintah 12.50 -13.93 -22.95 450,000 650,000 850,000 1,050,000 1,250,000 1,450,000 1 2 3 4 1 2 2008 2009 -25.00 -5.00 15.00 35.00 55.00 75.00 95.00 gYOY Belanja Pegawai 200,000 220,000 240,000 260,000 280,000 300,000 320,000 340,000 360,000 380,000 400,000 I II III IV I 2008 2009 -2 18 38 58 78 98 g YOY Sumber : Lap Bulanan Bank Umum – KBI Bengkulu dan Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu, angka perkiraan, diolah

1.1.2. Investasi Regional

Data investasi regional yang tercatat di BPS sebagaimana terlihat dari Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto PMTDB dan ditunjukkan pada tabel 1.1. di triwulan laporan mengalami kenaikan sebesar 9,70. Sementara pada triwulan sebelumnya pertumbuhannya mencapai 10,35. Sehingga terlihat adanya perlambatan pertumbuhan. Pencatatan BPS ini Perkembangan Ekonomi Makro Regional 14 merupakan investasi yang bersifat tambahan dan dilakukan oleh pelaku ekonomi daerah setempat yang dapat berupa tambahan bangunan atau peralatan untuk kegiatan usaha yang telah dijalaninya. Peningkatan investasi juga dapat diprediksikan dengan melihat kecenderungan kredit investasi yang disalurkan oleh perbankan dan volume penjualan semen di Provinsi Bengkulu. Pada triwulan II 2009, kredit investasi masih mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi, walaupun mengalami perlambatan. Sementara penjualan semen pun menunjukkan adanya tren peningkatan. Grafik 1.8. Perkembangan Kredit Investasi dan Konsumsi Semen di Provinsi Bengkulu juta rupiah kecuali dinyatakan lain Kredit Investasi 250,000 300,000 350,000 400,000 450,000 500,000 550,000 600,000 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 2008 2009 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 gYOY Kons. Semen ton 20,000 25,000 30,000 35,000 40,000 45,000 50,000 55,000 60,000 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 2008 2009 -20.00 0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 120.00 gYOY Sumber : Lap Bulanan Bank Umum – KBI Bengkulu dan Asosiasi Semen Indonesia, diolah

1.1.3. Ekspor dan Impor Regional

Menurut data BPS Provinsi Bengkulu, pada triwulan laporan terjadi penurunan net-ekspor secara tahunan y-o-y sebesar -2,74. Tren perkembangan ekspor dan impor antar daerahnegara di triwulan laporan dapat dilihat dari tabel 1.2. di bawah ini. Ekspor menurun dari Rp570.870 juta pada triwulan II tahun 2008 menjadi Rp545.635 juta, sedangkan impor juga menurun dari Rp313.014 juta menjadi Rp295.919 juta. Perkembangan Ekonomi Makro Regional 15 Tabel 1.2. Perkembangan Ekspor dan Impor Regional dalam pembentukan PDRB menurut Harga Konstan Provinsi Bengkulu juta rupiah 2008 2009 Q-1 Q-2 Q-3 Q-4 Q-1 Q-2 Ekspor 570.870 569.879 578.057 530.229 516.569 545.635 Impor 313.014 313.115 312.954 301.649 294.940 295.919 Net Ekspor Impor 257.856 256.764 265.103 228.580 221.629 249.717 Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu; angka sementara Sementara perkembangan ekspor daerah ke mancanegara berdasarkan pemberitahuan ekspor barang diperkirakan akan masih menurun secara tahunan, terutama dilihat dari nilai ekspornya. Tabel 1.3 di bawah menggambarkan kegiatan perdagangan lintas negara dari dan ke Provinsi Bengkulu yang dicatat berdasarkan data Pemberitahuan Ekspor Barang PEB. Dari tabel tersebut terlihat adanya penurunan nilai ekspor Provinsi Bengkulu pada triwulan laporan secara tahunan 1 . Penurunan nilai ekspor ini dipicu terutama oleh penurunan ekspor komoditas karet dan lemakminyak hewan nabati dengan komoditas utama minyak sawitCPO. Bila dicermati, terjadi pergeseran porsi ekspor dimana di tahun sebelumnya ekspor didominasi oleh karet dan CPO namun sejak triwulan IV tahun 2008 ekspor lebih didominasi oleh karet dan batubara. Menurut hasil SKDU dan liaison terungkap bahwa produsen CPO di Bengkulu saat ini lebih memilih untuk memasarkan produknya ke pasar domestik dibandingkan pasar ekspor karena hambatan jalur distribusi, ketidaksesuaian term of payment yang diharapkan dan diberlakukannya pungutan eskpor PE. 1 Berhubung data Juni 2009 belum tersedia, data triwulan II dihitung dengan asumsi realisasi ekspor Bulan Juni sama dengan rata-rata realisasi ekspor Bulan April dan Mei. Hal ini dengan perkiraan realisasi ekspor Juni tidak akan lebih baik dari bulan sebelumnya . Perkembangan Ekonomi Makro Regional 16 Tabel 1.3. Perkembangan Ekspor Barang-Barang Non-Migas Utama Menurut Jenis Barang di Provinsi Bengkulu nilai dalam ribu dollar, volume dalam ton 2008 2009 Mata Dagangan Ket. Q-1 Q-2 Q-3 Q-4 Q-1 Q-2 Pro- porsi Nilai 10.263 15.321 10.778 7.608 5.782 7.264 25,10 Lemakminyak hewannabati Volume 11.000 13.500 12.000 15.875 12.198 12.777 Nilai 290 475 704 333 218 836 2,89 Kakao dan produk kakao Volume 150 250 300 150 100 413 Nilai 9.896 10.097 9.007 12.555 18.346 9.502 32,83 Bahan bakar mineral Volume 311.403 276.801 200.589 252.221 159.822 241.081 Nilai 28.517 29.539 34.011 23.941 14.280 10.944 37,81 Karet dan barang dari karet Volume 11.882 11.055 11.404 9.707 10.737 8.831 Nilai 73 275 1.262 132 224 396 1,37 Lainnya Volume 3.013 12.842 20.925 6.778 8.485 11.372 Nilai 49.039 55.707 55.762 44.569 38.850 28.942 100 Total Volume 337.448 314.448 245.218 284.731 244.475 274.473 Sumber : SEKDA Provinsi Bengkulu, BI Bengkulu; angka perkiraan Penurunan nilai ekspor di triwulan laporan secara tahunan terlihat sangat signifikan dan diperkirakan mencapai 48,05. Penurunan ekspor terjadi hampir di seluruh komoditas ekspor daerah terutama dialami komoditas karet dan CPO yang masing-masing menurun sebesar 62,95 dan 52,59. Penurunan kinerja total ekspor triwulan II 2009 secara tahunan terjadi baik dari sisi nilai maupun volume ekspor dengan nilai ekspor turun lebih signifikan dibandingkan volume ekspor. Pada grafik 1.10 di bawah terlihat pertumbuhan tahunan ekspor yang terus menurun terjadi di seluruh mata dagangan ekspor utama daerah seperti karet, CPO dan batubara. Bahkan pertumbuhan minus terjadi sejak triwulan III tahun 2008. Jika dilihat ekspor secara kuantitas maka terlihat penurunan pertumbuhan terjadi pada komoditas batubara dan karet. Namun memasuki triwulan II 2009, batubara menunjukkan tren peningkatan volume ekspor, sementara karet masih terus menurun. Volume ekspor CPO mulai menurun tipis di triwulan II 2009 dibandingkan triwulan sebelumnya. Perkembangan Ekonomi Makro Regional 17 Grafik 1.9. Pertumbuhan Tahunan Ekspor Mancanegara Provinsi Bengkulu juta rupiah kecuali dinyatakan lain Nilai Ekspor -70 -50 -30 -10 10 30 50 70 90 110 130 I II III IV I II 2008 2009 CPO Karet Batubara Volume Ekspor -75 -25 25 75 125 175 I II III IV I II 2008 2009 CPO Karet Batubara Sumber : Lap Bulanan Bank Umum – KBI Bengkulu dan Asosiasi Semen Indonesia, diolah Indikasi penurunan pertumbuhan ekspor diduga karena dipengaruhi harga komoditas perkebunan dan pertambangan yang cenderung lebih rendah dibanding tahun-tahun sebelumnya. Hal ini terlihat dari grafik 1.10 di bawah dimana harga komoditas karet dan batubara mengalami kecenderungan menurun. Sedangkan CPO setelah mengalami perbaikan harga, mulai merosot kembali di akhir triwulan II 2009. Di sisi lain, pertumbuhan volume ekspor pada triwulan ini relatif stabil dan cenderung meningkat kecuali untuk karet. Grafik 1.10. Perkembangan Harga Beberapa Komoditas Ekspor Bengkulu dalam USkg untuk karet, USmetric ton untuk CPO batubara - 200 400 600 800 1,000 1,200 Ap r Ma Jun Jul Au g Sep Oc t No v Dec Ja n Feb Mar Ap r Ma Jun Jul Au g Sep Oc t No v Dec Ja n Feb Mar Ap r Ma Jun 2007 2008 2009 Karet CPO Batubara Sumber : DSM Bank Indonesia dan Bloomberg, diolah Perkembangan Ekonomi Makro Regional 18 Bila melihat jumlah ekspor berdasarkan negara pembeli Tabel 1.4, Singapura merupakan negara dengan nilai pembelian terbesar diikuti oleh Belgia dan Thailand. Nilai ekspor Provinsi Bengkulu ke tiga negara ini mencapai US15.662 ribu atau sekitar 81,17 dari nilai ekspor secara keseluruhan. Sementara itu, pembelian dari Amerika Serikat terlihat terus menurun sejak akhir 2008. Tabel 1.4. Perkembangan Ekspor Barang-Barang Non-Migas Utama Menurut Negara Pembeli di Provinsi Bengkulu nilai dalam ribu dollar, volume dalam ton 2008 2009 Negara Pembeli Ket. Q-1 Q-2 Q-3 Q-4 Q-1 Q-2 Nilai 10.202 7.840 8.977 9.398 2.787 1.048 Amerika Serikat Volume 4.409 3.037 3.205 3.452 1.909 863 Nilai 2.732 1.035 465 438 7.390 4.612 Thailand Volume 92.070 31.219 200 5.627 94.834 110.502 Nilai 14.990 18.338 19.227 14.966 10.362 6.119 Singapura Volume 39.233 57.886 22.527 16.064 7.940 13.800 Nilai 3.146 5.341 1.730 3.349 4.911 1.275 Malaysia Volume 83.250 120.583 34.741 64.538 27.467 27.978 Nilai 230 - 406 - - - Hongkong Volume 101 - 18.035 - - - Nilai - 113 - - - - Jerman Volume - 40 - - - - Nilai 11.516 17.101 12.136 7.612 6.027 4.931 Belgia Volume 11.524 14.163 12.463 14.137 12.381 8.578 Nilai 6.223 5.939 12.821 8.806 7.373 1.311 Lainnya Volume 106.861 87.520 154.047 180.913 46.811 21.260 Nilai 49.039 55.707 55.762 44.569 38.850 19.295 Total Volume 337.448 314.448 245.218 284.731 191.342 182.982 Sumber : SEKDA Provinsi Bengkulu, BI Bengkulu; data hingga bulan Mei`

1.2. PDRB Sisi Sektoral