Perkembangan Sistem Pembayaran
50
Hal ini terlihat dari grafik 5.1 yang menggambarkan signifikansi peningkatan kebutuhan uang kartal. Peningkatan ini ditengarai karena adanya pencairan dana
Bantuan Operasional Sekolah BOS, pencairan gaji ke tigabelas PNS dan pelaksanaan pemilihan umum pemilu yang berlangsung di bulan April dan Juli
2009.
Grafik 5.1. Perkembangan Inflow-Outflow Uang Kartal Provinsi Bengkulu
juta rupiah
- 50,000
100,000 150,000
200,000 250,000
300,000 350,000
400,000
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10 11 12
1 2
3 4
5 6
2008 2009
Inflow Outflow
Sumber : Bank Indonesia Bengkulu
5.2. Penyediaan Uang Kartal Layak Edar
Untuk menjaga kualitas uang yang beredar di masyarakat, maka Bank Indonesia Bengkulu melakukan kegiatan pemusnahan Uang yang Tidak Layak Edar
UTLE. UTLE selanjutnya akan dimusnahkan melalui proses peracikan atau Pemberian Tanda Tidak Berharga PTTB dengan menggunakan mesin racik. Rasio
jumlah PTTB terhadap inflow pada triwulan laporan mencapai 46,5, meningkat dibanding triwulan sebelumnya 10,37. Hal ini menggambarkan meningkatnya
tingkat kelusuhan uang yang diterima oleh kasir Bank Indonesia yang berasal dari setoran bank dan penukaran uang kecil. Salah satu yang menyebabkan terjadinya
kondisi ini adalah adanya kebijakan yang membatasi penyetoran ULE oleh Bank Indonesia sehingga perbankan harus mengedarkan uang kartal yang mereka miliki
dengan maksimal. Disamping itu, turunnya angka pembagi yaitu inflow atau setoran bank yang sangat signifikan menyebabkan meningkatnya rasio tersebut.
Perkembangan Sistem Pembayaran
51
Upaya berikutnya adalah peningkatan pemahaman masyarakat dalam menjaga uang kertas terus dilakukan agar masa guna dan kualitas uang kartal
dapat bertahan lebih lama. Upaya itu antara lain dengan menyosialisasikan tagline 3 D Bank Indonesia yang merupakan kepanjangan dari Didapat, Disimpan,
Disayang. Dengan tagline ini diharapkan masyarakat dapat lebih menghargai dan memperlakukan uang kertas yang dimilikinya dengan lebih baik.
Grafik 5.2. Perkembangan Rasio PTTB terhadap Inflow Provinsi Bengkulu
persen
39.95 39.17
0.00 34.81
62.61 88.58
52.18 35.39
10.37 46.50
20 40
60 80
100 120
Q-1 Q-2
Q-3 Q-4
Q-1 Q-2
Q-3 Q-4
Q-1 Q-2
2007 2008
2009 Sumber : Bank Indonesia Bengkulu
5.3. Penemuan Uang Palsu
Uang palsu yang dilaporkan oleh masyarakat dan bank kepada Bank Indonesia Bengkulu pada triwulan laporan mengalami peningkatan dibanding
triwulan sebelumnya, baik secara nilai rupiah maupun per lembarnya. Bahkan, jumlah uang palsu ini merupakan yang tertinggi dalam satu tahun terakhir. Uang
palsu yang dilaporkan berjumlah 42 lembar dengan nominal Rp2.910.000,00. Jenis pecahan uang palsu yang ditemukan dan dilaporkan selama periode laporan yang
terbanyak adalah pecahan Rp50.000,00 dan pecahan Rp100.000,00. Upaya yang dilakukan Bank Indonesia Bengkulu untuk mengurangi peredaran uang palsu
adalah melalui sosialisasi ciri-ciri keaslian uang Rupiah dimana frekuensi sosialisasi di tahun ini akan mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya.
Perkembangan Sistem Pembayaran
52
Grafik 5.3. Perkembangan Jumlah Uang Palsu yang Ditemukan di Provinsi Bengkulu
46
25 23
30 21
26 20
11 27
42
500,000 1,000,000
1,500,000 2,000,000
2,500,000 3,000,000
3,500,000
Q-1 Q-2
Q-3 Q-4
Q-1 Q-2
Q-3 Q-4
Q-1 Q-2
2007 2008
2009 -
10 20
30 40
50 60
70
Rupiah Lembar
Sumber : Bank Indonesia Bengkulu
5.4. Perkembangan Kliring Lokal